Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan​​​​​​​

9/6/2023 12:00 AM
Hits: 1328

Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan Agustus 2023

Sumatera Selatan
Triwulan

PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan triwulan II 2023 terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya, ditopang oleh peningkatan mobilitas perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri dan tumbuh kuatnya sektor pertambangan. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tumbuh 5,24% (yoy) pada triwulan II 2023, lebih tinggi dibanding triwulan I 2023 yang sebesar 5,11% (yoy). Jika dilihat secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan juga tercatat mengalami perbaikan pada triwulan laporan menjadi sebesar 4,57% (qtq). Perbaikan ekonomi Sumatera Selatan terutama ditopang oleh kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi serta lapangan usaha (LU) Pertambangan, LU Industri Pengolahan, dan LU Pertanian. Membaiknya pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan II 2023 juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional dan Sumatera yang membaik dengan pertumbuhan positif masing-masing sebesar 5,17% (yoy) dan 4,90% (yoy) sesuai pola historis. Sementara itu, pangsa ekonomi Sumatera Selatan terhadap ekonomi nasional dan ekonomi Sumatera pada triwulan laporan relatif stabil, masing-masing sebesar 3,04% dan 13,80%. Dari sisi pengeluaran, perbaikan ekonomi pada triwulan II 2023 didorong oleh kuatnya kinerja komponen konsumsi rumah tangga ditengah kinerja investasi yang semakin meningkat. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), membaiknya ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan II 2023 terutama ditopang oleh meningkatnya kinerja LU Pertambangan. Sementara itu, kinerja LU utama lainnya seperti Industri Pengolahan, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, serta Perdagangan Besar dan Eceran tercatat masih tumbuh meskipun melambat dibanding triwulan sebelumnya. Di sisi lain, LU kontruksi tercatat tumbuh meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan kinerja LU Pertambangan seiring dengan investasi yang dilakukan oleh pelaku usaha dan memberikan porsi terbesar realisasi investasi yang masuk ke Sumatera Selatan pada triwulan laporan. Selanjutnya, kinerja LU Industri Pengolahan tertahan oleh permintaan komoditas unggulan Sumatera Selatan dari negara mitra yang melemah. Selain itu, kinerja LU Pertanian melambat sejalan dengan intensitas panen yang tidak setinggi triwulan sebelumnya. Kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran tercatat tumbuh melambat sejalan dengan tingginya konsumsi masyarakat pada periode HBKN Idul Fitri seiring dengan pencairan bonus maupun THR.

​ 

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Realisasi pendapatan pemerintah daerah gabungan (APBN dan APBD), baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota pada triwulan II 2023 menunjukkan perlambatan di tengah tren peningkatan realisasi belanja gabungan. Target pendapatan pemerintah (APBD dan APBN) di Sumatera Selatan pada triwulan II 2023 sebesar Rp60,74 triliun, menunjukkan peningkatan sebesar 11,12% (yoy). Meskipun demikian, realisasi pendapatan pemerintah sampai dengan triwulan II 2023 senilai Rp23,98 triliun atau sebesar 39,49% dari target, menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2022 Rp23,14 triliun atau sebesar 42,33% dari target. Pagu belanja pemerintah (APBD dan APBN) di Sumatera Selatan pada triwulan II 2023 sebesar Rp87,78 triliun, meningkat sebesar 6,22% (yoy). Sementara itu, realisasi belanja pemerintah sampai dengan triwulan laporan sebesar Rp31,11 triliun atau 35,44% dari pagu, lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp28,98 triliun atau 35,20% dari pagu. Realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) triwulan II 2023 sebesar 42,84% dari pagu, sedikit meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar 35,16% dari pagu.

 

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Inflasi Gabungan 2 Kota IHK di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan II 2023 tercatat sebesar 2,86% (yoy), melandai dibandingkan dengan triwulan I 2023 yang sebesar 4,92% (yoy). Melandainya tekanan inflasi ini terutama didorong oleh terkendalinya pasokan bahan pangan seiring dengan cuaca yang kondusif. Komoditas yang menyumbang inflasi terbesar pada triwulan laporan adalah bensin, beras, dan rokok kretek filter. Inflasi pada triwulan III 2023 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya atau masih di dalam kisaran sasaran inflasi nasional 3,0±1,0%. Faktor yang menjadi pendorong inflasi terutama bersumber dari kenaikan harga BBM non subsidi serta kenaikan harga bahan bangunan seiring percepatan pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan menjelang akhir tahun. Kegiatan pengendalian inflasi daerah akan terus dilanjutkan dengan tetap berpedoman pada strategi Pengendalian Inflasi 4K  yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif. Selain itu, Bank Indonesia di daerah akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Daerah dan instansi terkait melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sebagai wadah penguatan kerjasama dan sinergi dalam menjaga pasokan (supply) komoditas pangan dan daya beli masyarakat.


PEMBIAYAAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

Stabilitas sistem keuangan Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan II 2023 terus membaik yang tercermin dari fungsi intermediasi perbankan yang masih menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan NPL yang relatif terjaga dan membaik. Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan, penyaluran pembiayaan perbankan Sumatera Selatan pada pada triwulan II 2023 tercatat meningkat didorong oleh perbaikan kinerja kredit korporasi maupun rumah tangga. Risiko kredit terus mengalami penurunan dengan nilai Non-Performing Loan (NPL) yang masih terjaga di angka 4,12%. Optimisme pelaku usaha yang juga membaik pada triwulan II 2023 ditunjukkan dari penyaluran kredit korporasi yang tumbuh positif sebesar 7,56% (yoy). Meskipun sedikit melandai dibandingkan periode sebelumnya seiring tahun politik dan juga penurunan harga komoditas internasional disinyalir menjadi pendorong kondisi ini. Kredit konsumsi rumah tangga juga tetap menunjukkan pertumbuhan, terutama didorong oleh penyaluran kredit kepemilikian rumah (KPR) dan kredit multiguna. Penyaluran kredit UMKM tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 10,79% (yoy) dengan tingkat risiko yang masih dalam batas aman. Pertumbuhan positif kredit UMKM pada triwulan II 2023 utamanya didorong oleh peningkatan penyaluran kredit UMKM skala mikro.

 

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Penyelenggaraan sistem pembayaran tunai dan non tunai di Sumatera Selatan menunjukkan pertumbuhan sejalan dengan akseptasi digital. Transaksi RTGS pada triwulan II 2023 tercatat sebesar Rp49,01 triliun meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp45,40 triliun, meskipun secara persentase pertumbuhan terkontraksi lebih dalam sebesar -30,55% (yoy) di periode triwulan laporan. Transaksi menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) di Sumatera Selatan pada triwulan II 2023 tercatat meningkat pada kedua jenis transaksi, baik menggunakan kartu ATM/Debit maupun kartu kredit. Hal ini sejalan dengan meningkatnya konsumsi masyarakat selama periode bulan Ramadhan dan HBKN Idul Fitri. Transaksi Uang Elektronik (UE) tercatat Rp2,40 triliun, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat Rp2,36 triliun yang diikuti oleh peningkatan volume transaksi menjadi 22,49 juta. Sejalan dengan hal tersebut, transaksi e-commerce meningkat menjadi Rp2,30 triliun atau tumbuh sebesar 7,95% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,13% (yoy). Jumlah merchant QRIS di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan II 2023 mencapai 669.911 merchant. Jumlah ini masih menempati peringkat kedelapan secara nasional, dan posisi kedua tertinggi di Sumatera setelah Sumatera Utara. Sementara itu, transaksi uang kartal tercatat net outflow sebesar Rp2,35 triliun dengan inflow sebesar RpRp4,19 triliun dan outflow sebesar Rp6,54 triliun sesuai pola historisnya pasca masuknya HBKN Idul Fitri.

 

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH

Kondisi ketenagakerjaan pada 2023 di Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan perbaikan disertai dengan penurunan tingkat kemiskinan. Kondisi ketenagakerjaan di Sumatera Selatan menunjukkan perbaikan pada 2023, tercermin dari penurunan tingkat pengangguran terbuka dan peningkatan tingkat partisipasi kerja pada Februari 2023. Hal ini juga terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) kepada pelaku usaha di Sumatera Selatan yang mengalami kenaikan pada triwulan II 2023. Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penggunaan tenaga kerja dalam SKDU sebesar -0,62% pada triwulan I 2023, menjadi 4,15% pada triwulan laporan.

Angka kemiskinan Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan laporan mengalami penurunan searah dengan kondisi nasional. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan pada Maret 2023 sebanyak 1,04 juta orang atau 11,78% dari total penduduk Provinsi Sumatera Selatan. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 menurun dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada September 2022 yang tecatat sebanyak 11,95% dari total penduduk Provinsi Sumatera Selatan.

 

PROSPEK PEREKONOMIAN

Mempertimbangkan tantangan perekonomian global dan nasional serta berbagai indikator dini, pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada keseluruhan tahun 2023 diperkirakan tetap tumbuh kuat dengan inflasi yang tetap terjaga. Pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,6% - 5,4% (yoy) yang didukung oleh kinerja seluruh komponen disagregasi seiring permintaan yang kuat dan kinerja ketiga LU utama yaitu LU Pertambangan dan Penggalian, LU Industri Pengolahan, serta LU Pertanian.

Pada tahun 2023, inflasi gabungan dua kota di Sumatera Selatan diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan 2022 sejalan dengan upaya pengendalian inflasi. Inflasi di tahun 2023 diperkirakan melandai pada seluruh kategori. Inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau tertahan seiring keberlanjutan sinergi program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk menjaga pasokan komoditas bahan pangan serta penyaluran bansos guna menjaga daya beli masyarakat. Normalisasi harga pada komoditas aneka cabai turut menjadi faktor penahan pada inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Pengendalian inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau di Sumatera Selatan terus dilakukan melalui gerakan operasi pasar, akselerasi Gerakan Tanam Rumah Tangga, penjajakan dan perluasan kerja sama antar daerah (KAD), serta penguatan digital farming.


Lampiran
Kontak

Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumatera Selatan​

Halaman ini terakhir diperbarui 9/7/2023 10:11 AM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga