Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur​

12/5/2025 8:00 PM
Hits: 20

Laporan Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur November 2025

Nusa Tenggara Timur
Triwulan

EKONOMI MAKRO REGIONAL

Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur pada triwulan III 2025 berkinerja baik dengan tumbuh 4,88% (yoy), tetap kuat meski tidak setinggi triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,38% (yoy).  Pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan komponen permintaan domestik, sejalan dengan akselerasi Konsumsi Rumah Tangga (RT) dan Konsumsi Pemerintah serta perbaikan kinerja Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Sementara itu, perbaikan neraca perdagangan NTT atau net ekspor terus berlanjut meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari sisi lapangan usaha (LU), LU Perdagangan Besar dan Eceran (PBE), LU Administrasi Pemerintahan menjadi penopang utama kinerja perekonomian triwulan III 2025 sejalan dengan akselerasi kinerja permintaan domestik. Di sisi lain, kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh melambat jika dibandingkan triwulan sebelumnya, dipengaruhi pergeseran siklus tanam – panen padi yang mempengaruhi periode waktu panen raya padi.


KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Realisasi total belanja pemerintah (APBD dan APBN) di Provinsi NTT pada triwulan III 2025 mencapai Rp38,51 triliun atau terkontraksi sebesar -11,15% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mampu tumbuh mencapai 7,94% (yoy). Secara nominal realisasi belanja tersebut mencapai 60,70% dari total anggaran belanja tahun 2025, lebih rendah dibandingkan dengan persen realisasi pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 61,46%. Realisasi belanja pemerintah daerah pada periode triwulan III 2025 didukung oleh komponen belanja pegawai, seiring dengan penerimaan CPNS dan P3K lingkup pemerintah yang terus berlanjut. Sementara itu, secara umum penurunan performa belanja terdapat pada komponen belanja barang dan jasa serta belanja modal seiring dengan kebijakan efisiensi anggaran APBN dan APBD melalui Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025 yang menargetkan pada komponen belanja infrastruktur. Dari sisi pendapatan, realisasi pendapatan pemerintah Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi NTT pada triwulan III 2025 tercatat mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -3,21% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 4,44% (yoy). Realisasi pendapatan pada periode laporan mencapai 63,86% dari total anggaran pendapatan APBD Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi NTT.


PERKEMBANGAN INFLASI

Inflasi Provinsi NTT pada triwulan III 2025 tercatat sebesar 2,30% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 1,72% (yoy), namun berada di bawah inflasi nasional yang sebesar 2,65% (yoy). Inflasi utamanya disebabkan oleh peningkatan IHK pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya. Inflasi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau utamanya didorong oleh peningkatan harga komoditas hortikultura akibat penurunan produksi. Pada Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan, di tengah gejolak geopolitik yang meningkatkan harga emas dunia. Di sisi lain, inflasi Kelompok Transportasi masih tertahan akibat terdapat penambahan maskapai penerbangan rute domestik  yang beroperasi pada rute penerbangan ke luar Provinsi NTT.​


STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAERAH

Secara umum, stabilitas sistem keuangan di Provinsi NTT pada triwulan III 2025 menunjukkan tren  peningkatan. Peningkatan tersebut terlihat dari penyaluran kredit Bank Umum dan Bank Syariah yang tumbuh menguat dibandingkan triwulan sebelumnya. DPK juga tercatat tumbuh menguat sebesar 7,21% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya, yang ditopang oleh perbaikan kinerja deposito, tabungan, dan giro. Fungsi intermediasi perbankan di Provinsi NTT masih relatif tinggi, dengan LDR mencapai 127,20%. Tingkat risiko masih terjaga, dengan rasio NPL (gross) sebesar 3,92% dan masih berada di bawah level 5%.


PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Indikator sistem pembayaran nontunai menunjukkan penurunan kinerja pada triwulan III 2025. Pada sistem pembayaran non tunai, transaksi BI-RTGS mengalami kontraksi, lebih dalam dibandingkan triwulan II 2025. Sama halnya dengan BI-RTGS, SKNBI juga mengalami penurunan, meskipun tidak sedalam kontraksi pada triwulan II 2025. Di sisi lain, indikator sistem pembayaran tunai mengalami net outflow sebesar Rp0,52 triliun pada triwulan III 2025, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami net outflow sebesar Rp0,005 triliun.


KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan Provinsi NTT pada Agustus 2025 mengalami penurunan dibandingkan Agustus 2024.  Hal ini tercermin dari penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2025 serta peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Lebih lanjut, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2025 tercatat sebesar 3,09 juta orang, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,12 juta orang. Di sisi lain, kondisi kesejahteraan di Provinsi NTT menunjukkan tren peningkatan, yang tercermin dari persentase kemiskinan pada Maret 2025 sebesar 18,6% atau lebih rendah dibandingkan Maret 2024 sebesar 19,48%. Gini Ratio per Maret 2025 juga mengalami penurunan menjadi 0,315 di tengah tren peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi NTT. Lebih lanjut, Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami sedikit peningkatan pada triwulan III 2025 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.


PROSPEK PEREKONOMIAN

Akselerasi perekonomian Provinsi NTT pada keseluruhan tahun 2025 diprakirakan terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada tahun 2025 diproyeksikan tumbuh dalam kisaran 4,73% – 5,33% (yoy). Dari sisi pengeluaran, perekonomian Provinsi NTT 2025 ditopang oleh pertumbuhan dari sisi perbaikan defisit neraca perdagangan dan terjaganya kinerja konsumsi rumah tangga. Sementara itu, dari sisi Lapangan Usaha (LU), prospek menguatnya kinerja LU Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dan LU Perdagangan Besar dan Eceran menjadi sumber pertumbuhan utama Provinsi NTT tahun 2025. Kinerja perekonomian keseluruhan tahun juga didukung tetap kuatnya kinerja sektor-sektor sumber pertumbuhan ekonomi baru, seperti LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, LU Industri Pengolahan, dan Jasa.

Inflasi Provinsi NTT pada tahun 2025 diprakirakan berada dalam rentang sasaran 2,5±1 % (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 1,16% (yoy). Peningkatan laju inflasi tersebut terutama dipengaruhi oleh berlanjutnya peningkatan harga emas dunia, penyesuaian HET dan HPP beras serta terkontraksinya produksi komoditas ikan-ikanan sepanjang tahun 2025. Sementara itu, inflasi untuk kelompok transportasi mengalami penurunan seiring dengan pemberian insentif transportasi berupa diskon tarif angkutan udara dan laut oleh pemerintah sepanjang tahun 2025.

Lampiran
Kontak
​Contact Center BICARA: (62 21) 131
e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Provinsi Nusa Tenggara Timur
Halaman ini terakhir diperbarui 12/6/2025 7:41 AM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga