Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung​​​

12/6/2024 12:00 AM
Hits: 956

Laporan Perekonomian Provinsi Lampung November 2024

Lampung
Triwulan

Perkembangan Makroekonomi Daerah

Secara umum, perekonomian Lampung pada triwulan III 2024 tumbuh sebesar 4,81% (yoy), stabil jika dibandingkan dengan kinerja perekonomian pada triwulan sebelumnya yang tumbuh  4,80% (yoy). Capaian tersebut tercatat lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi wilayah Sumatera yang tercatat sebesar 4,48% (yoy), namun lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 4,95% (yoy). Secara nominal, perekonomian Lampung pada triwulan III 2024 berdasarkan ADHB tercatat sebesar Rp125,59 triliun dan berdasarkan ADHK (2010) sebesar Rp72,90 triliun.

​Dari sisi permintaan, kinerja perekonomian Provinsi Lampung yang tetap kuat didukung oleh terjaganya permintaan domestik dan peningkatan kinerja sektor eksternal. Kinerja konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2024 tercatat tumbuh sebesar 4,95% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan 4,69% (yoy) pada triwulan sebelumnya sejalan dengan terjaganya optimisme masyarakat dan daya beli pekerja di LU utama. Adapun kinerja konsumsi pemerintah tercatat tumbuh 2,81%, meningkat jika dibandingkan dengan 2,39% (yoy) pada triwulan sebelumnya seiring realisasi belanja persiapan pemilihan umum kepala daerah (pilkada) serentak. Lebih lanjut, net ekspor tercatat tumbuh sebesar 51,02% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 42,44% (yoy) sejalan dengan tetap kuatnya permintaan ekspor komoditas utama.

 Dari sisi penawaran, kinerja perekonomian Provinsi Lampung didukung oleh peningkatan kinerja LU Industri pengolahan dan LU Perdagangan Besar dan Eceran seiring tetap kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya permintaan ekspor. Kinerja LU Industri pengolahan pada triwulan III 2024 tercatat tumbuh 10,54% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,79% (yoy), terutama didorong oleh subsektor industri makanan dan minuman. Adapun kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran pada triwulan III 2024 tercatat tumbuh sebesar 7,87% (yoy), meningkat jika dibandingkan 5,36% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Perkembangan tersebut tercermin dari meningkatnya kinerja penjualan kendaraan bermotor seiring peningkatan pendapatan di subsektor perkebunan. Sementara itu, kinerja LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan tercatat mengalami perlambatan pasca berakhirnya periode panen komoditas padi.

Keuangan Pemerintah

Realisasi pendapatan daerah APBD Provinsi Lampung sampai dengan triwulan laporan tercatat meningkat baik secara persentase maupun nominal didorong oleh pendapatan daerah yang meningkat pasca penyesuaian tarif pajak dan retribusi daerah sesuai Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 4 Tahun 2024 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. 
Persentase realisasi belanja daerah APBD Provinsi Lampung sampai dengan triwulan III tercatat lebih rendah dari realisasi belanja pada triwulan III 2023. Terkontraksinya realisasi belanja pemerintah provinsi Lampung tersebut disebabkan oleh penurunan realisasi belanja modal a.l. pada pos belanja modal jalan, irigasi dan jaringan serta belanja modal aset tetap lainnya. 
Secara gabungan, realisasi pendapatan APBD Kabupaten/Kota Provinsi Lampung meningkat dibandingkan tahun 2023 dengan kontribusi utama adalah kenaikan PAD. Berdasarkan posnya, anggaran belanja pegawai dialokasikan tumbuh tertinggi di antara pos lain. Namun demikian, realisasi belanja hibah menjadi persentase capaian realisasi belanja terbesar jika dibandingkan dengan triwulan III 2023.
Realisasi Pendapatan APBN di Provinsi Lampung pada triwulan III 2024 mengalami peningkatan. Hal ini didorong meningkatnya pendapatan cukai sejalan dengan kenaikan cukai hasil tembakau serta meningkatnya pos pendapatan pajak pertambahan nilai yang sejalan dengan tetap kuatnya konsumsi masyarakat. 
Realisasi belanja APBN sampai pada triwulan III 2024 tercatat lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 seiring meningkatnya alokasi anggaran belanja APBN di Provinsi Lampung. Realisasi belanja terbesar sampai dengan triwulan III 2024 a.l. belanja pegawai, belanja perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 serta belanja berupa realisasi transfer ke daerah dan dana desa sejalan dengan adanya penyesuaian desain lokasi berdasarkan UU HKPD untuk memenuhi standar pelayanan minimal layanan dasar publik daerah dan target pembangunan daerah.
Inflasi

Secara tahunan, inflasi Provinsi Lampung pada triwulan III 2024 tercatat sebesar 2,16% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Tingkat inflasi di Provinsi Lampung pada triwulan III 2024 terpantau lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 1,84% (yoy). Tekanan inflasi pada periode laporan disebabkan oleh meningkatnya harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Secara tahunan, penyumbang inflasi terbesar pada triwulan III 2024 disumbang oleh kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil 1,13% dan inflasi 3,51% (yoy).

Perkembangan tersebut menunjukkan eratnya sinergi antara Bank Indonesia dengan Pemerintah Daerah melalui TPID dalam mengendalikan harga pangan, termasuk dari dampak El Nino. Dalam menghadapi tekanan inflasi ke depan, TPID Provinsi Lampung terus berkoordinasi dan melaksanakan langkah pengendalian bersama dengan Pemerintah Daerah dan instansi terkait untuk menjaga stabilitas harga dengan melakukan pemantauan harga harian dan memastikan ketersediaan pasokan melalui pendataan yang akurat dan penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD). TPID Provinsi Lampung turut memantau kelancaran distribusi dan melakukan komunikasi efektif kepada masyarakat terkait ketersediaan pasokan dan rencana pemenuhan pasokan sehingga dapat memberi ekspektasi positif bagi masyarakat, sekaligus memberikan himbauan untuk berbelanja secara bijak. Selain itu, sebagai langkah komitmen bersama, KPw BI Provinsi Lampung terus mendukung Gernas Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dalam mengoptimalkan upaya-upaya pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi guna mendukung ketahanan pangan secara integratif, masif, dan berdampak nasional.

Ke depan Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah perlu mencermati sejumlah risiko yang dapat menimbulkan tekanan terhadap inflasi termasuk dampak kenaikan harga pangan global, ketersediaan pupuk, iklim yang membasah, serta peningkatan permintaan pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.

Stabilitas Keuangan Daerah dan Pengembangan UMKM

Kinerja rumah tangga pada triwulan III 2024 tetap kuat. Konsumsi rumah tangga yang merupakan penopang utama perekonomian Lampung (60,94% PDRB) tumbuh 4,95% (yoy) pada triwulan III 2024, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 4,69% (yoy). Hal ini tercermin dari kinerja penyaluran kredit kepada sektor rumah tangga yang tetap kuat. Pada triwulan III 2024, penyaluran kredit kepada sektor rumah tangga tumbuh kuat sebesar 11,11% (yoy) dibandingkan dengan 8,76% (yoy) pada triwulan II 2024. Pertumbuhan positif ini sejalan dengan capaian rata-rata Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia. Rata-rata IKE pada triwulan III 2024 masih berada di atas level optimis (100) yaitu sebesar 114,67.

Kinerja penyaluran kredit perbankan pada sektor korporasi pada triwulan III 2024 tumbuh kuat sebesar 15,5% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya tercatat sebesar -16,5% (yoy). Meningkatnya penyaluran kredit perbankan pada korporasi terutama bersumber dari kinerja penyaluran kredit pada LU Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 18,95% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 9,65% (yoy). Sementara itu, terdapat penurunan kinerja industri pengolahan pada triwulan III 2024 yang terkonfirmasi dari menurunnya indikator realisasi kegiatan usaha. Pada triwulan III 2024 realisasi kegiatan usaha yang ditunjukkan oleh Saldo Bersih Tertimbang (SBT) tercatat sebesar -1,08% lebih rendah jika dibandingkan dengan 48,49% pada triwulan II 2024.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

Aliran uang kartal di Provinsi Lampung pada triwulan III 2024 tercatat mengalami net outflow sebesar Rp0,12 triliun. Kondisi ini sejalan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami net outflow sebesar Rp0,05 triliun. Kondisi net outflow yang tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan dengan kinerja ekonomi yang membaik.

Transaksi pembayaran melalui sistem yang dikelola oleh Bank Indonesia, Real Time Gross Settlement (RTGS) mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 3,41% (yoy) pada triwulan III 2024. Di sisi lain, transaksi melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) tercatat masih mengalami kontraksi sebesar 8,55% (yoy). Secara nominal, transaksi kartu ATM/Debit tercatat menurun sebesar 10,18% (yoy), penurunan tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 10,83% (yoy).

Sampai dengan September 2024, merchant QRIS yang tersebar di Provinsi Lampung mencapai 574.291 merchant. Jumlah tersebut terus meningkat sejalan dengan tren peningkatan merchant QRIS di wilayah Sumatera. Secara triwulanan, pertumbuhan tertinggi merchant QRIS se-Sumatera pada triwulan III 2024 dicapai oleh Provinsi Sumatera Utara, Provinsi, Sumatera Selatan, dan Provinsi Riau dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 24,26%, 16,18%, dan 13,33% (qtq). Provinsi Lampung mengalami pertumbuhan sebesar 10,58% (qtq). Sementara itu berdasarkan pangsanya, merchant  QRIS di Provinsi Lampung menduduki peringkat ke-4 (10,58%) setelah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Riau.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kondisi ketenagakerjaan Provinsi Lampung pada Agustus 2024 secara umum membaik dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang tercermin dari bertambahnya serapan penduduk yang bekerja secara absolut yang mencapai 4,79 juta pekerja, meningkat 1,91% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sejalan dengan hal tersebut, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengalami perlambatan sebesar 0,37% poin dari 70,04% pada Agustus 2023 menjadi 70,41% per Agustus 2024. Hal tersebut mengindikasikan suplai lapangan kerja yang meningkat sejalan dengan adanya pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan III 2024 sebesar 4,81% (yoy). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Lampung pada Agustus 2024 tercatat terkontraksi sebesar 0,04% poin, dari 4,23% pada Agustus 2023 menjadi 4,19% per Agustus 2024. Meski demikian, angka ini tercatat masih berada di bawah angka TPT Nasional pada Agustus 2024 yang sebesar 4,91%.

Secara sektoral, ekonomi Provinsi Lampung masih ditopang oleh sektor pertanian dengan pangsa terhadap PDRB pada triwulan III 2024 mencapai 27,34%. Searah dengan komposisi sektor ekonomi, penyerapan tenaga kerja didominasi oleh sektor pertanian sebesar 40,57% penduduk bekerja, diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 19,63%.

Kesejahteraan pekerja yang mayoritas bekerja pada sektor pertanian mengalami peningkatan. Rata-rata Nilai Tukar petani (NTP) Provinsi Lampung pada triwulan III 2024 tercatat sebesar 128,71; meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2024 yang sebesar 122,56.

Persentase penduduk miskin Provinsi Lampung tercatat relatif tinggi (10,69%) apabila dibandingkan dengan Nasional yang sebesar 9,03%. Provinsi Lampung berada pada posisi tertinggi ke-4 di Sumate​ra. Secara nominal, jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung mencapai 941,23 ribu jiwa pada Maret 2024.

Prospek Ekonomi

Perekonomian Provinsi Lampung pada tahun 2024 diprakirakan tetap baik dalam kisaran 4,10 – 4,90%, terutama didukung oleh terjaganya permintaan domestik dan penguatan kinerja neraca perdagangan. Prospek peningkatan kinerja konsumsi pemerintah dan LNPRT diprakirakan menjadi pendukung utama tetap baiknya kinerja permintaan domestik sejalan dengan puncak penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada serentak. Sementara itu, kinerja neraca perdagangan diprakirakan menguat seiring peningkatan ekspor komoditas unggulan. Adapun dari sisi lapangan usaha, kinerja perekonomian terutama didukung oleh prospek peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan seiring kenaikan permintaan ekspor.

 Pada tahun 2025, pemulihan ekonomi Provinsi Lampung terus berlanjut dengan pertumbuhan yang diprakirakan meningkat dalam kisaran 4,40 – 5,20%. Dari sisi permintaan, prospek tersbut didukung konsumsi rumah tangga dan investasi di tengah normalisasi kinerja konsumsi pemerintah. Adapun dari sisi lapangan usaha, prospek tersebut didukung oleh perbaikan kinerja LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dan peningkatan kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran.

Inflasi gabungan empat kabupaten kota di Provinsi Lampung pada triwulan IV 2024 diprakirakan tetap terjaga pada sasaran, walaupun lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2024. Adapun beberapa risiko yang berpotensi mendorong inflasi menjelang pertengahan tahun diantaranya terhadap kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Lebih lanjut, prospek inflasi keseluruhan tahun 2024 diprakirakan dalam level yang terjaga. Laju inflasi gabungan di Provinsi Lampung yang semakin terkendali tersebut sejalan dengan koordinasi aktif TPIP-TPID dan Satgas Pangan dalam menjaga keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan, salah satunya melalui komitmen bersama dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Lampiran
Kontak

​​Contact Center BICARA: (62 21) 131

e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Provinsi Lampung

Halaman ini terakhir diperbarui 12/6/2024 9:09 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga