Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau​

9/2/2024 12:00 AM
Hits: 1174

Laporan Perekonomian Provinsi Riau Agustus 2024

Riau
Triwulan

​​​​​​​​ASESMEN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Perekonomian Riau pada triwulan II 2024 tumbuh sebesar 3,70% (yoy), lebih tinggi dari realisasi triwulan sebelumnya sebesar 3,42% (yoy). Peningkatan kinerja ekonomi Riau pada triwulan II 2024 ditopang oleh kinerja konsumsi swasta (rumah tangga dan LNPRT) dan pemerintah yang tetap baik. Kenaikan permintaan domestik saat perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), serta momentum libur sekolah yang berlangsung pada periode yang sama mendorong kinerja konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi. Kondisi tersebut juga disertai dengan daya beli masyarakat yang cenderung terjaga seiring inflasi yang terkendali dan didukung dengan penyaluran gaji ke-13 dan Tunjangan Kinerja (Tukin) Aparatur Sipil Negara (ASN) pada triwulan laporan.

Dari sisi lapangan usaha (LU), peningkatan ekonomi Riau utamanya didorong oleh kinerja sektor ekonomi utama, yaitu LU Pertanian dan LU Industri Pengolahan. Kinerja LU Pertanian tumbuh lebih tinggi pada triwulan II 2024 ditopang oleh peningkatan kinerja subsektor kehutanan seiring peningkatan produksi hasil hutan. Peningkatan kinerja LU Pertanian juga didorong oleh kinerja subsektor peternakan yang meningkat sejalan dengan produksi ayam ras pedaging yang lebih tinggi. Sejalan dengan LU Pertanian, pertumbuhan LU Industri Pengolahan tercatat meningkat pada triwulan laporan sebagaimana terindikasi dari peningkatan volume ekspor komoditas kertas/karton (HS 48) dan berbagai produk kimia (HS 38).

 

ASESMEN KEUANGAN PEMERINTAH

Pada triwulan II 2024, realisasi APBD konsolidasi di Provinsi Riau mencatatkan pertumbuhan positif. Realisasi pendapatan daerah dari Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Provinsi Riau mencapai 15,93 triliun atau tumbuh 9,94% (yoy) dibandingkan triwulan II 2023 yang tercatat sebesar Rp14,94 triliun. Sejalan dengan pendapatan, realisasi belanja daerah secara konsolidasi di Provinsi Riau terpantau turut meningkat, yaitu dari Rp12,53 triliun pada triwulan II 2023 menjadi Rp14,48 triliun atau tumbuh 15,84% (yoy) pada triwulan laporan.

Sementara itu, realisasi APBD Provinsi Riau untuk komponen pendapatan daerah pada triwulan II 2024 mengalami peningkatan dibandingkan dengan realisasi pada tahun sebelumnya, baik secara nominal dan persentase terhadap pagu anggaran Komponen pendapatan daerah Provinsi Riau terealisasi sebesar Rp4,64 triliun atau tumbuh 13,44% (yoy) dari triwulan II 2023 yang tercatat sebesar Rp4,09 triliun. Peningkatan tersebut didorong oleh realisasi pendapatan transfer pemerintah pusat dan PAD yang masing-masing tumbuh 25,57% (yoy) dan 5,44% (yoy).

Sejalan dengan pendapatan, realisasi komponen belanja daerah Provinsi Riau terpantau meningkat pada triwulan II 2024. Realisasi belanja daerah Provinsi Riau tercatat mencapai Rp3,99 triliun atau meningkat 12,67% (yoy) dibandingkan triwulan II 2023 yang terealisasi Rp3,54 triliun. Jika ditinjau berdasarkan komponennya, peningkatan realisasi belanja daerah terbesar terjadi pada sub komponen belanja operasi dan belanja modal yang masing-masing tumbuh 21,71% (yoy) dan 3,27% (yoy).

ASESMEN PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Pada triwulan II 2024, Riau mengalami inflasi sebesar 3,56% (yoy), relatif lebih rendah dibandingkan triwulan I 2024 sebesar 3,57% (yoy). Kondisi ini sejalan dengan perkembangan inflasi Nasional yang mengalami penurunan dari 3,05% (yoy) pada triwulan I 2024 menjadi 2,51% (yoy) pada triwulan II 2024. Secara spasial, realisasi inflasi Riau berada pada urutan ketiga tertinggi di Sumatera setelah Sumatera Barat dan Bengkulu.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, terkendalinya inflasi pada triwulan laporan terutama didorong oleh penurunan inflasi kelompok Pakaian dan Alas Kaki; serta Makanan, Minuman dan Tembakau, khususnya komoditas celana panjang jeans pria, baju muslim wanita dan pria, serta komoditas pangan a.l daging ayam ras, ayam hidup, dan ikan tongkol. Di sisi lain, penurunan inflasi yang lebih lanjut tertahan oleh peningkatan inflasi kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, terutama komoditas emas perhiasan. Secara spasial, Kota Tembilahan dan Kab. Kampar tercatat mengalami penurunan tekanan inflasi, sementara itu Kota Pekanbaru dan Kota Dumai mengalami peningkatan inflasi pada periode laporan. Ke depan, inflasi Riau pada triwulan III 2024 dan keseluruhan tahun 2024 diprakirakan dapat terkendali dalam rentang sasaran inflasi 2,5% ± 1% (yoy).


ASESMEN PEMBIAYAAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN UMKM

Ketahanan sistem keuangan di Provinsi Riau pada triwulan II 2024 masih terjaga baik meski sedikit melemah dari triwulan sebelumnya. Kinerja penyaluran kredit korporasi tercatat melambat pada triwulan laporan sejalan dengan ekspansi pelaku usaha yang relatif terbatas di tengah ketidakpastian pasar keuangan global dan dinamika politik di dalam negeri. Di sisi lain, penyaluran kredit Rumah Tangga (RT) terpantau stabil sejalan dengan kinerja positif konsumsi rumah tangga dan didukung oleh daya beli masyarakat yang masih terjaga.

Pertumbuhan kredit yang lebih lambat dibayangi oleh peningkatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan laporan. Kinerja DPK pada triwulan II 2024 tumbuh 7,06% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,61% (yoy). Loan to deposit ratio perbankan Riau pada triwulan II 2024 tercatat sebesar 78,09%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 77,64% (yoy). Meskipun terdapat peningkatan, kondisi likuiditas perbankan masih cukup longgar untuk mendorong penyaluran kredit lebih tinggi.

ASESMEN PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Penyelenggaraan sistem pembayaran tunai di Provinsi Riau pada triwulan II 2024 terpantau melambat. Pada triwulan II 2024, transaksi pembayaran tunai di Provinsi Riau mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pergerakan inflow (uang masuk) dan outflow (uang keluar) di Bank Indonesia Riau tercatat net-outflow sebesar Rp2,72 triliun, sejalan dengan peningkatan kebutuhan masyarakat akan transaksi pembayaran secara tunai pada HBKN Ramadhan dan IdulFitri 2024. Kondisi net outflow pada triwulan laporan berbalik arah jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami net inflow sebesar Rp133,45 miliar.

Transaksi nontunai di Riau pada triwulan II 2024 melalui SKNBI dan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) mengalami pertumbuhan. Nominal transaksi kliring di Provinsi Riau tumbuh melambat sebesar 13,63% (yoy). Transaksi melalui BI-RTGS terkontraksi sebesar -2,18% (yoy), namun tidak sedalam triwulan sebelumnya yang terkontraksi 17,12% (yoy). Kinerja transaksi Uang Elektronik (UE) tercatat tumbuh 10,70% (yoy) atau senilai Rp1,74 triliun pada triwulan laporan. Dari sisi nominal, transaksi belanja mendominasi keseluruhan jenis transaksi UE dengan nilai Rp1,28 triliun atau dengan pangsa sebesar 73,53%. Volume transaksi melalui Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) khususnya Kartu Debit dan Kartu Kredit mengalami perlambatan pada triwulan II 2024.


ASESMEN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Riau pada Februari 2024 menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan Februari 2023, maupun terhadap periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi ini tercermin dari penurunan TPT Provinsi Riau pada Februari 2024 sebesar 3,85%, dibandingkan Februari 2023 dan Agustus 2023 yang masing-masing sebesar 4,25% dan 4,23%. Hal ini mengindikasikan pemulihan ekonomi Riau yang terus berlanjut sehingga mampu menyerap tenaga kerja.

Sejalan dengan perbaikan indikator ketenagakerjaan, indikator kemiskinan juga turut mengalami perbaikan. Tingkat kemiskinan tercatat sebesar 6,67% pada rilis BPS periode Maret 2024, menurun dibandingkan September 2022 yang sebesar 6,84%, maupun terhadap Maret 2023 yang sebesar 6,68%. Lebih lanjut, kesejahteraan masyarakat pedesaan yang terefleksi dari pergerakan Nilai Tukar Petani (NTP), Berdasarkan indikator Nilai Tukar Petani (NTP), pada triwulan II 2024 NTP meningkat 2,72% (qtq), dari 164,08 pada Maret 2024 menjadi 168,05 pada Juni 2024.


PROSPEK PEREKONO MIAN DAERAH

Perekonomian Riau pada tahun 2024 diprakirakan tetap tumbuh solid meski tidak sekuat tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Riau diprakirakan berada pada kisaran 3,2 - 4,0% (yoy), cenderung bias bawah dan melambat dibandingkan tahun 2023 yang tumbuh sebesar 4,21% (yoy). Perlambatan ekonomi Riau tahun 2024 terutama dipengaruhi oleh penurunan kinerja investasi, serta prospek ekspor yang diprakirakan masih tertahan sejalan dengan pelemahan permintaan komoditas ekspor Riau dari negara mitra dagang utama. Meskipun demikian, potensi perbaikan negara ASEAN, serta negara tujuan ekspor LN non-tradisional diprakirakan menahan penurunan kinerja ekspor LN Riau lebih dalam pada tahun 2024.

Inflasi IHK Riau pada tahun 2024 diprakirakan berada di antara rentang kisaran sasaran inflasi 2,5%±1% (yoy). Tekanan inflasi yang diprakirakan lebih rendah di 2024 utamanya dikontribusikan oleh harga komoditas pangan global bias bawah, sementara kebijakan pengendalian inflasi akan terus diperkuat di tengah permintaan dan ekspektasi inflasi yang terjaga. Upaya pengendalian inflasi melalui kerangka 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus diperkuat pada tahun 2024 untuk meredam kenaikan harga di wilayah Riau, khususnya pada komoditas pangan.​

Lampiran
Kontak
​Contact Center BICARA: (62 21) 131 
E-mail : bicara@bi.go.id 
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Halaman ini terakhir diperbarui 9/4/2024 9:20 AM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga