PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan I 2025 tumbuh terakselerasi. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat tercatat sebesar 4,66% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan IV 2024 sebesar 4,04% (yoy). Akselerasi pertumbuhan ekonomi ditopang oleh faktor Ramadhan dan Idul Fitri yang mendorong kinerja konsumsi rumah tangga maupun pemerintah serta ekspor luar negeri sejalan dengan tingginya demand global. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), peningkatan ekonomi Sumatera Barat bersumber dari LU Pertanian seiring dengan periode panen maupun LU Industri Pengolahan dari kenaikan industri CPO.
KEUANGAN PEMERINTAH
Realisasi pendapatan dan belanja Provinsi Sumatera Barat pada triwulan I 2025 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan I 2024. Realisasi pendapatan daerah tercatat senilai Rp1,41 triliun atau sebesar 23,06% dari target, lebih tinggi dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan realisasi dipengaruhi oleh naiknya realisasi pendapatan asli daerah dan pendapatan transfer pemerintah pusat. Sementara itu, Realisasi belanja Provinsi Sumatera Barat mencatatkan peningkatan menjadi Rp743,48 miliar. Peningkatan tersebut didorong oleh naiknya realisasi Belanja Operasi, dan Belanja Modal.
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Inflasi Sumatera Barat pada triwulan I 2025 sebesar 0,30% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2024 yang tercatat sebesar 0,89 % (yoy). Moderasi inflasi tersebut dipengaruhi oleh implementasi program diskon tarif listrik 50% yang masih berdampak bagi pelanggan pascabayar. Selain itu, perkembangan harga komoditas pangan yang lebih stabil dibandingkan tahun 2024 mendukung realisasi inflasi triwulan I 2025 terjaga rendah. Lebih lanjut, inflasi yang terjaga rendah juga diperkuat oleh sinergi pengendalian inflasi TPID Provinsi dan TPID Kabupaten/Kota. Namun demikian, laju inflasi mendapat tekanan dari peningkatan harga emas perhiasan dan aneka rokok
PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN, DAN UMKM
Pembiayaan/kredit di Sumatera Barat pada triwulan I 2025 melambat, namun kualitas kredit terjaga. Penyaluran kredit Sumatera Barat tercatat senilai Rp78,13 triliun dengan laju pertumbuhan 5,08% (yoy) pada triwulan IV 2024 menjadi senilai Rp78,22 triliun dengan laju pertumbuhan 3,80% (yoy) pada triwulan I 2025. Dari sisi risiko, kualitas kredit Sumatera Barat pada triwulan laporan tetap baik dengan risiko terjaga, tecermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) yang berada di bawah ambang batas 5%, yaitu sebesar 2,22%.
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Transaksi pembayaran digital melalui QRIS terus mencatatkan pertumbuhan positif. Jumlah pengguna dan volume transaksi QRIS terus meningkat seiring dengan meluasnya adopsi oleh pelaku usaha dan masyarakat didorong oleh masifnya pelaksanaan program literasi dan edukasi seperti QRIS Jelajah Indonesia, Pekan QRIS Nasional, QRIS Goes to School and Campus, serta Pasar SIAP QRIS. Sinergi antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat, pemerintah daerah, industri, dan penyedia jasa pembayaran turut berperan dalam memperluas akseptasi QRIS, khususnya di daerah sub-perkotaan dan pedesaan.
Dari sisi pengelolaan uang rupiah, aliran uang kartal di Sumatera Barat menunjukkan kondisi net-outflow pada triwulan I 2025. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan masyarakat akan uang tunai dalam rangka menyambut dan merayakan bulan suci Ramadhan dan Idulfitri 1446 H yang jatuh seluruhnya dalam periode tersebut. Meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat tecermin dari besarnya arus uang keluar dari perbankan ke masyarakat.
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH
Kondisi lapangan kerja Sumatera Barat membaik. Hal ini tecermin dari meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) serta menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Pada Februari 2025, TPAK Sumatera Barat tercatat sebesar 70,95%, lebih tinggi dibandingkan dengan Februari 2024 yang sebesar 70,44%. Sementara TPT periode Februari 2025 sebesar 5,69%, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,79%. Membaiknya kondisi ketenagakerjaan tersebut sejalan dengan ketersediaan lapangan kerja yang tetap terjaga.
Kesejahteraan petani di Sumatera Barat pada triwulan I 2025 cenderung membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal tersebut tecermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) umum yang pada triwulan I 2025 sebesar 129,28, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2024 yang sebesar 129,03. Peningkatan tersebut didorong oleh perbaikan pada subsektor hortikultura dan perikanan tangkap. Di sisi lain, NTP perikanan mengalami perbaikan meskipun masih berada di bawah batas minimum (100) yang dipengaruhi oleh biaya produksi yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan yang diterima.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Perekonomian Sumatera Barat pada tahun 2025 diprakirakan tumbuh dan berada pada kisaran 4,1% (yoy) – 4,9% (yoy), didukung oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga, pemulihan sektor pertanian, dan peningkatan event pariwisata. Operasional JTTS seksi Padang–Sicincin diperkirakan menjadi daya tarik ekonomi yang mendorong kunjungan wisatawan di tengah proyek Flyover Sitinjau Lauik mendukung kinerja konstruksi. Terjaganya harga dan permintaan global serta peremajaan lahan juga memperkuat ekspor dan kinerja industri pengolahan. Namun, ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi cuaca tetap menjadi tantangan bagi pertumbuhan ekonomi daerah ke depan.
Laju inflasi Sumatera Barat pada tahun 2025 diprakirakan meningkat dibandingkan inflasi tahun 2024. Namun, inflasi diprakirakan tetap terjaga berada pada rentang sasaran inflasi 2,5±1% (yoy). Peningkatan inflasi diprakirakan berasal dari peningkatan harga emas perhiasan sejalan dengan tren harga emas global sebagai dampak atas kondisi ekonomi dan keuangan dunia. Selain itu, ketidakpastian ekonomi global yang berpotensi berlanjut dapat mempengaruhi harga acuan global dan nilai tukar rupiah sehingga berdampak pada peningkatan harga komoditas impor. Laju inflasi juga didorong oleh penyesuaian atas beberapa tarif yang diatur pemerintah. Untuk itu, TPID Sumatera Barat berkomitmen melanjutkan berbagai upaya pengendalian inflasi sehingga inflasi terjaga rendah dan stabil pada tahun 2025.