Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali​

9/4/2024 12:00 AM
Hits: 472

Laporan Perekonomian Provinsi Bali Agustus 2024

Bali
Triwulan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II 2024

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan II 2024 tumbuh cukup kuat, lebih tinggi dibandingkan nasional, mencapai 5,36% (yoy), meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,98% (yoy). Dari sisi penawaran, sumber pertumbuhan khususnya didorong oleh kinerja lapangan usaha (LU) utama yaitu pertanian dan akomodasi, makanan dan minuman. Pertumbuhan LU Pertanian didorong antara lain oleh meningkatnya produksi tabama di tengah masuknya periode musim panen dan berakhirnya kondisi cuaca El Nino. Selain itu, LU terkait pariwisata masih tumbuh tinggi, meski melandai dibandingkan triwulan sebelumnya disebabkan efek base year jumlah wisatawan yang sudah tinggi. Di sisi lain, kinerja LU Konstruksi masih tumbuh terbatas sejalan dengan terbatasnya proyek konstruksi strategis di triwulan laporan. Sementara itu dari sisi permintaan, kinerja pertumbuhan komponen investasi dan net ekspor masih cukup baik sehingga menopang pertumbuhan keseluruhan triwulan II 2024. Meski demikian, dari sisi pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga (RT), Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), dan Konsumsi Pemerintah tercatat melandai dibandingkan triwulan sebelumnya. Melambatnya konsumsi LNPRT dan Konsumsi Pemerintah disebabkan oleh normalisasi pasca tingginya aktivitas kampanye penyelenggaraan Pemilu 2024, serta pencairan Tunjangan Hari Raya (THR). Sementara itu, Konsumsi Rumah Tangga tumbuh melambat meski tetap tinggi sejalan dengan tetap terjaganya daya beli masyarakat di tengah pencairan gaji ke-13 dan tunjangan kinerja ASN, serta aktivitas konsumsi pada sejumlah HBKN.


BAB 2 PERKEMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH

Kinerja fiskal Provinsi Bali Tw II 2024 semakin meningkat, tercermin dari total realisasi pendapatan Pemerintah di Provinsi Bali yang tumbuh sebesar 21,62% (yoy), dari Rp24,07 triliun menjadi Rp29,28 triliun. Peningkatan tersebut utamanya didorong oleh kenaikan penerimaan pajak pada APBN, serta kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Bali dan 9 (sembilan) kabupaten/kota di Provinsi Bali.  Tingginya penerimaan pajak dan PAD sejalan dengan pemulihan pariwisata dan upaya Pemerintah Daerah dalam mendorong optimalisasi PAD melalui intensifikasi digitalisasi pembayaran pajak dan retribusi daerah serta penerapan pungutan wisatawan asing (PWA).

Peningkatan kinerja fiskal juga tercermin dari total realisasi belanja Pemerintah yang tumbuh 14,93% (yoy) dari Rp21,04 triliun menjadi Rp24,18 triliun. Capaian tersebut terutama didorong oleh realisasi belanja hibah dan belanja pegawai APBD kabupaten/kota di Bali yang tumbuh 214,18% (yoy) dan 13,25% (yoy), serta realisasi belanja pegawai APBN Provinsi Bali yang tumbuh 22,90% (yoy). Peningkatan belanja pegawai seiring dengan pembayaran gaji ke-13 yang dimulai sejak Juni 2024. Lebih lanjut, realisasi belanja pemerintah juga didorong oleh realisasi belanja modal APBN di Provinsi Bali yang tumbuh 31,62% (yoy), sejalan dengan perkembangan beberapa proyek strategis di Provinsi Bali yang sudah memasuki tahap penyelesaian.


BAB 3 PERKEMBANGAN INFLASI

Inflasi di Provinsi Bali pada triwulan II 2024 tercatat cukup stabil sebesar 2,71% (yoy) dalam rentang sasaran 2,5±1%.  Nilai ini lebih rendah bila dibandingkan triwulan I 2024 yang tercatat sebesar 3,67% (yoy). Penurunan tekanan inflasi tersebut seiring dengan perbaikan pasokan bahan pangan pada musim panen raya. Sebanyak empat kelompok komoditas mengalami penurunan tekanan inflasi, termasuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau, meskipun masih memberi andil inflasi tertinggi dibandingkan kelompok lainnya. Selain itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mengalami penurunan tekanan inflasi. Namun demikian, kelompok penyediaan makanan dan minuman serta kelompok transportasi menunjukkan kenaikan inflasi dibandingkan triwulan I 2024. Dibandingkan nasional, realisasi inflasi di provinsi Bali pada triwulan II 2024 tercatat lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 2,51% (yoy). Selanjutnya pada triwulan III 2024, tekanan inflasi tahunan diprakirakan akan mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya harga pangan bergejolak seiring dengan berakhirnya musim panen raya padi dan hortikultura, serta turut didorong permintaan pada hari besar keagamaan nasional (HBKN) Galungan. Lebih lanjut, inflasi keseluruhan tahun 2024 diprakirakan terjaga dalam rentang sasaran inflasi nasional 2,5±1%, didukung oleh upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) provinsi dan kabupaten/kota di provinsi Bali melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dalam kerangka kebijakan 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.


BAB 4 PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

Stabilitas sistem keuangan di Bali pada triwulan II 2024 tetap terjaga seiring dengan meningkatnya intermediasi perbankan. Hal tersebut tercermin pada pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang masih tinggi dan penyaluran kredit yang semakin menguat. Meski demikian, masih terdapat ruang optimalisasi penyaluran kredit khususnya untuk mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah bukan berbasis pariwisata. Pemulihan ekonomi dan pariwisata Bali pasca pandemi COVID-19 turut mendorong peningkatan penyaluran kredit, pertumbuhan DPK masyarakat, dan didukung oleh risiko kredit yang terjaga. Menguatnya kinerja perbankan juga terlihat dari tetap tingginya kinerja LU Jasa Keuangan dan Asuransi terutama dari kegiatan penyaluran kredit. Secara spasial, penyaluran kredit dan penghimpunan DPK masih terkonsentrasi pada daerah sentra kegiatan pariwisata yaitu di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan. Hal ini menunjukkan perlunya dorongan optimalisasi akses keuangan dan pembiayaan dalam rangka menurunkan kesenjangan ekonomi diantara daerah sentra pariwisata dan bukan berbasis pariwisata di Bali. Lebih lanjut, inklusi keuangan juga tumbuh tetap tinggi ditandai dengan tetap tingginya pertumbuhan dan akses penyaluran kredit kepada UMKM.


BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Aliran uang kartal pada triwulan I 2024 sesuai dengan pola seasonalnya menunjukkan posisi net outflow dari BI ke masyarakat. Hal ini sejalan dengan pelaksanaan sejumlah HBKN (Idul Fitri, Kenaikan Isa Al Masih, Waisak, dan Idul Adha) yang juga dibarengi dengan sejumlah hari cuti bersama. 

Sejalan dengan kinerja perekonomian yang melambat pada triwulan II, transaksi pembayaran nontunai di Provinsi Bali juga tumbuh melambat. Transaksi pada mayoritas instrumen pembayaran nontunai yakni kartu ATM/debit, kartu kredit, uang elektronik melambat seiring dengan kecenderungan masyarakat yang menahan konsumsi.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali berkomitmen menjaga kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun nontunai. Perluasan terhadap implementasi pembayaran secara nontunai terus dilakukan dengan kolaborasi bersama berbagai stakeholders dan komunitas daerah salah satunya melalui implementasi program flagship “Bali Digital Innovation Festival (BALIGIVATION): Empowering All" yang melibatkan berbagai stakeholder dan komunitas masyarakat.


BAB 6 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Tingkat kesejahteraan masyarakat Bali terus meningkat, seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I 2024. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bali menunjukkan tren perbaikan sejak Februari 2021, yang masih terus berlanjut hingga Februari 2024. Hal ini didukung oleh berlanjutnya pembukaan sejumlah lapangan usaha khususnya terkait dengan pariwisata seiring dengan terus meningkatnya kunjungan wisatawan ke Bali. LU dengan penambahan jumlah tenaga kerja terbesar pada posisi Februari 2024 adalah LU jasa keuangan dan asuransi serta LU industri pengolahan, transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, serta penyediaan akomodasi dan makan minum.

Sejalan dengan membaiknya TPT, kondisi kesejahteraan masyarakat di Bali juga menunjukkan peningkatan, yang terlihat dari penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada posisi terakhir yaitu Maret 2024. Sejalan dengan itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bali tahun 2023 semakin meningkat dan lebih tinggi dibandingkan nasional.


BAB 7 PROSPEK PEREKONOMIAN BALI TAHUN 2024

Perekonomian Bali pada tahun 2024 diproyeksikan tumbuh pada rentang 5,10% – 5,90% (yoy) dan tumbuh diatas proyeksi PDB nasional pada rentang 4,7-5,5%. Dorongan terhadap kinerja perekonomian Bali utamanya bersumber dari kinerja LU Pertanian dan LU Konstruksi serta tetap tingginya LU terkait pariwisata. Kinerja LU Pertanian diprakirakan tumbuh positif dari tahun sebelumnya yang sempat mengalami kontraksi sejalan dengan membaiknya prakiraan musim panen raya tabama dan hortikultura serta peningkatan kinerja peternakan dan perikanan pasca fenomena El Nino pada tahun 2023. Kinerja LU konstruksi juga diprakirakan meningkat seiring dengan berlanjutnya realisasi proyek multiyears dan akan dimulainya beberapa proyek strategis seperti LRT dan Tol Gilimanuk-Mengwi. Sementara itu, kinerja LU perdagangan diprakirakan melambat terkait dengan indikasi kecenderungan masyarakat yang menahan konsumsi.

Pada tahun 2024, tingkat inflasi Provinsi Bali diprakirakan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 2,5±1 % (yoy) meski di tengah kenaikan tekanan permintaan dan berlanjutnya peningkatan harga beberapa komoditas global. Ke depan, tetap diperlukan langkah-langkah antisipatif yang strategis, dan kolaborasi antara Pemerintah, lembaga, dan pelaku usaha, dalam menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga, terutama komoditas pangan strategis.​

Lampiran
Kontak

​​Contact Center BICARA: (62 21) 131

e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Provinsi Bali


Halaman ini terakhir diperbarui 9/11/2024 10:26 AM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga