Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan I 2024 tumbuh solid mengindikasikan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut. Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan I 2024 tercatat sebesar 4,37% (yoy) meningkat jika dibandingkan dengan triwulan IV 2023 yang tumbuh 4,30% (yoy). Peningkatan didorong oleh perbaikan aktivitas ekonomi dampak momentum penyelenggaraan pemilu dan masuknya bulan Ramadhan. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), Industri Pengolahan dan Perdagangan mengalami akselerasi pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Sumatera, namun masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Nasional yang masing-masing sebesar 4,24% (yoy) dan 5,11% (yoy).
Terhitung sejak Januari 2024, perhitungan inflasi Sumatera Barat telah mengacu pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2022 dengan penambahan wilayah Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Pasaman Barat sebagai daerah sampel inflasi. Berdasarkan perhitungan tersebut, inflasi Sumatera Barat pada triwulan I 2024 tercatat sebesar 3,93% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2023 sebesar 2,47% (yoy). Peningkatan inflasi bersumber dari tekanan inflasi pangan sejalan dengan akselerasi konsumsi masyarakat pada bulan Ramadhan. Inflasi juga didorong dari sisi supply akibat faktor cuaca, dampak erupsi Gunung Marapi, serta bencana banjir di daerah sentra. Selain itu, menguatnya ketidakpastian ekonomi global yang mendorong gejolak nilai tukar dan harga emas turut berpengaruh pada meningkatnya inflasi Sumatera Barat.
Pembiayaan/kredit di Sumatera Barat pada triwulan I 2024 tumbuh kuat. Penyaluran kredit Sumatera Barat tercatat senilai Rp74,36 triliun dengan laju pertumbuhan 9,54% (yoy) pada triwulan IV 2023 menjadi senilai Rp75,36 triliun dengan laju pertumbuhan 8,22% (yoy) pada triwulan I 2024. Dari sisi risiko, kualitas kredit Sumatera Barat pada triwulan laporan tetap baik dengan risiko terjaga, tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) yang berada di bawah ambang batas 5% yaitu sebesar 2,13%.
Pertumbuhan transaksi pembayaran digital melalui QRIS semakin melambat. Jumlah merchant maupun pengguna QRIS Sumatera Barat tumbuh cenderung melambat masing-masing sebesar 30,77% (yoy) dan 62,38% (yoy). Peningkatan jumlah merchant dan jumlah pengguna QRIS merupakan hasil positif dari sinergi pelaksanaan berbagai program yang diinisiasi oleh Bank Indonesia, Penyedia Jasa Pembayaran, Pemerintah, dan industri untuk mendukung penggunaan QRIS dalam bertransaksi dengan cepat, mudah, murah, aman, dan handal bagi masyarakat.