Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​​​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat

9/5/2022 8:00 PM
Hits: 6644

Laporan Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Barat Agustus 2022

Nusa Tenggara Barat
Triwulan

​​​​Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

Perekonomian NTB pada triwulan II 2022 tumbuh sebesar 5,99% (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,76% (yoy). Pertumbuhan dari sisi Lapangan Usaha (LU) didukung oleh peningkatan kinerja LU Pertambangan dan LU Transportasi. Secara khusus, pertumbuhan lebih tinggi relatif tertahan oleh penurunan kinerja LU Pertanian dan LU Konstruksi, serta perlambatan LU Perdagangan seiring dengan belum kuatnya aktivitas konsumsi masyarakat. Dari sisi pengeluaran, mayoritas komponen utama tercatat tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Konsumsi RT tercatat melambat sejalan dengan LU Perdagangan seiring belum kuatnya daya beli. Ekspor juga tumbuh melandai seiring dengan perlambatan kinerja ekspor konsentrat tembaga. Sementara itu, PMTB dan Konsumsi Pemerintah tercatat mengalami kontraksi. 

​​​​Keuangan Pemerintah​​

Perbaikan kinerja keuangan Pemerintah di wilayah NTB pada triwulan II 2022 didorong oleh realisasi belanja APBD Provinsi dan belanja APBD Kota/Kabupaten yang masing-masing meningkat sebesar 6,16% dan 2,27% (yoy). Selain itu, realisasi pendapatan APBN dan APBD Provinsi juga tumbuh masing-masing sebesar 33,78% dan 9,54% (yoy). Perbaikan kinerja keuangan Pemerintah yang lebih tinggi relatif tertahan oleh anggaran belanja total APBN dan APBD di wilayah NTB tahun 2022 yang tercatat mengalami penurunan 1,38% (yoy). 

​​​​Perkembangan Inflasi Daerah

Pada triwulan II 2022 Provinsi NTB secara tahunan mengalami inflasi sebesar 5,37% (yoy). Tekanan inflasi triwulan II 2022 tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 2,49% (yoy). Peningkatan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh kelompok transportasi, utamanya bersumber dari kenaikan tarif angkutan udara. Secara spasial, peningkatan tekanan inflasi triwulan II 2022 terjadi baik di Kota Mataram maupun Kota Bima. Pada triwulan II 2022, inflasi di Kota Mataram dan Kota Bima masing-masing tercatat sebesar 5,52% (yoy) dan 4,85% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan I 2022 yang masing-masing 2,46% (yoy) dan 2,63% (yoy). Tekanan inflasi pada triwulan III 2022 diperkirakan berpotensi di atas rentang target inflasi nasional yakni 3±1% (yoy) seiring dengan tren kenaikan harga komoditas global dan potensi adanya kebijakan penyesuaian tarif untuk sejumlah komoditas dari kelompok Administered Prices (AP). 

Stabilitas Keuangan Daerah dan Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

Stabilitas keuangan daerah Provinsi NTB pada triwulan II 2022 terpantau mengalami perbaikan, dengan risiko tetap terjaga sejalan dengan perbaikan ekonomi yang terus berlanjut. Penghimpunan DPK triwulan II 2022 tercatat tumbuh signifikan 13,71% (yoy) pada triwulan II 2022, setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 9,53% (yoy). Kenaikan DPK turut mempengaruhi kinerja pertumbuhan kredit pada triwulan II 2022 yang tercatat sebesar Rp74,23 Triliun atau tumbuh 6,05% (yoy), meningkat dibandingkan capaian pertumbuhan kredit triwulan sebelumnya yang sebesar 3,90% (yoy). Sementara itu risiko kredit secara umum masih terjaga dengan Rasio Non Performing Loan (NPL) tercatat sebesar 1,65%, berada di bawah batas ketentuan NPL (<5%) sedangkan Loan at Risk (LAR) pada triwulan II 2022 tercatat menurun menjadi sebesar 10,67% dibandingkan triwulan I 2022 yang sebesar 11,39%. Secara khusus, kinerja positif untuk penyaluran kredit UMKM masih terus berlanjut. 

​Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah 

Sejalan dengan peningkatan kondisi perekonomian di Provinsi NTB pada triwulan II 2022, volume transaksi non-tunai, serta penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) juga mengalami kenaikan. Volume transaksi total RTGS dan Kliring Provinsi NTB meningkat 5,52% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya, meski dari sisi nilai transaksi total RTGS dan Kliring masih mencatatkan kontraksi 3,70% (qtq). Perkembangan transaksi APMK tumbuh sebesar 12,78% (qtq) dan 25,60% (yoy) pada triwulan II 2022, sedangkan volume dan nilai transaksi uang elektronik tercatat masing-masing tumbuh 32,10% (yoy) dan 75,49% (yoy). Sementara itu, kebutuhan uang tunai di Provinsi NTB juga meningkat seiring dengan Hari Besar Keagamaan Negara (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri, serta event internasional MXGP Samota 2022. Hal ini tercermin dari jumlah uang tunai yang keluar (cash outflow) yang tercatat lebih tinggi dibandingkan jumlah uang tunai yang masuk (cash inflow) sehingga menghasilkan posisi net outflow pada triwulan II 2022 sebesar Rp1,54 triliun. 

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan 

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi NTB berdasarkan data Februari 2022 tercatat mulai mengalami perbaikan sejalan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, tercermin dari tren penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dibandingkan dengan periode Februari 2021. Ditinjau secara spasial, tingkat pengangguran di perkotaan per Februari 2022 mengalami penurunan sedangkan di perdesaan mengalami peningkatan. 

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB yang mulai masih melanjutkan tren positif pada tahun 2022, kondisi kesejahteraan masyarakat NTB pada periode Maret 2022 membaik dibandingkan periode Maret 2021 serta sudah sedikit membaik dibandingkan periode September 2019 (pra pandemi). Perbaikan tingkat kesejahteraan di tingkat petani tertahan oleh Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan II 2022 yang menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. 

Prospek Perekonomian Daerah​​

Ekonomi Provinsi NTB pada tahun 2022 diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 6,4% – 7,2% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2021 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,30% (yoy). Dari sisi pengeluaran, peningkatan perekonomian didorong oleh kinerja Konsumsi Rumah Tangga, Konsumsi Pemerintah, serta Ekspor Luar Negeri (LN) yang diperkirakan tumbuh lebih tinggi sejalan dengan perbaikan mobilitas masyakarat dan aktivitas ekonomi secara umum, serta didukung oleh kenaikan ekspor konsentrat tembaga. Dari sisi lapangan usaha (LU), proyeksi peningkatan utamanya didukung oleh ekpektasi kenaikan kinerja pada seluruh LU utama, kecuali LU Konstruksi yang masih tertahan paska penyelesaian sejumlah proyek strategis pada tahun 2021. 

Selanjutnya tekanan inflasi Provinsi NTB pada tahun 2022 diperkirakan akan meningkat dibandingkan tahun 2021, serta lebih tinggi dari batas atas target inflasi nasional 3% +/- 1% (yoy). Hal ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan permintaan seiring dengan recovery ekonomi, kenaikan harga komoditas pangan baik yang didorong oleh gangguan pasokan dalam negeri maupun disrupsi rantai pangan global akibat ketegangan geopolitik Russia-Ukraina, serta kenaikan harga energi global. Berdasarkan disagregasinya, peningkatan tekanan inflasi terjadi pada kelompok komoditas volatile foods (VF), kelompok administered prices (AP), dan kelompok core inflation (CI).

Tabel Indikator.png





Lampiran
Kontak
Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Provinsi Nusa Tenggara Barat
Halaman ini terakhir diperbarui 9/6/2022 8:06 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga