Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan I 2025 tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2025 utamanya berasal dari lapangan usaha (LU) Industri Pengolahan; serta LU Pertambangan dan Penggalian, seiring dengan meningkatnya produksi dan ekspor logam timah dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dari sisi pengeluaran, perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung utamanya disumbang oleh Ekspor Barang dan Jasa, khususnya komoditas strategis timah, serta diikuti komponen Konsumsi Rumah Tangga yang didukung oleh meningkatnya konsumsi dan mobilitas masyarakat pada momentum HBKN Imlek, Ramadan dan menjelang Idulfitri serta Cengbeng.
Sampai dengan triwulan I 2025, realisasi pendapatan daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai Rp1,92 triliun atau lebih rendah 3,47% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi tersebut setara dengan 21% dari pagu. Sedangkan realisasi belanja daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota sebesar Rp1,61 triliun atau setara dengan 16,21% dari
pagu. Secara tahunan, realisasi belanja daerah tersebut tumbuh 20,36% (yoy). Sementara realisasi belanja APBN kementerian/lembaga di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai Rp521,94 miliar atau setara dengan 17,61% dari pagu.
Inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan I 2025 masih berada dalam level yang terjaga sebesar 1,13% (yoy). Capaian inflasi tersebut didorong oleh terkendalinya komoditas utama pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dan kelompok transportasi menjelang Ramadan dan HBKN Idulfitri 2025. Seluruh Kabupaten/Kota IHK di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi, antara lain
Kota Pangkalpinang mengalami inflasi 1,39% (yoy), Kabupaten Belitung Timur mengalami inflasi 1,33% (yoy), Kabupaten Bangka Barat mengalami inflasi 0,88% (yoy), dan Kota Tanjungpandan mengalami inflasi 0.71% (yoy). Dengan demikian, capaian inflasi tahunan Provinsi serta 4 Kabupaten/Kota IHK Kepulauan Bangka Belitung tercatat masih terkendali di bawah sasaran 2,5 ± 1%.
Kondisi stabilitas sistem keuangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I 2025 secara umum semakin membaik dan tetap berdaya tahan. Kinerja penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) terpantau tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, disertai dengan rasio Loan to Deposit (LDR) yang turut membaik. Kualitas penyaluran kredit juga tercatat tetap baik, seiring dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) yang tetap terjaga di bawah threshold.
Transaksi nontunai di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan I tahun 2025, menunjukkan pertumbuhan yang positif, seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi selama momen Ramadan dan Idulfitri. Peningkatan ini tecermin pada pertumbuhan transaksi melalui sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Sementara itu, meskipun mengalami kontraksi,
nilai transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, transaksi tunai mencatatkan arus keluar bersih (net outflow), yang disebabkan oleh tingginya permintaan uang tunai dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat selama periode Ramadan dan Idulfitri.
Indikator ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan I 2025 melemah dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut terlihat dari rasio Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang menurun disertai dengan kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Dari sisi indikator kesejahteraan, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat membaik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meskipun persentase penduduk miskin mengalami peningkatan. Namun demikian, berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia masyarakat tetap optimis baik untuk kondisi saat ini ataupun kondisi 6 bulan yang akan datang.
Secara keseluruhan tahun 2025, perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diprakirakan akan membaik secara bertahap, pasca dinamika komoditas unggulan timah pada tahun sebelumnya. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), perekonomian diprakirakan ditopang oleh LU utama, antara lain LU Industri Pengolahan; LU Pertambangan dan Penggalian; serta LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Dari sisi pengeluaran, akselerasi kinerja perekonomian diprakirakan berasal dari komponen Ekspor Barang dan Jasa, serta kuatnya Konsumsi Rumah Tangga. Sementara itu, tekanan inflasi pada tahun 2025 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2024, terjaga dalam rentang sasaran nasional 2,5±1% (yoy).
