EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kinerja perekonomian Provinsi NTT pada triwulan I 2025 meningkat, didorong oleh peningkatan kinerja Lapangan Usaha (LU) utama yang mendukung perbaikan neraca perdagangan. Perekonomian Provinsi NTT triwulan I 2025 tumbuh 4,55% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,03% (yoy). Net Ekspor yang meningkat dengan kuat seiring dengan penurunan impor menopang kinerja perekonomian pada triwulan laporan. Kinerja Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah tercatat masih tumbuh positif meski sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, Investasi mengalami pelemahan kinerja seiring dengan penurunan realisasi investasi bangunan. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dan LU Perdagangan Besar dan Eceran (PBE) menjadi pengungkit utama kinerja perekonomian pada triwulan laporan.
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Realisasi total belanja pemerintah (APBD dan APBN) di Provinsi NTT pada triwulan I 2025 mencapai Rp9,67 triliun atau terkontraksi sebesar 3,43% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mampu tumbuh mencapai 8,12% (yoy). Nominal realisasi belanja tersebut mencapai 14,75% dari anggaran tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 14,51%. Realisasi utamanya didukung oleh komponen belanja pegawai, seiring dengan pencairan dana tunjangan hari raya (THR) aparatur Sipil Negara (ASN)/TNI/Polri dan pensiunan pada bulan Maret 2025. Sementara itu, secara umum penurunan performa belanja terdapat pada komponen belanja barang dan jasa serta belanja modal seiring dengan kebijakan efisiensi anggaran APBN dan APBD melalui Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025. Dari sisi realisasi pendapatan, realisasi pendapatan pemerintah Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi NTT pada triwulan I 2025 tercatat tumbuh sebesar 6,35% (yoy), meningkat dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar 16,59% (yoy). Realisasi pendapatan ini mencapai 13,32% dari total pagu anggaran pendapatan APBD Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi NTT. Tingginya realisasi pendapatan ini seiring dengan penerapan Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UU PDRD) yang telah efektif dari tahun sebelumnya sehingga meningkatkan pendapatan dari kedua komponen tersebut.
PERKEMBANGAN INFLASI
Inflasi Provinsi NTT pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 1,86% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 1,19% (yoy), lebi tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 1,06% (yoy). Inflasi utamanya disebabkan oleh peningkatan IHK pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya. Di sisi lain, kelompok Transportasi tercatat mengalami deflasi. Inflasi kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau utamanya didorong oleh peningkatan harga komoditas hortikultura akibat penurunan produksi. Pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan di tengah gejolak geopolitk. Sementara itu, tarif angkutan udara yang berada pada kelompok transportasi menjadi penyumbang deflasi di Provinsi NTT.
Pada triwulan II 2025, tekanan inflasi Provinsi NTT diprakirakan sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan konsumsi masyarakat di tengah perayaan HBKN dan masa liburan sekolah. Selain itu, pencairan gaji ke-13 pegawai negeri sipil (PNS) dapat menjadi pendorong peningkatan konsumsi masyarakat untuk beberapa komoditas. Sementara itu, produksi komoditas hortikultura yang masih tertahan akibat musim kemarau basah yang berlangsung perlu diwaspadai pada harga komoditas hortikultura. Di sisi lain, terjaganya hasil produksi padi dapat menahan laju inflasi komoditas beras di Provinsi NTT.
STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAERAH
Secara umum, stabilitas sistem keuangan di Provinsi NTT pada triwulan I 2025 masih terjaga. Hal ini tercermin dari pertumbuhan penyaluran kredit tercatat masih tetap tumbuh sebesar 0,06% (yoy), didorong oleh pertumbuhan pada konsumsi. Adapun fungsi intermediasi perbankan tetap tinggi, dengan LDR mencapai 132,53%. DPK tercatat mengalami kontraksi sebesar 1,10% (yoy), yang ditopang oleh pertumbuhan tabungan sebesar 3,16% (yoy). Tingkat risiko masih terjaga, dengan rasio NPL (gross) sebesar 3,49% dan masih berada di bawah level 5%.
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Indikator sistem pembayaran nontunai mengalami kontraksi pada triwulan I 2025. Transaksi BI-RTGS mengalami kontraksi, namun tidak lebih dalam dibandingkan triwulan IV 2024 dan SKNBI sedikit mengalami penurunan lebih dalam dibandingkan triwulan IV 2024. Sementara itu indikator sistem pembayaran tunai mengalami net inflow pada triwulan I 2025. Dari sisi inflow mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, akan tetapi dari sisi outflow mengalami penurunan.
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi NTT per Februari 2025 masih tetap menunjukkan tren pertumbuhan, yang tercermin dari peningkatan jumlah angkatan kerja dan jumlah orang bekerja. Pada Februari 2025, jumlah penduduk usia kerja di Provinsi NTT meningkat sebesar 1,75% (yoy) menjadi 4,06 juta orang, dimana jumlah orang yang bekerja sebanyak 2,98 juta orang. Namun demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2025 mengalami peningkatan sebesar 0,06% (yoy) dibandingkan Februari 2024 menjadi 3,23%. Kondisi kesejahteraan di Provinsi NTT menunjukkan tren peningkatan yang tercermin dari rasio kemiskinan pada September 2024 tercatat sebesar 19,02% atau menurun dibandingkan 19,48% pada periode Maret 2024. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi NTT mengalami peningkatan pada tahun 2024 menjadi 69,14 di tengah sedikit penurunan gini ratio per September 2024 menjadi 0,31. Lebih lanjut, Nilai Tukar Petani (NTP) berdasarkan sub sektor mengalami peningkatan pada sektor padi palawija, hortikultura, dan perikanan sedangkan peternakan dan perkebunan mengalami sedikit penurunan.
PROSPEK PEREKONOMIAN
Akselerasi perekonomian Provinsi NTT pada keseluruhan tahun 2025 diprakirakan terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada tahun 2025 diproyeksikan tumbuh meningkat dalam kisaran 3,60 – 4,40% (yoy). Dari sisi pengeluaran, perekonomian Provinsi NTT 2025 ditopang oleh pertumbuhan dari sisi konsumsi rumah tangga dan perbaikan defisit neraca perdagangan. Sementara itu, dari sisi Lapangan Usaha (LU), prospek menguatnya kinerja LU Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dan LU Perdagangan Besar dan Eceran menjadi sumber pertumbuhan utama Provinsi NTT tahun 2025. Kinerja perekonomian keseluruhan tahun juga didukung oleh pertumbuhan positif LU Industri Pengolahan serta LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.
Inflasi Provinsi NTT pada tahun 2025 diprakirakan berada dalam rentang sasaran 2,5±1 % (yoy). Berdasarkan kelompok pengeluarannya, melandainya tekanan inflasi utamanya didukung oleh kelompok: Makanan, Minuman dan Tembakau, Transportasi, Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya. Meredanya intensitas El Nino diprakirakan dapat menekan laju inflasi kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan hasil produksi yang kembali meningkat pasca dimulainya musim hujan pada akhir tahun 2024 s.d awal tahun 2025. Sinergi dan kolaborasi berbagai upaya yang dilakukan pemangku kepentingan menjadi kunci untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan komoditas pangan, serta penguatan sinergi dan koordinasi kebijakan yang erat melalui TPIP – TPID dalam pelaksanaan GNPIP yang terus berlanjut pada tahun 2025.