PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH
Ekonomi Sumatera Selatan tetap tumbuh kuat pada triwulan II 2024 sebesar 4,96% (yoy) yang didorong oleh akselerasi konsumsi rumah tangga dan meningkatnya aktivitas perdagangan. Meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, kinerja perekonomian Sumatera Selatan tersebut tercatat lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi regional Sumatera yang tercatat sebesar 4,48% (yoy). Sementara bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 5,05% (yoy), ekonomi Sumatera Selatan tumbuh lebih rendah. Dari sisi pengeluaran, kinerja Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan II 2024 bersumber dari komponen konsumsi rumah tangga dan kinerja investasi yang memberikan andil tertinggi. Peningkatan kinerja ekonomi pada triwulan laporan yang berasal dari peningkatan permintaan domestik, tertahan oleh kinerja ekspor yang masih terkontraksi. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan II 2024 bersumber dari komponen LU Pertambangan dan Penggalian serta LU Industri Pengolahan yang memiliki andil tertinggi. Sementara itu, LU Pertanian, LU Industri Pengolahan, LU Perdagangan, dan LU Konstruksi menjadi faktor pendorong tumbuhnya ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan II 2024 sedikit mengalami penurunan realisasi dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya baik dari sisi pendapatan maupun belanja, sebagai pengaruh dari peningkatan pagu serta adanya kendala dalam realisasi. Realisasi pendapatan pemerintah (APBD dan APBN) di Sumatera Selatan sampai dengan triwulan II 2024 tercatat sebesar Rp25,69 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp23,99 triliun. Namun, realisasi pendapatan tersebut secara persentase menunjukkan penurunan dari 39,49% pada triwulan II 2023 menjadi 37,46%. Hal ini sejalan dengan peningkatan pagu sebesar 12,93% (yoy). Di sisi lain, realisasi belanja pemerintah (APBD dan APBN) di Sumatera Selatan sampai dengan triwulan II 2024 mencapai Rp35,09 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp31,11 triliun. Namun demikian, secara persentase, realisasi belanja tersebut menunjukkan penurunan dari 35,44% pada tahun 2023 menjadi 34,81%. Hal ini sejalan dengan peningkatan pagu sebesar 14,83% (yoy) dan adanya kendala dalam realisasi belanja modal. Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) triwulan II 2024 sebesar 45,25% dari pagu, meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar 36,30% dari pagu. Peningkatan tersebut seiring dengan semakin patuhnya pemerintah daerah dalam menyampaikan dokumen persyaratan, sehingga mempercepat realisasi penyaluran.
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Tekanan inflasi Provinsi Sumatera Selatan tercatat melandai pada triwulan II 2024 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sejalan dengan masuknya periode panen sejumlah komoditas hortikultura. Inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan II 2024 tercatat sebesar 2,48% (yoy), menurun dibandingkan dengan triwulan I 2024 yang sebesar 3,24% (yoy). Tekanan inflasi bersumber dari peningkatan aktivitas pada sejumlah momen HBKN, seperti Idul Fitri, Waisak, dan Idul Adha. Meski demikian, tekanan inflasi tercatat menurun disebabkan oleh melimpahnya pasokan pangan strategis seiring periode panen hortikultura. Komoditas yang menyumbang peningkatan inflasi terbesar pada triwulan berjalan adalah emas perhiasan, beras, dan cabai merah. Tekanan inflasi pada triwulan III 2024 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya didorong oleh masuknya tahun ajaran baru dan persiapan menjelang pilkada yang berpotensi menstimulus konsumsi masyarakat. Kegiatan pengendalian inflasi daerah akan terus dilanjutkan untuk menjaga stabilitas harga dengan tetap berpedoman pada strategi Pengendalian Inflasi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif).
PEMBIAYAAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
Kinerja stabilitas sistem keuangan Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan II 2024 terjaga dengan baik didukung oleh momentum perayaan dan libur dalam rangka HBKN Idul Fitri dan juga Idul Adha. Hal diirefleksikan melalui pertumbuhan penyaluran kredit yang tumbuh positif disertai dengan kualitas kredit yang relatif terjaga.
Kinerja pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan aset perbankan di Provinsi Sumatera Selatan mengalami pertumbuhan yang positif. Sejalan dengan itu, penyaluran pembiayaan juga tumbuh positif pada periode laporan. Perbaikan kinerja ini diperkuat dengan membaiknya kualitas Non-Performing Loan (NPL) pada triwulan II 2024 di angka 2,59%. Kredit perbankan juga mencatatkan pertumbuhan yang terjaga baik ditinjau secara lokasi bank maupun lokasi proyek yang masing-masing tercatat tumbuh sebesar 11,88% (yoy) dan 12,52% (yoy).
Pertumbuhan kredit konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi sebesar 12,03% (yoy). Momentum Perayaan dan Libur dalam rangka HBKN Idul Fitri, serta HBKN Idul Adha pada triwulan II 2024 menjadi push factor pertumbuhan penyaluran kredit rumah tangga di Sumatera Selatan yang utamanya pada kredit multiguna.
Penyaluran kredit UMKM triwulan II 2024 tumbuh 6,28% (yoy), dan dibarengi dengan kualitas kredit yang tercatat masih dalam batas aman 4,08%. Peningkatan permintaan kredit UMKM di periode laporan didorong oleh momentum HBKN Idul Fitri dan Idul Adha yang kerap dimanfaatkan pelaku usaha karena banjir pesanan dalam rangka perayaan keduanya.
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Berlanjutnya tren pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan yang tinggi pada kuartal kedua tahun 2024, tidak terlepas dari sistem pembayaran yang cepat mudah murah aman dan handal, baik menggunakan metode tunai maupun metode non-tunai. Transaksi uang kartal mengalami net outflow pada triwulan II 2024 sesuai dengan pola historis pada periode HBKN Idul Fitri dan Idul Adha, serta liburan anak sekolah. Transaksi RTGS dan SKNBI pada triwulan II 2024 menunjukkan perlambatan seiring dengan adanya alternatif pembayaran menggunakan BI-FAST. Transaksi Uang Elektronik (UE) dan e-commerce tumbuh positif yang menggambarkan tingginya preferensi masyarakat di Sumatera Selatan terhadap opsi pembayaran secara digital.
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH
Pada triwulan II 2024 indikator ketenagakerjaan, indikator kesejahteraan serta optimisme masyarakat ke depan relatif meningkat. Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan perbaikan dibanding triwulan I 2024. Hal ini turut didukung dari indikator kesejahteraan, di mana hasil Survei Konsumen (SK) BI pada triwulan II 2024 menunjukkan perbaikan dibanding triwulan sebelumnya. Hasil SK turut menunjukkan optimisme masyarakat Sumatera Selatan terhadap penghasilan ke depan yang relatif baik seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat. Selain itu, pada Maret 2024, tingkat kemiskinan dan kesenjangan masyarakat Sumatera Selatan mengalami penurunan bila dibandingkan periode Maret 2023.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Ekonomi Sumatera Selatan diperkirakan diperkirakan akan tetap tumbuh kuat tahun 2024 didukung oleh inflasi yang terjaga dan ditopang oleh permintaan domestik yang kuat. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada tahun 2024 diperkirakan tumbuh menguat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut didukung oleh permintaan domestik yang kuat dan dukungan belanja pemilu pada tahun politik serta kondisi cuaca yang lebih kondusif. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan terutama ditopang oleh beberapa komponen terutama konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor yang membaik. Dari sisi lapangan usaha, beberapa lapangan usaha (LU) diprakirakan tumbuh menguat, seperti LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, LU Industri Pengolahan, dan LU Kontruksi di tengah tertekannya kinerja LU Pertambangan dan Penggalian. Tetap tumbuh kuatnya ekonomi Sumatera Selatan ditopang oleh inflasi yang semakin terkendali dan diperkirakan tetap berada pada kisaran target. Inflasi Sumatera Selatan pada keseluruhan tahun 2024 diperkirakan masih terkendali dan tetap berada pada kisaran target inflasi nasional sebesar 2,5±1% (yoy). Untuk memperkuat ketahanan dan mengoptimalkan potensi ekonomi Sumatera Selatan ke depan, diperlukan sinergi antarpemangku kepentingan terutama dalam memperkuat ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, mengakselerasi investasi, mendorong digitalisasi, serta hilirisasi komoditas unggulan Sumatera Selatan.