PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO KALIMANTAN SELATAN
Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2025 tumbuh tetap solid sebesar 5,19% (yoy), meski tumbuh sedikit rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,39% (yoy).
Dari sisi penawaran, perlambatan perekonomian antara lain disebabkan oleh melandainya pertumbuhan Lapangan Usaha (LU) Pertanian, LU Industri Pengolahan, dan LU Perdagangan. LU Pertanian mengalami perlambatan utamanya diakibatkan oleh penurunan luas panen padi dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Selain itu, produksi Tandan Buah Segar (TBS) juga tumbuh melambat di tengah berlangsungnya musim trek (gangguan penyerbukan buah sawit akibat curah hujan tinggi dan dampak El Nino tahun 2023) di sebagian besar perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan. Terbatasnya bahan baku TBS kelapa sawit berdampak pada melambatnya LU Industri Pengolahan. Lebih lanjut, LU Perdagangan tumbuh melambat sejalan dengan normalisasi aktivitas perdagangan pascaberakhirnya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri. Namun, perlambatan yang lebih dalam tertahan oleh LU Pertambangan dan LU Konstruksi. LU Pertambangan tercatat sedikit membaik ditopang oleh kenaikan permintaan batu bara dari negara mitra dagang utama. Sementara itu, LU Konstruksi mengalami peningkatan didorong oleh berlanjutnya pembangunan proyek Pemerintah dan akselerasi proyek swasta.
Dari sisi pengeluaran, perlambatan perekonomian disebabkan oleh melandainya pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga (RT). Namun demikian, komponen pengeluaran lainnya terutama Pemebentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Konsumsi Pemerintah, serta Ekspor mengalami perbaikan. Melandainya kinerja Konsumsi RT terutama disebabkan oleh normalisasi konsumsi masyarakat pasca HBKN dan cuti bersama Idulfitri dan Iduladha pada triwulan sebelumnya. Di sisi lain, kinerja PMTB meningkat, terutama didorong oleh belanja mesin dan peralatan di Kawasan Industri (KI)/Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kalimantan Selatan sebagai persiapan commissioning produksi di akhir tahun 2025. Kinerja Konsumsi Pemerintah meningkat, seiring dengan realisasi belanja APBN yang lebih tinggi terutama pada komponen belanja pegawai dan belanja bantuan sosial termasuk program Pemerintah Pusat yang dilaksanakan secara nasional seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ekspor tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, sejalan membaiknya permintaan mitra dagang utama komoditas batu bara (ASEAN, Tiongkok, dan India).
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan hingga triwulan III 2025 menunjukkan perbaikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan realisasi pendapatan terutama ditopang oleh realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meningkat, tecermin dari peningkatan realisasi hasil pajak daerah. Selain itu, terjadi peningkatan pada komponen pendapatan transfer dipengaruhi transfer dari Pemerintah Pusat. Lebih lanjut, terjadi lonjakan pada komponen lain-lain pendapatan yang sah seiring dengan adanya pengembalian hibah serta pendapatan bagi hasil dari pemegang IUPK.
Di sisi belanja, realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota hingga triwulan III 2025 tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun 2024. Penurunan realisasi belanja tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya realisasi belanja operasional, tecermin dari melandainya komponen belanja pegawai serta belanja barang dan jasa. Selain itu, penurunan juga terjadi pada komponen belanja modal serta belanja transfer Pemda. Meskipun demikian, realisasi belanja pemerintah mulai mengalami peningkatan pada triwulan III 2025 dibandingkan triwulan II 2025, yang mengindikasikan upaya percepatan belanja oleh pemerintah daerah. Momentum tersebut perlu diperkuat dengan meningkatkan kualitas belanja dan mempercepat realisasi belanja pada pos-pos pengeluaran dengan multiplier yang tinggi terhadap perekonomian.
PERKEMBANGAN INFLASI
Secara tahunan, inflasi Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2025 tercatat sebesar 2,91% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II 2025 sebesar 1,81% (yoy). Realisasi inflasi tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 2,65% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan historis inflasi Provinsi Kalimantan Selatan selama tiga tahun terakhir sebesar 4,02% (yoy).
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi pada triwulan III 2025 terutama didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Tekanan inflasi pada kelompok ini terutama disebabkan oleh komoditas emas perhiasan dengan andil inflasi tahunan sebesar 0,98% (yoy). Peningkatan tersebut sejalan dengan tren peningkatan harga emas dunia yang dipengaruhi oleh ketidakpastian global akibat eskalasi perang dagang dan tren penurunan suku bunga global.
Pada Oktober 2025, inflasi di Provinsi Kalimantan Selatan lebih tinggi dibandingkan dengan September 2025. Inflasi di Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebesar 3,11% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dengan inflasi sebesar 2,91% (yoy). Memerhatikan perkembangan harga terkini, tekanan inflasi tahunan Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2025 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2025. Hal ini didorong oleh peningkatan harga beberapa komoditas hortikultura (a.l bawang merah, cabai, tomat) akibat berakhirnya musim panen dan menurunnya pasokan dari luar daerah. Selain itu, penyelenggaran Haul Guru Sekumpul pada akhir tahun diprakirakan meningkatkan permintaan, utamanya mendorong harga tiket dan bahan pangan.
PEMBIAYAAN DAERAH, SERTA PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN & USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)
Intermediasi perbankan meningkat dengan kualitas kredit yang terjaga. Pada triwulan III 2025, kredit perbankan tumbuh sebesar 13,36% (yoy) dengan outstanding Rp106,43 triliun, meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2025 yang tumbuh 8,74% (yoy) dengan outstanding Rp103,60 triliun. Kualitas kredit terjaga, yang tecermin dari NPL sebesar 2,30%.
Kredit konsumsi pada triwulan III 2025 dengan outstanding sebesar Rp35,16 triliun, tumbuh 7,01% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,16% (yoy) dengan outstanding sebesar Rp34,66 triliun, sejalan dengan perlambatan Konsumsi RT. Berdasarkan distribusinya, kredit multiguna memiliki pangsa sebesar 42,63%, kredit kepemilikan rumah (KPR) sebesar 37,69% dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sebesar 7,58% dan kredit konsumsi lainnya sebesar 12,10%.
Kredit korporasi tumbuh solid sejalan dengan membaiknya LU Pertambangan serta masih kuatnya pertumbuhan LU Industri pengolahan. Pada triwulan III 2025, kredit korporasi tumbuh sebesar 21,6% (yoy) dengan outstanding senilai Rp52,13 triliun, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,40% (yoy) dengan outstanding senilai Rp51,20 triliun. Peningkatan pertumbuhan pada kredit korporasi terutama bersumber dari penyaluran kredit ke LU Pertambangan (pangsa 53,92% dari kredit korporasi) yang tumbuh 44,89% (yoy) dengan outstanding Rp28,10 triliun, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 25,04% (yoy) dengan outstanding Rp27,71 triliun.
Penyaluran kredit UMKM mengalami penurunan. Pada triwulan III 2025, pertumbuhan kredit UMKM terkontraksi 0,73% (yoy) dengan outstanding Rp23,15 triliun, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 3,74% (yoy) dengan outstanding senilai Rp23,85 triliun. Dengan kontraksi pertumbuhan tersebut, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit menurun menjadi sebesar 21,75%, lebih rendah dibandingkan triwulan II 2025 sebesar 23,02%.
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Transaksi Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp50,02 triliun atau tumbuh 43,01% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 5,50% (yoy) atau sebesar Rp36,13 triliun. Sementara itu, transaksi kliring tercatat sebesar Rp4,49 triliun atau terkontraksi sebesar 6,94% (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 3,43% (yoy) atau sebesar Rp4,15 triliun.
Transaksi belanja menggunakan kartu ATM/debit pada triwulan III 2025 tumbuh 28,45% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,38% (yoy). Sementara itu, penarikan tunai menggunakan kartu ATM pada triwulan III 2025 tumbuh 32,46% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 5,94% (yoy). Selanjutnya, transaksi belanja menggunakan kartu kredit pada triwulan III 2025 tumbuh 16,88% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,67% (yoy). Peningkatan tersebut sejalan dengan peningkatan LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum pada triwulan III 2025 seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat menjelang hari libur sekolah.
Dari sisi transaksi tunai, aliran uang kartal melalui KPwBI Kalimantan Selatan mengalami net inflow sebesar Rp0,13 triliun. Net inflow tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp2,66 triliun. Penurunan net inflow pada triwulan III 2025 didorong oleh peningkatan kebutuhan uang kartal masyarakat menjelang liburan sekolah. Selain itu, peningkatan aktivitas transaksi korporasi juga turut mendorong peningkatan aliran uang keluar dari Kalimantan Selatan.
Perkembangan elektronifikasi dan digitalisasi terus mengalami peningkatan, tecermin dari peningkatan jumlah merchant yang telah memiliki QRIS di Kalimantan Selatan yang tumbuh sebesar 27,75% (yoy) atau mencapai 498,29 ribu merchant. Sementara itu, Kalimantan Selatan mampu mempertahankan pencapaian skor Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) pada Semester I 2025 dengan status 100% digital.
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Selatan pada semester II 2025 relatif terjaga jika dibandingkan dengan semester II 2024. Hal tersebut terkonfirmasi dari penurunan jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meskipun Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami sedikit penurunan. Berdasarkan Lapangan Usaha (LU), penyerapan lapangan pekerjaan di Kalimantan Selatan pada semester II 2025 didominasi oleh LU Pertanian, Perdagangan, Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum, serta Industri Pengolahan. LU Pertanian, merupakan LU utama yang menyerap tenaga kerja terbesar dengan pangsa 27,00%, diikuti oleh LU Perdagangan sebesar 19,01%, dan LU Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum sebesar 8,91%.
Optimisme daya beli masyarakat pada triwulan II 2025 masih terjaga, meskipun mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Selatan tercatat sebesar 115,53 lebih tinggi dibanding triwulan II 2025 yang sebesar 113,96. Pada tahun 2025, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebesar 76,10, meningkat dibandingkan tahun 2024 yang sebesar 75,19. Peningkatan IPM Kalimantan Selatan bersumber dari peningkatan seluruh dimensi umur panjang dan hidup sehat (UHH), serta pengetahuan yakni Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) serta standar hidup layak (pengeluaran per kapita).
PROSPEK PEREKONOMIAN KALIMANTAN SELATAN
Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2025 diprakirakan tetap tumbuh positif pada kisaran 4,6% – 5,4% (yoy). Dari sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan ekonomi didorong oleh tumbuhnya kinerja LU Pertanian, Industri Pengolahan, dan LU Perdagangan. Namun, pertumbuhan yang lebih tinggi tertahan oleh kinerja LU Pertambangan dan Konstruksi yang diprakirakan melambat. Dari sisi pengeluaran, kinerja ekonomi Kalimantan Selatan ditopang oleh peningkatan kinerja Konsumsi Rumah Tangga, sedangkan komponen lainnya diprakirakan sedikit melandai. Kinerja Konsumsi RT diprakirakan tumbuh positif sejalan dengan ekspektasi konsumen yang tetap kuat serta momentum perayaan Haul Guru Sekumpul yang bergeser dan dirayakan 2 kali pada tahun 2025.
Secara keseluruhan 2025, inflasi Provinsi Kalimantan Selatan diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2024 namun masih berada dalam rentang sasaran 2,5±1% (yoy). Perkiraan tekanan inflasi yang lebih tinggi didorong peningkatan seluruh kelompok, terutama dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya diprakirakan meningkat didorong oleh harga emas perhiasaan seiring harga emas global yang diprakiran masih tinggi akibat tren penurunan suku bunga dan ketidakpastian global yang masih berlanjut. Selanjutnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau diprakirakan meningkat salah satunya didorong oleh kenaikan daging dan telur ayam ras seiring kenaikan harga pakan jagung ternak serta Day Old Chicken (DOC) di tengah program MBG yang mulai akseleratif. Lebih lanjut, sigaret kretek mesin diprakirakan mengalami inflasi sejalan dengan kebijakan penyesuaian Harga Jual Eceran (HJE) komoditas rokok yang sudah mulai diterapkan sejak awal tahun 2025.