Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan IV 2022 tumbuh positif melanjutkan tren pemulihan ekonomi. Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan IV 2022 tercatat sebesar 4,15% (yoy) melambat dibandingkan dengan triwulan III 2022 yang tumbuh 4,56% (yoy). Perlambatan pada triwulan IV 2022 tersebut akibat perlambatan ekonomi global yang berpengaruh pada penurunan permintaan ekspor Sumatera Barat dan tren peningkatan harga atau inflasi yang menahan laju Konsumsi Rumah Tangga. Kinerja perekonomian Sumatera Barat tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional ataupun di wilayah Sumatera pada periode yang sama, dengan masing-masing sebesar 5,01% (yoy) dan 4,98% (yoy).
Secara keseluruhan tahun, perekonomian Sumatera Barat tumbuh positif pada tahun 2022. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat pada tahun 2022 tumbuh sebesar 4,36% (yoy), meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,29% (yoy). Peningkatan tersebut terutama didorong oleh pemulihan aktivitas ekonomi yang lebih baik seiring dengan capaian vaksin yang meningkat dan relaksasi pelonggaran kebijakan pembatasan aktivitas sejalan dengan kasus COVID-19 yang lebih terkendali pada tahun 2022.
Tekanan inflasi Sumatera Barat triwulan IV 2022 menurun didukung oleh meningkatnya pasokan pangan seiring dengan masuknya masa panen. Hal ini menahan tren kenaikan inflasi yang lebih tinggi khususnya pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru. Inflasi Sumatera Barat pada triwulan IV 2022 tercatat mencapai 7,43% (yoy), sedikit menurun dibandingkan triwulan III 2022 yang mengalami inflasi sebesar 8,49% (yoy). Inflasi Sumatera Barat pada triwulan IV 2022 terutama disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 9,39% (yoy) dengan andil inflasi sebesar 2,84% (yoy) yang bersumber dari kenaikan harga komoditas beras, cabai merah, telur ayam ras, rokok kretek filter, dan rokok kretek. Inflasi lebih lanjut disebabkan oleh inflasi kelompok transportasi sebesar 16,65% (yoy) dengan andil sebesar 2,38% (yoy) akibat adanya kenaikan harga pada komoditas bensin, angkutan udara, dan mobil.
Pertumbuhan pembiayaan/kredit Sumatera Barat pada triwulan IV 2022 mengalami peningkatan. Kredit di Sumatera Barat tumbuh meningkat dari sebesar Rp 66,59 triliun dengan laju pertumbuhan 5,16% (yoy) pada triwulan III 2022 menjadi sebesar Rp67,89 triliun dengan laju pertumbuhan 9,30% (yoy) pada triwulan IV 2022. Dari sisi risiko kredit, kualitas kredit Sumatera Barat pada triwulan laporan terjaga, tercermin dari rasio NPL yang membaik dan berada di bawah ambang batas 5%. Rasio Non-Performing Loan (NPL) menurun dari sebesar 1,83%, pada triwulan III 2022 menjadi 1,69% pada triwulan IV 2022.
Perkembangan transaksi sistem pembayaran pada triwulan IV 2022 secara umum sejalan dengan kondisi perekonomian Sumatera Barat. Pertumbuhan nilai transaksi BI-RTGS ke Sumatera Barat mencatatkan peningkatan, namun volume transaksi mengalami penurunan. Peningkatan pertumbuhan nilai transaksi merupakan capaian yang baik mengingat sejak triwulan III 2021 transaksi RTGS dalam tren yang menurun dikarenakan aktivitas ekonomi terdampak pandemi COVID-19. Di sisi lain, Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) Sumatera Barat masih mengalami kontraksi pertumbuhan baik dari sisi nilai maupun volume. Hal ini mengindikasikan peningkatan animo masyarakat dalam memanfaatkan digital banking BI-FAST untuk bertransaksi di bawah nominal Rp250 juta.