Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

Kantor Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur​

12/6/2022 12:00 AM
Hits: 1086

Laporan Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur November 2022

Nusa Tenggara Timur
Triwulan

EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kinerja Perekonomian Provinsi NTT pada triwulan III 2022 tercatat tumbuh sebesar 3,35% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,11% (yoy), dan searah dengan kinerja perekonomian Nasional yang terus meningkat mencapai 5,72% (yoy). Dari sisi pengeluaran, pemulihan ekonomi Provinsi NTT ditopang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat pasca pelonggaran kebijakan pembatasan, serta penyaluran gaji ke-13 yang mendorong realisasi belanja pegawai. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), kinerja perekonomian Provinsi NTT pada triwulan III 2022 bersumber dari kinerja lapangan usaha utama yakni LU Pertanian, LU Perdagangan Besar dan Eceran, dan LU Administrasi Pemerintahan. Peningkatan produktivitas seiring curah hujan yang meningkat pada triwulan III menopang kinerja LU Pertanian. Sementara itu, peningkatan aktivitas masyarakat di tengah melandainya pandemi COVID-19 turut mendorong kinerja LU Perdagangan. Adapun LU Administrasi Pemerintahan tercatat tumbuh membaik searah dengan peningkatan kinerja konsumsi pemerintah, tercermin dari meningkatnya kinerja realisasi belanja pegawai dan belanja barang dan jasa secara keseluruhan.


KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH  

Realisasi total belanja pemerintah (APBD dan APBN) di Provinsi NTT sampai dengan triwulan III 2022 mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Total belanja pemerintah tercatat sebesar Rp26,88 triliun atau tumbuh 5,85% (yoy) dibandingkan triwulan III 2021. Dibandingkan dengan target anggaran, nominal realisasi belanja tersebut mencapai 54,70%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 49,43%. Peningkatan belanja tersebut terjadi pada belanja APBN dan APBD Kabupaten/Kota. Kemudian, realisasi pendapatan pemerintah sampai dengan triwulan III 2022 juga tercatat tumbuh sebesar 6,37% (yoy), terutama didorong oleh realisasi pendapatan transfer yang membaik khususnya di tingkat kabupaten/kota. Realisasi anggaran pemerintah menjadi salah satu penopang perekonomian Provinsi NTT, sehingga dapat mendorong akselerasi pemulihan ekonomi.

 

PERKEMBANGAN INFLASI

Inflasi Provinsi NTT pada triwulan III 2022 tercatat sebesar 6,97% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 4,28% (yoy) dan inflasi Nasional sebesar 5,95% (yoy). Kenaikan tekanan inflasi terutama bersumber dari peningkatan harga dari kelompok komoditas transportasi, yakni tarif angkutan udara, bensin, dan angkutan dalam kota seiring dengan kebijakan fuel surcharge untuk angkutan udara serta kenaikan harga BBM per tanggal 3 September 2022 yang berdampak pada penyesuaian tarif angkutan penumpang umum di Provinsi NTT. Selain itu, beberapa komoditas dari kelompok makanan, minuman & tembakau seperti rokok kretek filter, ikan tembang, dan telur ayam ras juga turut menyumbang inflasi di triwulan III 2022.

Pada triwulan IV 2022, tekanan inflasi diprakirakan masih terjadi dan berpotensi lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2022. Prakiraan ini didasarkan pada faktor pendorong inflasi yang berasal dari tarif angkutan udara yang dipengaruhi oleh meningkatnya mobilitas masyarakat terutama pada momen HBKN Natal dan Tahun Baru. Selain itu, permintaan terhadap komoditas pangan juga cenderung meningkat pada akhir tahun, ditambah dengan biaya distribusi yang meningkat seiring dengan penyesuaian harga BBM sehingga dapat menjadi faktor pendorong inflasi.


STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAERAH

Secara umum, stabilitas sistem keuangan di Provinsi NTT pada triwulan III 2022 masih tetap terjaga. Hal ini tercermin dari nilai ROA sebesar 2,76%, terakselerasi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. DPK juga tercatat tumbuh sebesar 4,53% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Adapun fungsi intermediasi tetap tinggi, dengan LDR sebesar 118,70%. Sementara itu, penyaluran kredit tercatat tumbuh sebesar 12,08% (yoy), sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 12,32% (yoy), terutama bersumber dari kredit investasi yang melambat sejalan dengan menurunnya aktivitas konstruksi pada triwulan laporan. Tingkat risiko kredit masih terjaga, dengan rasio NPL (gross) yang tercatat sebesar 1,18%, masih terjaga di bawah level 5%.

 

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Indikator sistem pembayaran nontunai dan tunai menunjukkan pertumbuhan pada triwulan III 2022. Pada sistem pembayaran nontunai, transaksi BI-RTGS tumbuh paling tinggi pada triwulan III 2022, kemudian diikuti oleh transaksi kartu debit dan kartu kredit. Secara khusus, Bank Indonesia mendorong penggunaan pembayaran non-tunai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) melalui sisi suplai ataupun permintaan. Pada triwulan III 2022, tercatat sebanyak 138.689 merchant di Provinsi NTT yang sudah menggunakan QRIS sebagai alternatif transaksi dengan pertumbuhan mencapai 9,77% (yoy). Disamping itu, pengguna QRIS di Provinsi NTT pada bulan Oktober 2022 tercatat sebesar 122.448 orang.


KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Jumlah angkatan kerja di Provinsi NTT pada Agustus 2022 meningkat sebesar 3,42% (yoy) menjadi 3,02 juta orang, dan Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun menjadi sebesar 3,54%. Kondisi ketenagakerjaan terindikasi membaik, tercermin dari jumlah pekerja terdampak COVID-19 yang menurun dibandingkan periode Agustus 2021. Sementara itu, rasio kemiskinan di Provinsi NTT pada Maret 2022 tercatat sebesar 20,05%, menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selanjutnya, nilai tukar petani (NTP) pada triwulan III 2022 tercatat masih rendah sebesar 94,71.


PROSPEK PEREKONOMIAN

Kondisi perekonomian Provinsi NTT pada tahun 2022 diperkirakan tumbuh pada kisaran 2,7% – 3,5% (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2021. Akselerasi pertumbuhan ekonomi NTT dari sisi pengeluaran ditopang oleh meningkatnya konsumsi swasta dan net ekspor, sedangkan dari sisi lapangan usaha ditopang oleh perluasan program pemerintah yang mendorong kinerja LU Pertanian dan akselerasi mobilitas masyarakat yang meningkatkan pertumbuhan LU Perdagangan Besar dan Eceran. Pertumbuhan ekonomi 2023 diprakirakan terus meningkat, terutama bersumber dari meningkatnya optimisme masyarakat dan akselerasi investasi. Optimisme peningkatan pertumbuhan ekonomi tahun depan juga ditopang oleh meningkatnya kinerja lapangan usaha utama, yakni LU Pertanian, LU Administrasi Pemerintahan, LU Perdagangan Besar dan Eceran, serta LU Konstruksi.

Tekanan inflasi Provinsi NTT pada tahun 2022 diprakirakan meningkat dibandingkan dengan inflasi tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh meningkatnya tekanan inflasi  pada komponen volatile food dan administered prices. Pada tahun 2023, inflasi Provinsi NTT diperkirakan kembali kepada sasaran inflasi 3%±1% (yoy), terutama dipengaruhi oleh permintaan domestik yang terkendali, kemudian perluasan Kerjasama Antara Daerah (KAD) untuk mendukung ketersediaan pasokan, pengembangan Food Estate pada 3 lokasi di Provinsi NTT (Sumba Tengah, Belu, dan TTS), penguatan sinergi dan koordinasi kebijakan yang erat melalui TPIP-TPID dalam pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang terus berlanjut pada tahun 2023.

Lampiran
Kontak
​Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Provinsi Nusa Tenggara Timur
Halaman ini terakhir diperbarui 12/7/2022 9:54 AM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga