Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara​

3/7/2025 6:00 AM
Hits: 806

Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Utara Februari 2025

Sumatera Utara
Triwulan

ASESMEN MAKRO EKONOMI REGIONAL​

Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan IV 2024 tumbuh sebesar 5,10% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan Sumatera sebesar 4,60% (yoy) dan Nasional sebesar 5,02% (yoy). Dari sisi pengeluaran, peningkatan investasi, konsumsi Pemerintah, dan ekspor mampu menopang pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada triwulan IV 2024. Akselerasi investasi sejalan dengan tingginya realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) utamanya untuk sektor Industri Makanan, Listrik, Gas dan Air, Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi, serta sektor Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan. Terus berlanjutnya berbagai proyek infrastruktur dan menguatnya pertumbuhan kredit investasi turut mendorong tingginya investasi di Sumatera Utara. Peningkatan kinerja konsumsi Pemerintah diprakirakan lebih didorong oleh penyerapan pada hampir seluruh komponen belanja Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Selanjutnya, di tengah tantangan global, ekspor tumbuh tinggi dengan harga komoditas ekspor utama yang masih cukup tinggi. Di sisi lain, meskipun lebih moderat, konsumsi Rumah Tangga masih menjadi motor penggerak ekonomi Sumatera Utara dengan pangsa 50,53% dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). 

Dari sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan di LU Pertanian, Konstruksi, serta Transportasi dan Pergudangan memberikan sumbangan utama bagi pertumbuhan ekonomi di Triwulan IV. Tetap tingginya permintaan produksi hasil perkebunan seperti kelapa sawit, menjaga kinerja LU pertanian. Pada LU konstruksi, akselerasi didorong peningkatan aktivitas konstruksi proyek infrastruktur utama khususnya menjelang akhir tahun anggaran 2024. Sedangkan masuknya periode hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal dan tahun baru (Nataru) serta event pemilihan kepala daerah serentak, telah mendorong peningkatan mobilitas masyarakat Adapun secara keseluruhan tahun 2024. Selain itu, menguatnya perekonomian Sumatera Utara turut didorong oleh akselerasi kinerja ekspor, investasi, konsumsi Pemerintah, dan dari sisi LU didorong oleh kuatnya aktivitas pertanian, industri pengolahan, serta konstruksi didorong oleh cuaca yang kondusif, tingginya permintaan negara mitra, serta aktivitas pembangunan venue PON XXI dan infrastruktur.

ASESMEN KEUANGAN PEMERINTAH

Realisasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2024 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Realisasi pendapatan pada tahun 2024 sebesar Rp15,51 triliun, lebih tinggi dari realisasi tahun 2023 sebesar Rp12,76 triliun yang utamanya didorong oleh meningkatnya realisasi di komponen Pendapatan Asli Daerah. Selain itu, realisasi belanja APBD pada tahun 2024 turut meningkat didorong oleh peningkatan realisasi pada hampir seluruh komponen belanja yakni Belanja Pegawai, Belanja Barang Jasa, dan Belanja Lainnya. Lebih lanjut, pagu belanja Pemerintah Pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ke Sumatera Utara tahun 2024 terpantau meningkat hingga 12,37% (yoy) dari tahun 2023. Sementara itu, realisasinya pada tahun 2024 adalah sebesar Rp25,28 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp23,26 triliun. Peningkatan realisasi belanja APBN di Sumatera Utara utamanya didorong oleh komponen Belanja Operasi yang mencakup Belanja Pegawai, Belanja Barang Jasa, dan Belanja Operasi Lainnya.

ASESMEN INFLASI
Inflasi Sumatera Utara pada triwulan IV-2024 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun masih berada dalam rentang sasaran inflasi tahun 2024 sebesar 2,5±1% (yoy). Inflasi Provinsi Sumatera Utara pada periode laporan tercatat sebesar 2,12% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,40% (yoy). Selanjutnya, inflasi Provinsi Sumatera Utara juga tercatat lebih rendah dari inflasi nasional yang sebesar 1,57% (yoy) pada triwulan laporan. Meningkatnya tingkat inflasi pada triwulan laporan sejalan dengan tingginya permintaan masyarakat yang cukup tinggi pada momen HBKN Natal dan Tahun Baru 2025. Sumber tekanan inflasi terutama berasal dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau diikuti oleh Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, dan Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran. 

Adapun komoditas utama penyumbang inflasi antara lain Sigaret Kretek Mesin (SKM), Emas Perhiasan, dan Daging Ayam Ras. Peningkatan harga SKM disebabkan oleh kenaikan harga rokok oleh pemasok secara bertahap seiring dengan kenaikan tarif cukai rokok diawal tahun sebesar 10%. Emas perhiasan juga menjadi salah satu komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tahunan akibat dari kondisi geopolitik dunia yang masih memanas dan memandang emas sebagai instrumen investasi safe haven. Kenaikan harga daging ayam ras disebabkan oleh terbatasnya pasokan ditengah kenaikan jumlah permintaan masyarakat pada momen HBKN Natal dan Tahun Baru 2025. Di sisi lain, koordinasi TPID yang semakin baik melalui kerangka 4K termasuk program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), turut menahan laju inflasi lebih tinggi pada triwulan laporan. GNPIP dilakukan melalui sejumlah program seperti (i) pelaksanaan pasar murah yang tepat waktu dan tepat sasaran, (ii) pelaksanaan urban farming dan perluasan klaster pangan, (iii) dukungan terhadap peningkatan produksi, serta (iv) dorongan prioritisasi pemenuhan kebutuhan pangan di dalam Sumatera Utara melalui pemetaan Kerjasama Antar Daerah (KAD).

ASESMEN PEMBIAYAAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN, SERTA UMKM
Penyaluran kredit di Sumatera Utara terakselerasi dengan risiko yang terjaga mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pada Tw-IV 2024, penyaluran kredit di Sumatera Utara tumbuh menguat sebesar 16,47% yoy dari triwulan sebelumnya 8,35% yoy dengan risiko yang terjaga tercermin dari Non Performing Loan (NPL) yang rendah sebesar 1,58%. Hal ini didorong oleh tetap tumbuh tingginya pertumbuhan seluruh jenis kredit, baik Konsumsi, Investasi, dan Modal Kerja. Kredit Rumah Tangga tumbuh kuat seiring dengan berlanjutnya insentif makroprudensial berupa kelonggaran uang muka hingga nol persen, kemudian insentif pembelian kendaraan listrik dan insentif pada program tiga juta rumah.

Penyaluran kredit kepada UMKM masih tercatat tumbuh meski melambat. Kinerja kredit korporasi terus meningkat, terutama didorong sektor pertanian, konstruksi, industri pengolahan, dan perdagangan besar & eceran (PBE). Secara keseluruhan, intermediasi perbankan tetap kuat di tengah suku bunga yang kondusif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Pengembangan UMKM di tingkat regional dilakukan sebagai bagian dari upaya mendukung program Asta Cita dalam mendorong kewirausahaan dan ekonomi kreatif. Strategi yang diterapkan mencakup Korporatisasi, Kapasitas, dan Pembiayaan (KKP). Program ini diimplementasikan melalui lima bidang prioritas, yaitu UMKM Ketahanan Pangan, UMKM Potensi Ekspor, UMKM Digital, UMKM Hijau, serta Peningkatan Akses Keuangan dan Informasi.

ASESMEN PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Pada triwulan IV-2024, transaksi sistem pembayaran tumbuh semakin solid. Transaksi sistem pembayaran non-tunai menunjukkan persebaran penggunaan pada berbagai instrumen pembayaran. Nominal transaksi kartu ATM/Debit yang tumbuh menguat meskipun pada angka negatif yaitu -0.77%(yoy) pada triwulan IV-2024. Peningkatan nominal transaksi kartu ATM debit terlihat paling signifikan pada transaksi tarik tunai dan belanja masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan preferensi masyarakat dalam menggunakan kartu ATM/Debit untuk memenuhi kebutuhan tarik tunai (56.13%). Akselerasi sistem pembayaran non tunai didukung oleh peningkatan transaksi Uang Elektronik yang semakin solid tercermin dari tren pertumbuhan nominal transaksi sebesar 16.76% (yoy) dan volume transaksi sebesar 24.49% (yoy). Selain itu secara keseluruhan, aliran uang kartal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara pada triwulan IV-2024 mencatatakan net outflow pada angka Rp 10.21 triliun sejalan dengan siklus menjelang perayaan natal dan tahun baru. Lebih lanjut, layanan kegiatan usaha penukaran valas (KUPVA) menunjukkan pergerakan yang positif seiring dengan peningkatan aktivitas perekonomian di Sumatera Utara. Lebih lanjut, transaksi transfer dana melalui PJP LR juga menunjukkan peningkatan seiring dengan penyesuaian pemulihan aktivitas remitansi secara persisten.   

ASESMEN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan di Sumatera Utara terus mengalami perbaikan seiring dengan berlanjutnya perbaikan kinerja perekonomian. Dari sisi ketenagakerjaan, meningkatnya penyerapan tenaga kerja mendorong penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menjadi 5,60% pada Agustus 2024, lebih rendah dibandingkan 5,89% pada tahun sebelumnya. Di sisi lain, kesejahteraan masyarakat mengalami peningkatan yang tercermin dari penurunan angka kemiskinan menjadi 7,19% pada September 2024, dari 7,99% pada Maret 2024. Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan juga membaik, baik di perkotaan maupun perdesaan. Namun demikian, ketimpangan pendapatan masih menjadi tantangan, terutama di wilayah perkotaan, di mana Rasio Gini menunjukkan kesenjangan yang lebih besar dibandingkan perdesaan. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang lebih terarah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata di seluruh wilayah. 

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Pada tahun 2025, ekonomi Sumatera Utara diproyeksikan tetap tumbuh tinggi dengan kisaran 4,9 – 5,7% (yoy). Prakiraan semakin meningkatnya kinerja LU pertanian dan industri pengolahan seiring peningkatan kebutuhan domestik akan menjadi pendorong ekonomi Sumatera Utara. Aktivitas perdagangan diperkirakan akan terus tumbuh dengan dukungan infrastruktur konektivitas dan teknologi informasi. Inflasi 2025 diprakirakan tetap pada kisaran 2 ,5±1%. Beberapa potensi risiko yang perlu diwaspadai antara lain dampak konflik geopolitik dan perang dagang dapat menghambat kinerja ekspor dan menyebabkan kenaikan harga pangan yang berasal dari impor. Di sisi lain, program swasembada pangan yang mendorong peningkatan produksi pangan di Sumatera Utara, dan sinergi kebijakan antara Pemerintah dan Bank Indonesia melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) diprakirakan dapat menahan laju inflasi 2025.

Lampiran
Kontak
​Contact Center BICARA:(62 21) 131 
E-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB​
Halaman ini terakhir diperbarui 3/7/2025 9:38 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga