ASESMEN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
Perekonomian Riau pada triwulan
IV 2024 tumbuh baik dibandingkan capaian triwulan sebelumnya. Ekonomi Riau pada
triwulan IV 2024 tumbuh sebesar 3,52% (yoy), lebih tinggi dari realisasi
triwulan sebelumnya sebesar 3,46% (yoy). Kondisi
tersebut sejalan dengan perkembangan ekonomi Nasional yang juga mencatatkan
akselerasi dari triwulan sebelumnya, yaitu dari 4,95% (yoy) menjadi 5,02%
(yoy).
Dari sisi pengeluaran,
percepatan ekonomi Riau pada triwulan IV 2024 terutama disebabkan oleh
penguatan kinerja konsumsi Rumah Tangga dan ekspor luar negeri. Percepatan
ekonomi negara mitra dagang utama, seperti Tingkok menyebabkan permintaan
terhadap komoditas utama Riau meningkat. Hal ini tercermin pada peningkatan
kinerja ekspor non-migas, terutama pada komoditas Lemak dan Minyak Nabati dan
kertas. Lebih lanjut, kinerja konsumsi
pemerintah mencatat perlambatan sejalan dengan realisasi belanja barang dan
jasa APBD yang lebih rendah.
ASESMEN KEUANGAN PEMERINTAH
Postur APBD Provinsi Riau pada tahun 2024 meningkat
dibandingkan tahun 2023. Dari sisi pendapatan, Pemerintah
Provinsi Riau menetapkan pagu anggaran sebesar Rp11,11 triliun, meningkat
dibandingkan APBD perubahan tahun 2023 sebesar Rp10,23 triliun. Peningkatan
anggaran terutama terjadi pada komponen PAD yang naik dari Rp5,80 triliun
menjadi Rp6,78 triliun. Sejalan dengan pendapatan, pagu anggaran komponen
belanja daerah juga mencatatkan peningkatan sebesar 3,52% (yoy), dari Rp10,81
triliun pada tahun 2023 menjadi Rp11,19 triliun pada tahun 2024, terutama
terjadi pada komponen belanja operasi yang tumbuh 14,38% (yoy) menjadi Rp6,83
triliun.
Sementara itu, realisasi APBD secara
agregat di Provinsi Riau melambat pada tahun 2024. Realisasi
pendapatan daerah dari Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Provinsi
Riau tercatat sebesar Rp34,92 triliun atau terkontraksi 2,83% (yoy)
dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp35,94 triliun. Rasio penerimaan pendapatan
terhadap pagu juga menurun dari 94,98% menjadi 84,37%. Sejalan dengan
pendapatan, realisasi belanja daerah secara konsolidasi di Provinsi Riau
terkontraksi 3,58% (yoy), yaitu dari Rp37,13 triliun pada tahun 2023 menjadi
Rp35,80 triliun. Rasio realiasi belanja daerah terhadap pagu anggaran juga
menurun dari 93,13% menjadi 83,46% (yoy).
ASESMEN PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Pada triwulan IV 2024 tekanan inflasi
Riau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, sejalan dengan perkembangan
inflasi nasional. Riau tercatat mengalami inflasi
sebesar 1,25% (yoy) pada triwulan IV 2024, lebih rendah dibandingkan triwulan
III 2024 sebesar 1,38% (yoy). Berdasarkan kelompok pengeluaran, penurunan tekanan inflasi
terutama didorong oleh melandainya inflasi kelompok Makanan, Minuman, dan
Tembakau; serta Transportasi. Di sisi lain, penurunan tekanan inflasi yang
lebih lanjut ditahan oleh peningkatan inflasi terutama kelompok Perawatan
Pribadi dan Jasa Lainnya.
Secara keseluruhan tahun,
inflasi Riau tahun 2024 sebesar 1,25% (yoy) tercatat lebih rendah dibandingkan
tahun 2023 sebesar 2,50% (yoy). Melandainya inflasi Riau tahun 2024 terutama didorong oleh
kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau; Transportasi; serta Informasi,
Komunikasi, dan Jasa Keuangan. Di sisi lain, penurunan inflasi yang lebih dalam
tertahan oleh peningkatan inflasi terutama pada kelompok Perawatan Pribadi dan
Jasa Lainnya; Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT); serta
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran.
Ke depan, inflasi Riau triwulan I 2025 diprakirakan lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Sedangkan inflasi keseluruhan
tahun 2025 diprakirakan meningkat dibandingkan 2024, namun tetap terkendali dalam
rentang sasaran inflasi 2,5% ± 1% (yoy).
ASESMEN PEMBIAYAAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN AKSES
KEUANGAN UMKM
Kinerja intermediasi perbankan di
Provinsi Riau terpantau membaik, sejalan dengan kinerja positif perekonomian
Riau.
Kinerja penyaluran kredit kepada korporasi tercatat meningkat pada triwulan IV
2024 didukung oleh kemampuan bayar korporasi yang tetap baik di tengah kinerja
korporasi yang tetap solid. Lebih lanjut, penyaluran kredit Rumah Tangga (RT)
terpantau masih tumbuh positif meskipun tidak setinggi triwulan sebelumnya.
Fungsi intermediasi perbankan di
wilayah Riau tercatat cukup baik, terindikasi dengan Loan to
deposit ratio perbankan Riau pada triwulan IV 2024 yang tercatat sebesar
79,81%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 78,26% (yoy). Sementara
itu, pertumbuhan DPK pada triwulan laporan juga masih tumbuh terbatas dibandingkan
triwulan sebelumnya. Kinerja DPK pada triwulan IV 2024 tumbuh 4,92% (yoy),
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,43% (yoy).
ASESMEN PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pada triwulan IV 2024, transaksi
pembayaran tunai di Provinsi Riau mengalami perlambatan dibandingkan triwulan
sebelumnya. Pergerakan
inflow (uang masuk) dan outflow (uang keluar) di KPwBI Provinsi
Riau tercatat net-outflow sebesar Rp6,78 triliun. Kondisi
net-outflow pada triwulan laporan melanjutkan tren pada triwulan
sebelumnya dengan
net-outflow sebesar Rp2,78 triliun.
Sementara itu, transaksi nontunai di
Riau pada triwulan IV 2024 tercatat melambat sebagaimana terindikasi dari
SKNBI, BI-RTGS, dan APMK. Nominal
transaksi kliring di Provinsi Riau mengalami kontraksi sebesar 10,66% (yoy),
meski tidak sedalam triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 13,07% (yoy).
Sementara itu, transaksi melalui BI-RTGS tercatat mengalami kontraksi 17,61%
(yoy) atau senilai Rp51,74 triliun, lebih dalam dibandingkan kontraksi triwulan
sebelumnya sebesar 4,25 (yoy) atau senilai Rp43,46 triliun.
ASESMEN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Riau pada Agustus 2024
menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan Februari 2024, maupun terhadap
periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi ini tercermin dari penurunan
TPT Provinsi Riau pada Agustus 2024 sebesar 3,70%, dibandingkan Februari 2024
dan Agustus 2023 yang masing-masing sebesar 3,85% dan 4,23%. Hal ini
mengindikasikan pemulihan ekonomi Riau yang terus berlanjut sehingga mampu
menyerap tenaga kerja.
Sejalan dengan perbaikan indikator ketenagakerjaan, indikator
kemiskinan Provinsi Riau juga turut mengalami perbaikan. Tingkat kemiskinan Provinsi Riau pada
September 2024 membaik dari 6,67% pada Maret 2024 menjadi 6,36% di periode
laporan. Lebih lanjut, kesejahteraan masyarakat pedesaan yang terefleksi dari
pergerakan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan IV 2024 juga meningkat dari
175,17 pada triwulan III 2024 menjadi 190,01 pada triwulan IV 2024.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Perekonomian Riau pada tahun
2025 diprakirakan tetap tumbuh solid meski tidak sekuat tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Riau diprakirakan
berada pada kisaran 3,18 – 3,71% (yoy), cenderung bias bawah dan melambat
dibandingkan tahun 2024 yang tumbuh sebesar 3,52% (yoy). Perlambatan ekonomi
Riau tahun 2025 terutama dipengaruhi oleh penurunan kinerja konsumsi dan
investasi. Meskipun demikian, potensi perbaikan negara ASEAN, serta negara
tujuan ekspor LN non-tradisional diprakirakan menahan penurunan pertumbuhan
ekonomi Riau lebih dalam pada tahun 2025.
Inflasi Riau pada tahun 2025
diprakirakan terkendali dalam rentang sasarn inflasi 2,5%±1% (yoy). Terkendalinya inflasi Riau didukung
oleh komponen VF dan CI, sementara komponen AP yang diprakirakan mengalami
peningkatan inflasi yang terkendali. Prospek tersebut didasari oleh penguatan
upaya pengendalian inflasi VF melalui perbaikan produktivitas pertanian tanaman
pangan dan hortikultura, optimalisasi pengolahan pasca panen, program dukungan
penyediaan sarana produksi dan alat mesin pertanian, serta penguatan kualitas
SDM dan korporasi petani. Sementara itu, inflasi CI diprakirakan terjaga seiring
dengan ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas perekonomian
yang masih besar, imported inflation yang terkendali sejalan dengan
stabilitas nilai tukar Rupiah, serta dampak positif berkembangnya digitalisasi
Riau. Terakhir, inflasi AP diprakirakan
mengalami peningkatan terbatas seiring dengan kebijakan Pemerintah untuk
menjaga stabilisasi tarif listrik, tarif angkutan udara, dan tarif parkir.