Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon
​​​​​​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat​​
3/7/2025 12:00 AM
Hits: 544

Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Barat Februari 2025

Sumatera Barat
Triwulan

​​​​​​​​​​​​​

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan IV 2024 tumbuh melambat. Pertumbuhan pada triwulan IV 2024 tercatat sebesar 4,04% (yoy) melambat dibandingkan dengan triwulan III 2024 sebesar 4,33% (yoy). Hal tersebut didorong oleh kinerja pertanian yang menurun terutama padi hingga penurunan kinerja transportasi udara seiring dengan mobilitas dan konsumsi rumah tangga yang melambat.

Secara keseluruhan tahun 2024, perekonomian Sumatera Barat tumbuh sebesar 4,36% (yoy), lebih rendah dibandingkan tahun 2023 sebesar 4,62% (yoy). Penurunan sejalan dengan hampir seluruh Lapangan Usaha utama mengalami perlambatan. Penyumbang utamanya yaitu kinerja pertanian yang menurun akibat dampak bencana alam. Meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan keuangan global juga menahan kinerja PMTB sehingga melambat pada tahun 2024. Namun demikian, meningkatnya konsumsi masyarakat di tengah kunjungan wisatawan yang terakselerasi menopang pertumbuhan ekonomi tetap positif.

KEUANGAN PEMERINTAH

Realisasi pendapatan dan belanja Provinsi Sumatera Barat pada triwulan IV 2024 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan IV 2023. Realisasi pendapatan daerah tercatat senilai Rp6,47 triliun atau sebesar 94,39% dari target, lebih tinggi dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan realisasi dipengaruhi oleh naiknya realisasi pendapatan asli daerah dan pendapatan transfer. Sementara itu, realisasi belanja Provinsi Sumatera Barat mencatatkan peningkatan menjadi Rp6.51triliun. Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan realisasi Belanja Operasi, Belanja Tidak Terduga, dan Belanja Transfer.

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Inflasi Sumatera Barat pada triwulan IV 2024 sebesar 0,89% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan III 2024 yang sebesar 1,52 % (yoy). Penurunan harga komoditas pangan terutama komoditas cabai merah yang didukung pasokan dari Jawa serta kembali lancarnya distribusi pangan pasca perbaikan akses jalan utama menjadi faktor stabilnya inflasi. Lebih lanjut, inflasi yang terjaga rendah juga diperkuat oleh sinergi pengendalian inflasi TPID Provinsi dan TPID Kabupaten/Kota.

PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN, DAN UMKM

Pembiayaan/kredit di Sumatera Barat pada triwulan IV 2024 melambat sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Penyaluran kredit Sumatera Barat tercatat senilai Rp78 triliun dengan laju pertumbuhan 8,30% (yoy) pada triwulan III 2024 menjadi senilai Rp78,13 triliun dengan laju pertumbuhan 5,08% (yoy) pada triwulan IV 2024. Dari sisi risiko, kualitas kredit Sumatera Barat pada triwulan laporan tetap baik dengan risiko terjaga, tecermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) yang berada di bawah ambang batas 5%, yaitu sebesar 1,91%.

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Pertumbuhan transaksi pembayaran digital melalui QRIS semakin meningkat. Jumlah merchant maupun pengguna QRIS Sumatera Barat tumbuh  masing-masing sebesar 15,99% (yoy) dan 19,68% (yoy). Peningkatan jumlah merchant dan jumlah pengguna QRIS merupakan hasil positif dari sinergi pelaksanaan berbagai program yang diinisiasi oleh Bank Indonesia, Penyedia Jasa Pembayaran, Pemerintah, dan industri untuk mendukung penggunaan QRIS dalam bertransaksi dengan cepat, mudah, murah, aman dan handal bagi masyarakat.

Dari sisi pengelolaan uang rupiah, aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat mengalami net-outflow. Inflow dari KPwBI Provinsi Sumatera Barat pada triwulan IV-2024 tercatat mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara outflow mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya.

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH

Kondisi lapangan kerja Sumatera Barat membaik. Hal ini tecermin dari meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) serta menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Pada Agustus 2024, TPAK Sumatera Barat tercatat sebesar 70,28%, lebih tinggi dibandingkan dengan Agustus 2023 yang sebesar 69,61%. Sementara TPT periode Agustus 2024 sebesar 5,75%, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,94%. Membaiknya kondisi ketenagakerjaan tersebut sejalan dengan ketersediaan lapangan kerja yang tetap terjaga.

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Perekonomian Sumatera Barat pada tahun 2025 diprakirakan tumbuh dan berada pada kisaran 4,0% (yoy) – 4,8% (yoy), didukung oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga, pemulihan sektor pertanian, dan peningkatan event pariwisata. Operasional JTTS seksi Padang–Sicincin diperkirakan menjadi daya tarik ekonomi sehingga mendorong kunjungan wisatawan. Tren kenaikan harga komoditas global serta peremajaan lahan juga memperkuat ekspor dan kinerja industri pengolahan. Namun, ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi cuaca tetap menjadi tantangan bagi pertumbuhan ekonomi daerah ke depan.

Laju inflasi Sumatera Barat pada tahun 2025 diprakirakan meningkat dibandingkan inflasi tahun 2024. Namun demikian, inflasi diprakirakan tetap terjaga berada pada rentang sasaran inflasi 2,5±1% (yoy). Peningkatan inflasi diprakirakan berasal dari perbaikan konsumsi masyarakat. Selain itu, ketidakpastian ekonomi global yang berpotensi berlanjut dapat mempengaruhi harga acuan global dan nilai tukar rupiah sehingga berdampak pada peningkatan harga komoditas impor. Untuk itu, TPID Sumatera Barat berkomitmen melanjutkan berbagai upaya pengendalian inflasi sehingga inflasi terjaga rendah dan stabil pada tahun 2025. 


Lampiran















Kontak
Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​​Provinsi Sumatera Barat
Halaman ini terakhir diperbarui 3/7/2025 2:02 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga