Ekonomi Sumatera Selatan tetap tumbuh kuat pada triwulan I 2025 sebesar 5,22% (yoy) yang didorong oleh aktivitas perdagangan pada periode HBKN Ramadan dan Idul Fitri serta kinerja ekspor yang terus terakselerasi. Kinerja perekonomian Sumatera Selatan tercatat lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi regional Sumatera yang tercatat sebesar 4,85% (yoy) dan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 4,87% (yoy). Dari sisi pengeluaran, kinerja Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan I 2025 bersumber dari komponen konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor luar negeri yang memberikan andil tertinggi. Berdasarkan pertumbuhan, peningkatan kinerja ekonomi pada triwulan laporan berasal aktivitas ekspor. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan I 2025 bersumber dari komponen LU Pertambangan dan Penggalian serta LU Industri Pengolahan yang memiliki andil tertinggi. Adapun secara pertumbuhan, kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan serta LU Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menjadi faktor pendorong tumbuhnya ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, LU Pertambangan dan Penggalian dan LU Industri Pengolahan menjadi faktor penahan laju pertumbuhan ekonomi Sumatera pada triwulan I 2025.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan I 2025 menunjukkan kinerja realisasi pendapatan dan belanja yang relatif tinggi, meski untuk realisasi pendapatan sedikit termoderasi dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Adapun realisasi belanja pada triwulan laporan meningkat dibandingkan triwulan I 2024 di tengah blokir dan efisiensi anggaran. Realisasi pendapatan pemerintah (APBD dan APBN) di Sumatera Selatan sampai dengan triwulan I 2025 tercatat sebesar Rp10,81 triliun, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp12,53 triliun. Adapun realisasi pendapatan tersebut secara persentase turut termoderasi dari 18,54% pada triwulan I 2024 menjadi 16,82% pada triwulan I 2025, yang terutama disebabkan oleh penurunan realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan akibat efisiensi anggaran. Selain itu, realisasi belanja pemerintah (APBD dan APBN) di Sumatera Selatan sampai dengan triwulan I 2025 mencapai Rp15,24 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp14,79 triliun. Secara persentase, realisasi belanja tersebut menunjukkan kenaikan dari 14,56% pada tahun 2024 menjadi 15,09% pada triwulan I 2025. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan pada komponen belanja pegawai. Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) triwulan I 2024 sebesar 23,78% dari pagu, meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar 19,75% dari pagu. Hal ini disebabkan alokasi DAU pada 2025 lebih besar dibanding 2024 dan peningkatan ketertiban administrasi pembayaran pajak sehingga pelaksanaan rekonsiliasi pajak dapat dilakukan di awal periode.
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Tekanan inflasi Provinsi Sumatera Selatan tercatat meningkat pada triwulan I 2025 sejalan dengan masuknya periode Ramadhan dan HBKN Idul Fitri 1446 H yang mendorong konsumsi masyarakat. Inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 1,77% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan IV 2024 yang sebesar 1,20% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi tersebut sejalan dengan tingginya konsumsi masyarakat pada periode Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H di tengah normalisasi diskon tarif listrik per Maret 2025. Selanjutnya, tekanan inflasi pada triwulan II 2025 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya didorong oleh peningkatan inflasi inti, tetap kuatnya dorongan inflasi pangan bergejolak, serta normalisasi berbagai stimulus tarif di triwulan sebelumnya (listrik, tol, pulsa, dan pesawat). Adapun prospek inflasi IHK di tahun 2025 diperkirakan akan kembali ke dalam sasaran inflasi nasional sebesar 2,5±1% dengan sinergi BI-TPID, digitalisasi, ketahanan pangan, dan komunikasi efektif untuk menjaga ekspektasi konsumen di tengah dorongan konsumsi yang tetap kuat. Kegiatan pengendalian inflasi daerah akan terus dilanjutkan untuk menjaga stabilitas harga dengan tetap berpedoman pada strategi Pengendalian Inflasi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif).
PEMBIAYAAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
Kinerja stabilitas sistem keuangan Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2025 masih terjaga dengan baik di tengah tendensi sikap wait and see oleh masyarakat dan pelaku usaha. Hal direfleksikan melalui pertumbuhan penyaluran kredit yang tumbuh positif disertai dengan kualitas kredit yang relatif terjaga. Kinerja pertumbuhan aset perbankan di Provinsi Sumatera Selatan mengalami pertumbuhan yang positif. Sejalan dengan itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami peningkatan pada periode laporan. peningkatan kinerja ini sejalan dengan meningkatnya instrumen giro pada triwulan I 2025. Kredit perbankan mencatatkan peningkatan jika ditinjau secara lokasi proyek maupun lokasi bank yang masing-masing tercatat mengalami peningkatan sebesar 14,92% (yoy) dan 9,49% (yoy). Sejalan dengan itu, pertumbuhan kredit konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi sebesar 13,48% (yoy), khususnya dari kredit kendaraan bermotor. Selanjutnya, penyaluran kredit UMKM triwulan I 2025 tumbuh 4,02% (yoy) meneruskan tren peningkatan dibanding periode sebelumnya. Penyaluran kredit UMKM skala kecil dan menengah pada periode ini merupakan penyumbang pertumbuhan UMKM di Provinsi Sumatera Selatan, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 18,82% (yoy) dan 2,25% (yoy). Di lain sisi, kredit UMKM mikro sebagai pangsa penyaluran terbesar terkontraksi sebesar -1,47% (yoy) yang menunjukkan tekanan daya beli masyarakat berdampak pada UMKM perintis. Namun demikian, secara umum kinerja kredit UMKM yang positif mencerminkan kondisi pasar UMKM yang tetap terjaga positif.
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan yang terus meningkat pada kuartal pertama tahun 2025 didukung oleh sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal, baik melalui metode tunai maupun non-tunai. Transaksi uang kartal mengalami net outflow pada triwulan I 2025, sejalan dengan pola historis tahunan. Di sisi lain, meskipun mengalami kontraksi, transaksi melalui Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada triwulan I 2025 mulai menunjukkan perbaikan daripada triwulan sebelumnya. Perkembangan ini terjadi di tengah tren pergeseran preferensi masyarakat yang semakin mengandalkan alternatif pembayaran berbasis digital, khususnya melalui BI-FAST dan QRIS. Transaksi Uang Elektronik (UE) dan e-commerce terus mengalami pertumbuhan positif. Sejalan dengan perkembangan tersebut, infrastruktur pembayaran dan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) juga mengalami akselerasi yang signifikan. Pertumbuhan transaksi melalui QRIS naik 234,77% dan jumlah merchant QRIS yang tumbuh 19,46% (yoy). Hal ini mencerminkan tingginya minat masyarakat Sumatera Selatan terhadap opsi pembayaran secara digital. Di sisi lain, penyaluran bantuan sosial non-tunai melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako berjalan lancar dan beriringan dengan meningkatnya jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Selain itu, transaksi jual beli Uang Kertas (UKA) pada KUPVA BB mengalami penurunan dan mata uang Dong Vietnam (VND) mendominasi transaksi pembelian dan penjualan.
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH
Pada triwulan I 2025, indikator ketenagakerjaan dan kesejahteraan serta optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi membaik. Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan penurunan dibanding triwulan IV 2024. Namun, dari hasil Survei Konsumen (SK) BI pada triwulan I 2025 relatif baik dibanding triwulan sebelumnya. Hasil SK juga menunjukkan ketersediaan lapangan kerja saat ini cenderung meningkat dibanding enam bulan lalu, masyarakat Sumatera Selatan tetap optimis terhadap penghasilan ke depan yang relatif baik seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat. Selain itu, tingkat kesejahteraan petani meningkat pada triwulan I 2025 yang tercermin dari kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) Sumatera Selatan menjadi 133,3 dari 128,53 pada triwulan sebelumnya. Adapun pada periode September 2024, tingkat kemiskinan dan kesenjangan masyarakat Sumatera Selatan mengalami penurunan bila dibandingkan periode Maret 2024.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Ekonomi Sumatera Selatan diprakirakan tetap tumbuh kuat pada tahun 2025, dengan tingkat inflasi yang terjaga. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada tahun 2025 diprakirakan tetap resilien dan tumbuh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Hal tersebut didorong oleh kenaikan UMP sebesar 6,5%; diterapkannya stimulus pada momen HBKN, diantaranya diskon pesawat, diskon tol, diskon belanja, dan diskon mudik; program swasembada dan ketahanan pangan yang difokuskan di Sumatera Selatan; dan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada tahun 2025 diproyeksikan meningkat ke kisaran 4,8-5,6% (yoy), mencerminkan resiliensi ekonomi di tengah ketidakpastian global. Dengan sinergi, inovasi, dan optimisme yang terjaga, potensi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tetap besar untuk terus dimanfaatkan. Tetap tumbuh kuatnya ekonomi Sumatera Selatan ditopang oleh inflasi yang terjaga dan diperkirakan tetap berada pada kisaran target. Inflasi Sumatera Selatan pada keseluruhan tahun 2025 diperkirakan masih terkendali dan tetap berada pada kisaran target inflasi nasional sebesar 2,5±1% (yoy). Untuk memperkuat ketahanan dan mengoptimalkan potensi ekonomi Sumatera Selatan ke depan, diperlukan sinergi antar pemangku kepentingan terutama dalam memperkuat ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, mengakselerasi investasi, mendorong digitalisasi, serta hilirisasi komoditas unggulan Sumatera Selatan.