Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​​​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau​

11/30/2023 12:00 AM
Hits: 1261

Laporan Perekonomian Provinsi Riau November 2023

Riau
Triwulan

​​I. ASESMEN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

  • Ekonomi Riau pada triwulan III 2023 tumbuh 4,02% (yoy), melambat dibandingkan triwulan II 2023 yang tumbuh 4,88% (yoy). Dari sisi penggunaan, perlambatan ekonomi Riau pada triwulan III 2023 dipengaruhi oleh penurunan kinerja ekspor luar negeri, konsumsi pemerintah, serta perlambatan konsumsi swasta. Pelemahan permintaan eksternal di tengah harga komoditas utama yang lebih rendah menyebabkan kinerja ekspor luar negeri tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Normalisasi aktivitas belanja rumah tangga pasca perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri dan Iduladha menahan laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Lebih lanjut, penurunan realisasi belanja APBN dan APBD terutama untuk komponen belanja pegawai dan bantuan sosial menyebabkan kinerja konsumsi pemerintah terkontraksi. Meski demikian, kinerja investasi yang lebih baik mampu menahan perlambatan lebih lanjut.
  • Dari sisi lapangan usaha (LU), kinerja ekonomi Riau yang lebih lambat pada triwulan III 2023 dipengaruhi oleh perlambatan kinerja LU Industri Pengolahan dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial. Tertahannya permintaan eksternal disertai dengan permintaan domestik yang melandai menyebabkan kinerja LU Industri Pengolahan tumbuh terbatas. Di sisi lain, aktivitas layanan pemerintahan yang suboptimal menahan pertumbuhan LU Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial. Hal ini juga tercermin dari penerimaan pajak dan retribusi daerah yang tumbuh terbatas pada periode laporan. Namun demikian, Perlambatan kinerja lapangan usaha yang lebih dalam tertahan oleh kinerja lapangan usaha utama, seperti LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, LU Konstruksi, dan LU Jasa yang masih mencatatkan peningkatan pertumbuhan.​

II. ASESMEN KEUANGAN PEMERINTAH

  • Kinerja APBD secara agregat di Provinsi Riau tumbuh positif pada triwulan III 2023. Realisasi pendapatan daerah dari Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Provinsi Riau mencapai Rp20,82 triliun atau tumbuh 0,48% (yoy) dibandingkan triwulan III 2022 yang tercatat sebesar Rp20,72 triliun. Namun demikian, rasio penerimaan pendapatan terhadap pagu tecatat menurun dari 65,21% menjadi 60,52%. Sejalan dengan pendapatan, total realisasi belanja daerah di Provinsi Riau juga meningkat dari Rp18,90 triliun (55,56% dari pagu) menjadi Rp20,97 triliun (57,11% dari pagu) atau tumbuh 10,98% (yoy) pada triwulan III 2023.
  • Realisasi APBD Provinsi Riau pada triwulan III 2023 mengalami peningkatan dibandingkan dengan realisasi pada tahun sebelumnya, baik secara nominal dan persentase terhadap pagu anggaran. Komponen belanja Provinsi Riau hingga triwulan III 2023 tercatat meningkat dengan realisasi sebesar Rp6,29 triliun, atau tumbuh dua digit sebesar 21,49% (yoy), dibandingkan dengan capaian triwulan III 2022 yang sebesar Rp5,18 triliun. Rasio capaian realisasi belanja daerah terhadap pagu anggaran juga meningkat dari 57,66% menjadi 62,07%. Jika ditinjau berdasarkan komponennya, peningkatan realisasi belanja daerah terjadi pada komponen belanja operasi, belanja modal, dan belanja transfer, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada belanja modal. Meskipun demikian, realisasi belanja daerah yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan realisasi belanja bantuan sosial.
  • Namun demikian, peningkatan belanja daerah tidak disertai dengan peningkatan pendapatan. Realisasi pendapatan Provinsi Riau hingga triwulan III 2023 tercatat mengalami penurunan dari Rp6,28 triliun menjadi Rp5,74 triliun atau -8,59% (yoy). Rasio realisasi terhadap pagu anggaran pendapatan daerah juga menurun dari 69,93% menjadi 60,59%. Ditinjau dari komponennya, penurunan realisasi pendapatan terutama disebabkan oleh realisasi pendapatan transfer pemerintah pusat yang turun 18,41% (yoy).

III. ASESMEN PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

  • Tekanan inflasi gabungan 3 kota di Provinsi Riau pada triwulan III 2023 konsisten melanjutkan tren penurunannya, sejalan dengan kondisi inflasi nasional. Inflasi gabungan 3 kota di Provinsi Riau tercatat sebesar 1,96% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan II 2023 sebesar 2,37% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, penurunan tekanan inflasi gabungan kota IHK Riau terutama didorong oleh melandainya tekanan inflasi kelompok Transportasi, serta deflasi sebkelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan; dan Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga. Selain itu, penurunan tekanan inflasi turut disumbang oleh deflasi komoditas pangan, khususnya aneka cabai dan bawang merah.
  • Secara spasial, Kota Pekanbaru dan Kota Tembilahan mencatatkan penurunan tekanan inflasi, sementara Kota Dumai mengalami peningkatan tekanan inflasi. Ke depan, inflasi gabungan kota IHK Riau pada triwulan IV 2023 diprakirakan tetap terjaga namun lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2023. Penyelenggaraan berbagai program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), pengelolaan ekspektasi inflasi yang lebih terjaga, dan meredanya tekanan eksternal diprakirakan dapat menahan laju inflasi yang lebih tinggi pada triwulan IV 2023 sehingga tetap berada dalam rentang target sasaran inflasi 3,0±1%.

IV. ASESMEN PEMBIAYAAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN UMKM

  • Kinerja intermediasi perbankan di Provinsi Riau terpantau tumbuh terbatas, sejalan dengan perlambatan ekonomi. Kinerja penyaluran kredit kepada korporasi tercatat melambat pada triwulan III 2023 sejalan dengan permintaan terhadap kredit yang cenderung terbatas di tengah peningkatan suku bunga kredit. Di sisi lain, penyaluran kredit Rumah Tangga (RT) terpantau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya didorong oleh daya beli masyarakat Riau yang masih terjaga. Dalam pembentukan kredit di Sumatera, Provinsi Riau berada pada posisi ke tiga atau menyumbang 13,34% dari total kredit di Sumatera setelah provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.
  • Sejalan dengan perkembangan kredit, rasio intermediasi perbankan di Riau pada triwulan III 2023 mencapai 76,68%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan lalu sebesar 76,55%. Penurunan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). Kinerja DPK pada triwulan III 2023 tumbuh 0,52% (yoy), setelah terkontrakasi -3,51% (yoy) pada triwulan II 2023.

V. ASESMEN PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

  • Pada triwulan III 2023, transaksi pembayaran tunai di Provinsi Riau mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya, sementara transaksi pembayaran nontunai mengalami peningkatan. Pergerakan inflow (uang masuk) dan outflow (uang keluar) di Bank Indonesia Riau tercatat net outflow sebesar Rp1,14 triliun sejalan dengan perlambatan konsumsi RT di triwulan laporan. Kondisi net outflow pada triwulan laporan searah jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami net outflow sebesar Rp2,45 triliun.
  • Secara umum, transaksi nontunai di Riau pada triwulan III 2023 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II 2023. Peningkatan transaksi nontunai di Riau didukung oleh peningkatan transaksi nontunai melalui Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik (UE). Sementara itu, transaksi nontunai melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) masih mengalami kontraksi di triwulan laporan. Penurunan transaksi pembayaran nontunai melalui BI-RTGS dan SKN-BI di tengah peningkatan konsumsi masyarakat, mengindikasikan preferensi masyarakat dalam pemenuhan konsumsi pada periode laporan lebih banyak menggunakan media transaksi non tunai retail berupa APMK.

VI. ASESMEN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

  • Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Riau pada Agustus 2023 menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan Februari 2023, maupun terhadap periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi antara lain oleh kinerja ekonomi Riau yang tetap menunjukkan tren positif di tengah berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global, pertumbuhan kinerja investasi yang tumbuh tinggi, serta konsumsi swasta yang tetap terjaga. Kinerja ekonomi yang terjaga dan diikuti dengan peningkatan daya beli, serta penurunan inflasi berdampak pada kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan.
  • Sejalan dengan perbaikan indikator ketenagakerjaan, indikator kemiskinan juga turut mengalami perbaikan. Tingkat kemiskinan tersebut menurun dibandingkan September 2022 yang sebesar 6,84%, maupun terhadap Maret 2022 yang sebesar 6,78%. Lebih lanjut, indikator kesejahteraan masyarakat pedesaan yang terefleksi dari pergerakan Nilai Tukar Petani (NTP), pada triwulan III juga meningkat. Pada triwulan III 2023 NTP meningkat dari 145,32 pada Juni 2023 menjadi 151,26 pada September 2023.
VII. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
  • Perekono​mian Riau untuk keseluruhan tahun 2023 diprakirakan tetap tumbuh positif, melanjutkan tren pemulihan pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Riau diprakirakan berada pada kisaran 3,9 - 4,7% (yoy). Namun, berdasarkan perkembangan terkini, ekonomi Riau tahun 2023 cenderung berada pada rentang bawah prakiraan. Hal ini dipengaruhi oleh estimasi kinerja ekonomi nasional dan global yang juga diperkirakan lebih rendah dari tahun 2022. Lebih lanjut, fragmentasi ekonomi, perdagangan, dan investasi akibat konflik geopolitik Rusia – Ukraina dan Tiongkok – Taiwan yang berlanjut serta dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif di negara maju, serta potensi krisis perbankan global akibat kesulitan likuiditas di perbankan Amerika Serikat dan Eropa diprakirakan menahan kinerja investasi di Provinsi Riau pada tahun 2023.
  • Inflasi gabungan kota di Provinsi Riau pada tahun 2023 diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun 2022. Tekanan inflasi Riau di tahun 2023 diperkirakan mereda sejalan dengan berbagai upaya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang terus digencarkan, harga komoditas energi global yang terkoreksi, serta ekspektasi inflasi yang lebih rendah. Meskipun beberapa tantangan masih dihadapi hingga akhir tahun 2023, dengan berbagai upaya yang dilakukan serta sinergi dan kolaborasi berbagai pihak, Bank Indonesia optimis inflasi tahunan Riau di tahun 2023 dapat kembali pada rentang 3%±1%.
  • Ekonomi Provinsi Riau pada 2024 diperkirakan meningkat dengan kisaran pertumbuhan sebesar 4,0% - 4,8% (yoy). Dari sisi pengeluaran, ekspor luar negeri dan konsumsi RT tetap kuat, dan menjadi sumber pemulihan ekonomi tahun 2024. Sementara, dari sisi lapangan usaha, perbaikan sektor industri pengolahan, pertanian, dan pertambangan akan menjadi pendorong utama ekonomi selama 2024.
  • Inflasi IHK Riau pada tahun 2024 diprakirakan berada di antara rentang kisaran sasaran inflasi 2,5%±1% (yoy). Tekanan inflasi yang diprakirakan lebih rendah di 2024 utamanya dikontribusikan oleh harga komoditas pangan global bias bawah, sementara kebijakan pengendalian inflasi akan terus diperkuat di tengah permintaan dan ekspektasi inflasi yang terjaga.

Lampiran
Kontak
Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Provinsi Riau


Halaman ini terakhir diperbarui 12/6/2023 3:11 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga