Pertumbuhan Ekonomi Regional
Pada triwulan I 2025, ekonomi Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,04% (yoy), melambat dibandingkan triwulan IV 2024 yang tumbuh sebesar 4,43% (yoy) dan periode triwulan I 2024 yang tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Secara kuartal, pertumbuhan ekonomi Kalteng pada triwulan I 2025 terkontraksi sebesar 6,57% (qtq) menurun tajam dibandingkan pertumbuhan kuartal IV 2024 yang tercatat tumbuh sebesar 8,29% (qtq). Perlambatan pertumbuhan disebabkan oleh melemahnya kinerja PMTB (investasi) yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 0,36% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tercatat tumbuh sebesar 8,41% (yoy). Penurunan kinerja PMTB didorong oleh realisasi belanja modal pemerintah baik yang bersumber dari APBN maupun APBD mengalami penurunan 75,23% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya mengalami peningkatan realisasi investasi. Konsumsi pengeluaran pemerintah tercatat tumbuh sebesar 13,57% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,07% (yoy). Peningkatan konsumsi pemerintah didorong oleh realisasi belanja pegawai khususnya dalam penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) yang direalisasikan di bulan Maret 2025. Sejalan dengan itu, sektor konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tercatat mengalami kontraksi sebesar 0,21% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 12,16% (yoy) disebabkan oleh tingginya base effect konsumsi LNPRT setelah berakhirnya pelaksanaan Pilkada pada bulan November 2024.
Dilihat dari sisi sektoral, LU utama perekonomian Kalimantan Tengah didominasi oleh LU pertanian dan perkebunan (23,73%), LU industri pengolahan (16,88%), LU perdagangan besar dan eceran/PBE (12,51%), LU pertambangan (10,39%), dan LU transportasi pergudangan (7,41%). Presentase pertumbuhan sektor utama perekonomian Kalteng mayoritas tumbuh moderat dengan LU transportasi pergudangan tumbuh tinggi sebesar 10,72% (yoy), disusul oleh LU pertanian dan perkebunan sebesar 5,72% (yoy), dan LU PBE yang tumbuh 4,67% (yoy). Pertumbuhan sektor pertanian didorong oleh kenaikan produksi padi sebesar 100,03% (qtq) seiring puncak masa panen padi yang jatuh sepanjang triwulan I 2025. Selain itu, implementasi program strategis pemerintah seperti program optimalisasi lahan rawa turut meningkatkan produksi padi. Sementara itu, produksi Tandan Buah Segar (TBS) tercatat mengalami sedikit koreksi dibandingkan triwulan sebelumnya. LU transportasi dan pergudangan mengalami peningkatan cukup tinggi disebabkan adanya perayaan HBKN Imlek dan Idul Fitri yang mendorong adanya peningkatan permintaan transportasi untuk keperluan mudik. Di sisi lain, beberapa sektor mengalami perlambatan diantaranya LU pertambangan, LU Konstruksi dan LU penyediaan akomodasi dan makanan minuman. LU Pertambangan mengalami kontraksi 2,44% (yoy) seiring dengan penurunan produksi batu bara. Produksi batubara pada triwulan laporan sebesar 17,11 juta ton atau turun 32,45% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 25,33 juta ton. Sektor konstruksi juga tercatat mengalami kontraksi sebesar 0,71% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya mampu tumbuh 4,42% (yoy) disebabkan oleh perlambatan realisasi belanja modal pemerintah di awal tahun. Sejalan, perlambatan juga terjadi pada LU penyediaan akomodasi dan makanan minuman yang disebabkan oleh menurunnya porsi kegiatan pemerintah seperti seminar dan sosialisasi yang dilaksanakan di hotel menjadi di ruang kantor dalam rangka realokasi anggaran pemerintah. Di sektor lain seperti pertumbuhan LU perdagangan besar dan eceran (PBE) meskipun mampu tumbuh 4,67% (yoy) pada triwulan berjalan tetapi mengalami perlambatan dari triwulan sebelumnya yang tumbuh tinggi sebesar 7,01% (yoy). Perlambatan ini didorong oleh menurunnya tingkat konsumsi masyarakat yang tercermin dari penurunan indeks keyaninan konsumen (IKK) triwulan I 2025 yang tercatat 125,17 atau melemah dari 128,75 meskipun masih berada dalam kondisi optimis.
Memasuki triwulan II 2025, ekonomi Kalimantan Tengah diprakirakan masih akan mengalami pertumbuhan meskipun sedikit melambat dari triwulan sebelumnya. Dari sisi permintaan, kinerja konsumsi pemerintah diprakirakan mengalami perlambatan sejalan dengan adanya program efisiensi anggaran yang dilakukan meskipun sedikit mengalami pelonggaran dari triwulan sebelumnya. Selain itu, belanja pegawai juga diprakirakan mengalami penurunan cukup tajam mengingat penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) telah dilakukan di triwulan I 2025. Perlambatan pada triwulan berjalan juga diprakirakan didiorong oleh pelemahan sektor konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) setelah berakhirnya periode ramadhan dan HBKN Idul Fitri di triwulan sebelumnya, selain itu juga tidak adanya kegiatan akbar seperti Pemilu yang telah dilakukan tahun lalu turun menurunkan sektor LNPRT. Di sisi lain, pertumbuhan kinerja triwulan II 2025 diprakirakan bersumber dari kinerja konsumsi rumah tangga (RT) yang meningkat yang didorong oleh periode arus balik lebaran serta banyaknya libur HBKN dan cuti bersama di periode berjalan yang akan meningkatkan aktivitas ekonomi rumah tangga. Kinerja investasi (PMTB) diprakirakan masih mampu melanjutkan penguatan utamanya didorong oleh realisasi kegiatan investasi dari sektor swasta untuk menopang kenaikan konsumsi rumah tangga dan sektor pemerintah seiring dengan mulai masuknya periode belanja pada proyek-proyek pemerintah.
Dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi didorong oleh sektor pertambangan dan dan sektor perdagangan besar dan eceran. LU pertambangan diorakirakan melambat seiring dengan adanya tren penurunan harga batu bara internasional. Sektor Perdagangan juga diprakirakan mengalami perlambatan disebabkan berakhirnya HBKN ramadhan dan Idul Fitri yang mendorong aktivitas perdagangan masyarakat. Perlambatan sektor perdagangan diprakirakan akan mempengaruhi perlambatan sektor transportasi dan pergudangan sebagai dampak dari penurunan aktivitas tranportasi angkutan darat dan udara masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, perlambatan pertumbuhan juga didorong oleh sektor administrasi pemerintahan yang disebabkan adanya perlambatan pada belanja pegawai setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh cukup tinggi akibat pencairan THR ASN di Kalimantan Tengah. Di sisi lain, sektor pertanian diprakirakan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di triwulan berjalan. Peningkatan sektor pertanian didorong oleh mulai berlangsungnya musim peak crop komoditas TBS yang didukung oleh cuaca yang lebih stabil dan optimal dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, adanya program Cetak Sawah Rakyat (CSR) oleh Pemerintah Pusat juga turut mendorong pertumbuhan produksi padi meskipun sedikit melemah dari triwulan I 2025. Proyeksi kenaikan produksi TBS turut meningkatkan proyeksi produksi CPO dimana secara tahunan, produksi TBS dan CPO di bulan April 2025 masing-masing mengalami peningkatan sebesar 22,78% (yoy) dan 22,27% (yoy). Kemudian sektor penyediaan akomodasi dan makanan minuman diprakirakan meningkat sejalan dengan adanya pelonggaran kebijakan efisiensi anggaran dan adanya beberapa musim long weekend yang akan mendorong kegiatan wisata dari sektor rumah tangga.
Perkembangan Keuangan Daerah
Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah terhadap pagu dari 14 kabupaten/kota dan provinsi sampai dengan triwulan I 2025 sebesar 15,74% atau secara nominal mencapai sebesar Rp5,18 triliun. Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2024 dengan realisasi mencapai sebesar 13,90% dengan dukungan terutama dari komponen pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat. Di sisi lain, pendapatan pajak daerah menurun seiring dengan kinerja pertambangan yang melambat terutama pada ekspor batu bara. Secara spasial, realisasi pendapatan terhadap pagu tertinggi diraih oleh Kabupaten Kotawaringin Barat dengan capaian realisasi sebesar 21,09%.
Realisasi belanja Pemerintah Daerah terhadap pagu sampai dengan triwulan I 2025 sebesar 8,49%, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 8,53%. Pelemahan tersebut dipengaruhi oleh komponen belanja modal yang sejalan dengan pemberlakuan efisiensi pemerintah melalui Inpres No.1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025. Kabupaten Gunung Mas menjadi wilayah dengan realisasi belanja terhadap pagu paling tinggi yakni sebesar 13,29%.
Perkembangan Inflasi Daerah
Berdasarkan empat kota IHK nya, inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan I 202 1,33% (yoy), meningkat dari triwulan IV 2024 yang inflasi sebesar 1,03% (yoy). Peningkatan laju inflasi tahunan gabungan keempat kabupaten/kota IHK Kalimantan Tengah utamanya berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran. Komoditas emas perhiasan, ikan gabus, dan Sigaret Kretek Mesin (SKM) masih menjadi penyumbang inflasi terbesar di Kalimantan Tengah. Kenaikan harga emas didorong oleh ketidakstabilan ekonomi global akibat perang dangang antara US dan China yang berimplikasi pada fluktuasi pasar keuangan, serta tensi geopolitik masih tinggi meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe heaven. Ikan gabus menjadi komoditas penyumbang inflasi pada triwulan I 2025 karena kondisi cuaca dengan kondisi curah hujan sedang-tinggi sehingga menurunkan produksi perikanan tangkap. Sementara itu, tekanan inflasi dari transmisi kenaikan harga rokok masih terus berlanjut hingga tahun 2025 akibat diberlakukannya HJE (Harga Jual Eceran) rokok mulai 1 Januari 2025.
Pada triwulan I 2025, empat kabupaten/kota IHK Kalimantan Tengah mencatatkan inflasi gabungan sebesar 1,33% (yoy), lebih rendah dari rata-rata capaian inflasi di periode yang sama selama 3 tahun terakhir 2023-2025 sebesar 3,23% (yoy).
Pembiayaan Daerah Serta Pengembangan Akses Keuangan, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Pada triwulan I 2025, kondisi pembiayaan daerah di Kalimantan Tengah tumbuh melambat yang tercermin dengan rasio LDR yang menurun seiring dengan risiko yang tetap terjaga. Pertumbuhan kredit sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang disebabkan oleh pertumbuhan kredit modal kerja dan investasi yang lebih rendah. Berdasarkan segmen, kredit korporasi, rumah tangga, dan UMKM juga tercatat mengalami pertumbuhan walaupun melambat dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan DPK secara tahunan meningkat dibanding triwulan sebelumnya, didorong oleh pertumbuhan giro pemerintah daerah sejalan dengan realisasi belanja daerah yang lebih rendah dampak efisiensi anggaran. DPK korporasi juga mengalami peningkatan seiring peningkatan aktivitas ekonomi pada periode HBKN Ramadan dan Idul Fitri. Risiko kredit perbankan masih terjaga pada level yang aman. Hal ini tercermin oleh rasio NPL yang meningkat dari sebesar 3,56 pada triwulan IV 2024 menjadi sebesar 3,75 pada triwulan I 2025 namun tetap di bawah threshold (<5%).
Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah
Net outflow uang kartal dari Bank Indonesia kepada perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan I 2025 mengalami penurunan sejalan dengan adanya perlambatan ekonomi pada triwulan I 2025 dan peningkatan transaksi non tunai digital QRIS. Perkembangan transaksi QRIS mengalami peningkatan baik dari sisi jumlah merchant, dan volume transaksi dan nominal transaksi. Sementara itu, transaksi pembayaran non-tunai kliring mengalami penurunan baik dari sisi nominal maupun volume dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) mengalami penurunan dari sisi volume dan sisi nilai nominal.
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
Di tengah kinerja ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I 2025 yang terkontraksi dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Kalimantan Tengah pada Februari 2025 tercatat mengalami peningkatan menjadi sebesar 69,90%, dibandingkan Februari 2024 sebesar 67,83%. Hal ini didorong oleh peningkatan pekerja tidak penuh. Bekerja tidak penuh tercatat sebanyak 479,62 ribu jiwa pada Februari 2025, meningkat menjadi 447,17 ribu jiwa pada Februari 2024.
Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. NTP gabungan di Kalimantan Tengah pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 134,81, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 130,74 (qtq). Dari kelima sub sektor, nilai tukar yang mengalami peningkatan cukup tinggi pada triwulan I 2025 berasal dari NTP tanaman perkebunan rakyat, yaitu sebesar 163,19, meningkat sebesar 25,48% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 137,71.
Prospek Perekonomian Daerah
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,8% (yoy) pada tahun 2025 dan sebesar 3,0% (yoy) pada tahun 2026. Prospek ekonomi global saat ini sangat dipengaruhi oleh pilihan kebijakan fiskal dan moneter, intensitas fragmentasi geoekonomi, serta kemampuan pemerintah untuk melakukan reformasi struktural yang telah lama tertunda. Prakiraan pertumbuhan ekonomi global melambat disebabkan oleh Amerika Serikat diprediksi tumbuh sebesar 1,8% (yoy) pada tahun 2025, melambat dibanding proyeksi sebelumnya, sementara Eropa hanya mencapai 0,8% (yoy) akibat tekanan ekonomi dan ketidakpastian politik yang masih membayangi kawasan tersebut. Tiongkok diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 4,0% (yoy), melambat dari proyeksi sebelumnya. Revisi proyeksi ini dsebabkan oleh kebijakan tarif perdagangan China-Amerika. Disisi lain, India tetap menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat dengan pertumbuhan sebesar 6,2% (yoy), namun adanya potensi perang India-Pakistan akan dampat menyebabkan penyesuaian lebih lanjut. Proyeksi inflasi global diprakirakan akan terus menurun dengan penurunan inflasi yang lebih cepat terjadi di negara maju dibandingkan dengan negara berkembang.
Ekonomi Kalimantan Tengah di tahun 2025 masih akan dipengaruhi oleh ketidakpastian global. Dari sisi permintaan, sejumlah sektor ekonomi masih memiliki potensi untuk tumbuh kuat seperti kinerja konsumsi rumah tangga dan ekspor yang tumbuh meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi penawaran, sektor pertanian mengalami peningkatan didorong oleh program cetak sawah rakyat yang meningkatkan produksi padi, sawit serta kenaikan produksi karet seiring perbaikan harga global. Mencemati perkembangan ini, diprakirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tahun 2025 dalam kisaran 4,00% - 5,00% (yoy). Tekanan inflasi diprakirakan meningkat moderat di tahun 2025 sehingga dapat memenuhi sasaran inflasi Nasional 2,5±1% (yoy). Inflasi yang meningkat utamanya disokong oleh peningkatan inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau; kelompok transportasi dan kelompok perawatan pribadi dan lainya. Sinergi kebijakan terus dilakukan oleh TPID melalui GNPIP sepert pengembangan cetak sawah rakyat, IR42 dan optimalisasi lahan rawa, serta upaya lainnya dalam mengendalikan inflasi pangan.