Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat​

12/5/2025 6:00 PM
Hits: 18

Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Barat November 2025

Kalimantan Barat
Triwulan

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah
Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan III 2025 mengalami pertumbuhan sebesar 5,31% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 5,59% (yoy).  Dari sisi penawaran, kinerja lapangan usaha pertanian, industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi menjadi kontributor utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan III 2025. Dari sisi permintaan, pertumbuhan didorong oleh kinerja investasi dan konsumsi rumah tangga.

Keuangan Pemerintah
Realisasi total pendapatan daerah APBD Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan III 2025 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Persentase realisasi total pendapatan pada triwulan III 2025 tercatat sebesar Rp4.318,10 miliar atau 72,04% dari pagu anggaran, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2024 yang sebesar Rp4.702,80 miliar atau 73,22% dari pagu anggaran. Realisasi belanja APBD Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan III 2025 secara total sebesar Rp2.818,01 miliar atau 45,87% dari pagu anggaran. Realisasi ini tercatat menurun jika dibandingkan dengan triwulan III tahun sebelumnya yang mencapai Rp3.968,36 miliar atau 59,94% dari pagu. Penurunan ini didorong oleh perlambatan realisasi sebagian besar komponen belanja, terutama belanja barang, belanja modal, hibah, serta transfer ke daerah, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024. Persentase realisasi belanja APBN di Kalimantan Barat hingga triwulan III 2025 tercatat sebesar 69,21% dari pagu anggaran atau senilai Rp21.330,01 miliar. Realisasi tersebut menurun dibandingkan dengan realisasi belanja triwulan III 2024 yang tercatat sebesar Rp23.160,97 miliar atau 74,99% dari pagu anggaran. Penurunan ini menunjukkan perlambatan penyerapan anggaran sebesar -7,91% secara tahunan (yoy).

Perkembangan Inflasi Daerah
Inflasi Kalimantan Barat pada triwulan III 2025 tercatat sebesar 1,94% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II 2025 yang tercatat sebesar 1,20% (yoy). Hal ini didorong oleh komoditas emas perhiasan, bawang merah, dan ikan kembung. Namun demikian, terjaganya ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga komoditas cabai rawit, daging ayam ras, dan bawang putih, serta adanya langkah strategis pemerintah melalui program Asta Cita al. swasembada pangan (padi dan jagung) dan penyaluran beras SPHP dapat menahan laju inflasi yang lebih tinggi. Selain itu, pelaksanaan dukungan kelancaran distribusi dan komunikasi efektif melalui pelaksanaan HLM TPID Wilayah Kalimantan, HLM TPID kabupaten/kota, serta Forum Kerjasama Antar Daerah (KAD) memperkuat kolaborasi dan kapabilitas mitra strategis dalam mendukung upaya pengendalian inflasi Kalimantan Barat tahun 2025 pada dalam kisaran target sasaran 2,5 ±1%.

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM
Kredit perbankan wilayah Kalimantan Barat pada triwulan III 2025 tumbuh sebesar 2,04% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,42% (yoy). Sementara itu, pembiayaan perbankan syariah tumbuh sebesar 7,68% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 9,10% (yoy). Pertumbuhan kredit segmen UMKM tercatat -0,35% (yoy), mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,67% (yoy). Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan Kalimantan Barat tumbuh 5,45% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 4,09% (yoy), yang didorong oleh jenis pertumbuhan DPK deposito dan perbaikan kinerja DPK giro yang meningkat signifikan. Di sisi lain, risiko kredit bermasalah di Kalimantan Barat mengalami perbaikan dengan rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,95%, mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya 2,24%, jauh di bawah threshold 5%.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah
Peredaran uang kartal di Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan III 2025 mengalami kondisi net-outflow Rpsejalan dengan normalisasi kegiatan ekonomi dan peningkatan kebutuhan likuiditas pelaku usaha. Kondisi net outflow tersebut disebabkan kenaikan outflow sekaligus penurunan  inflow perbankan selaras dengan peningkatan penarikan nasabah di sektor perkebunan dan pertambangan serta optimalisasi TUKAB untuk memenuhi kebutuhan permintaan uang kartal. Kinerja sistem pembayaran nontunai di Provinsi Kalimantan Barat secara umum tumbuh melambat. Meskipun aktivitas transaksi nilai besar melalui SKNBI dan BI-RTGS mengalami kontraksi di triwulan III 2025, transaksi retail non tunai masih menunjukan resiliensi pertumbuhan. Transaksi melalui BI-FAST, APMK (Kartu debit dan kredit), dan UE (uang elektronik) masih mencatatkan pertumbuhan dua digit baik nominal maupun volume. Kegiatan belanja masyarakat mendominasi pangsa penggunaan transaksi ritel tersebut. Implementasi elektronifikasi transaksi keuangan di Kalimantan Barat terus menunjukkan kemajuan yang signifikan. Hingga akhir triwulan III 2025, jumlah merchant QRIS, pengguna, dan volume transaksi mencatatkan pertumbuhan positif. Bank Indonesia melakukan berbagai inisiatif untuk mempercepat elektronifikasi transaksi pemerintah daerah (ETPD) dengan memperluas penggunaan instrumen dan kanal pembayaran serta mendorong interkoneksi dan interoperabilitas layanan sistem pembayaran termasuk penyaluran bantuan sosial. Aktivitas transaksi antar negara menunjukan pertumbuhan positif di triwulan III 2025 secara tahunan. Hal ini tercermin dari transaksi jual/beli UKA dan transaksi incoming-outgoing melalui Layanan Remitansi yang meningkat, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas lintas negara.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
Kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Barat relatif stabil. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2025 tercatat sebesar 4,82%, menurun 0,004% dibandingkan Agustus 2024. Rasio kemiskinan pada Maret 2025 tercatat 6,16%, menurun sebesar 0,09% dibandingkan September 2024. Sejalan dengan itu, jumlah penduduk miskin Kalimantan Barat pada Maret 2025 mengalami penurunan sebanyak 3,04 ribu orang atau turun 0,01% dibandingkan September 2024. Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) pada Triwulan III 2025 tercatat sebesar 170,59 mengalami peningkatan 1,82% (qtq) dibandingkan Triwulan II 2025. Peningkatan ini mengindikasikan adanya perbaikan terhadap daya beli petani. Pada periode tersebut, indeks harga yang diterima petani (It) tercatat sebesar 211,42, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 123,94.

Prospek Perekonomian Daerah
Ketidakpastian geopolitik serta divergensi ekonomi dunia masih menjadi faktor risiko dalam pertumbuhan ekonomi dunia. Pada tahun 2025, ekonomi dunia diprakirakan tumbuh sebesar 3,00% (yoy). Di sisi lain, ketidakpastian pasar keuangan keuangan global tetap tinggi dipengaruhi kebijakan tarif impor AS. Sementara itu, ekonomi Eropa, Tiongkok, dan Jepang masih lemah dipengaruhi permintaan domestik yang belum kuat sejalan dengan perekonomian global yang melambat. Hal ini direspon oleh kebijakan moneter yang konsisten dan tepat dengan penyesuaian BI-Rate menjadi sebesar 4,75% pada bulan November 2025. Perekonomian Kalimantan Barat tahun 2025 diprakirakan tumbuh kuat dan inflasi yang terjaga. Kinerja lapangan usaha utama diimbangi dengan tingkat konsumsi masyarakat yang diprakirakan tetap kuat, serta perbaikan kinerja ekspor menjadi faktor pendorong perekonomian Kalimantan Barat pada tahun 2025. semantara itu, secara keseluruhan tahun 2025, inflasi di Kalimantan Barat diperkirakan stabil terjaga pada rentang sasaran target inflasi nasional sebesar 2,5±1% (yoy).​

Lampiran



Kontak
​Contact Center BICARA: (62 21) 131
e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Provinsi Kalimantan Barat​
Halaman ini terakhir diperbarui 12/6/2025 7:10 AM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga