Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​BI, BPS

9/8/2021 6:00 PM
Hits: 6574

Laporan Perekonomian Provinsi Lampung Agustus 2021

Lampung
Triwulan

Di tengah masih berlangsungnya pandemi COVID-19, pada triwulan II 2021 perekonomian Lampung menunjukkan perbaikan dan berhasil keluar dari fase kontraksi. Secara umum, perekonomian Lampung tumbuh sebesar 5,03% (yoy) pada triwulan II 2021, mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I 2021 yang terkontraksi -2,10% (yoy). Kondisi ini dipicu oleh peningkatan mobilitas masyarakat, serta dipengaruhi juga oleh faktor base effect yang rendah. Disamping itu, pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2021 didorong kinerja ekspor yang tetap kuat, ditengah perbaikan konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah yang terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh kinerja positif seluruh lapangan usaha (LU) utama di Provinsi Lampung.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan II 2021 mengalami peningkatan kinerja di seluruh komponennya. Kinerja Konsumsi Rumah Tangga yang memiliki pangsa terbesar terhadap perekonomian Lampung mampu tumbuh siginifikan sebesar 5,06% (yoy) pada triwulan II 2021, meningkat dibandingkan triwulan I 2021 yang terkontraksi -3,89% (yoy). Sementara itu, kinerja investasi pada triwulan II 2021 tumbuh lebih tinggi sebesar 4,47% (yoy) dibandingkan 1,22% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Lebih lanjut, kinerja sektor eksternal tercatat positif, kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor yang juga tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan. Pada triwulan II 2021, ekspor meningkat tajam sebesar 17,32% (yoy) dibandingkan triwulan I 2021 yang tumbuh 13,22% (yoy). Sejalan dengan ekspor, impor juga tercatat meningkat sebesar 16,70% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 12,20% (yoy).

Di sisi lapangan usaha (LU), peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2021 dipicu kenaikan LU utama di Provinsi Lampung antara lain LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; LU Industri Pengolahan; serta LU Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mampu tumbuh positif pada triwulan II 2021 sebesar 0,31% (yoy) dibandingkan -1,73% (yoy) pada triwulan I 2021. Disamping itu, LU Industri Pengolahan pada triwulan II 2021 mengalami peningkatan sebesar 7,69% (yoy) dibandingkan 0,02% (yoy) di triwulan I 2021. Sementara itu, LU Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh signifikan pada triwulan II 2021 sebesar 13,30% (yoy), lebih tinggi dibandingkan -5,93% (yoy) di triwulan I 2021.

 

Anggaran belanja fiskal Pemerintah Provinsi Lampung untuk Tahun 2021 tercatat mencapai Rp7,42 triliun, mengalami kenaikan sebesar 21,71% (yoy) dibandingkan dengan tahun 2020. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan terkait anggaran belanja fiskal daerah bersifat ekspansif sebagai upaya pemulihan di masa pandemi COVID-19. Komponen belanja operasi mendominasi alokasi anggaran belanja daerah pada tahun 2021, dengan pangsa sebesar 71,21%, khususnya pada pos belanja bantuan sosial. Sampai dengan triwulan II 2021, secara nominal pencapaian realisasi belanja daerah tercatat sebesar Rp2,18 triliun atau 28,55% dari total pagu anggaran belanja APBD-P 2021, mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,86 triliun atau 25,17% dari target APBD tahun 2020. Realisasi ini terutama ditopang oleh komponen belanja operasi khususnya pada pos Belanja Pegawai, Belanja Bunga, serta Belanja Barang dan Jasa.

Sedangkan untuk anggaran pendapatan, Pemerintah Provinsi Lampung menetapkan alokasi pada APBD-P 2021 sebesar Rp7,529 triliun atau meningkat sebesar 3,94% (yoy) dibandingkan alokasi di tahun 2020. Komponen PAD yang menjadi pendorong utama pertumbuhan keuangan daerah di tahun 2021 mengalami kenaikan alokasi sebesar 12,66% seiring dengan upaya pemerintah menuju pemulihan ekonomi daerah. Secara nominal pencapaian pendapatan daerah Provinsi Lampung pada triwulan II 2021 terealisasi sebesar Rp2,687 triliun atau menurun dari periode yang sama di tahun sebelumnya (Rp2,67 triliun).

Dari sisi Penerimaan Negara, pada triwulan II 2021 Provinsi Lampung mencatatkan adanya kenaikan penerimaan sebesar 33,93% (yoy) atau sebesar Rp4,245 triliun yang bersumber dari penerimaan pajak (88,91%) dan penerimaan negara bukan pajak (11,09%). Sedangkan terkait arus kas keluar, sampai dengan triwulan II 2021 tercatat realisasi belanja sebesar Rp210,28 miliar yang terpantau meningkat 266,16% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Komponen utama penyumbang realisasi belanja adalah belanja modal (67,29%) diikuti dengan belanja barang.

 

Rata-rata indeks harga konsumen Provinsi Lampung pada triwulan II 2021 secara bulanan tercatat mengalami inflasi sebesar 0,05% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata triwulan I 2021 yang mencatat inflasi sebesar 0,23% (mtm). Secara garis besar, terjaganya tekanan inflasi di triwulan II 2021 dibandingkan periode sebelumnya sejalan dengan penurunan tekanan Inflasi pada kelompok makanan minuman dan tembakau. Hal tersebut didorong oleh masuknya periode panen raya untuk komoditas strategis dan adanya pembatasan mobilitas pada periode HBKN yang menekan permintaan, sehingga tekanan Inflasi tidak setinggi pola historisnya. 

Secara tahunan, inflasi Provinsi Lampung pada triwulan II 2021 tercatat pada rentang sasaran Inflasi yaitu sebesar 2,34% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya 1,75% (yoy). Adapun pencapaian tersebut terpantau lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi tahunan Nasional dan Sumatera yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 1,33% (yoy) dan 1,76% (yoy). Meningkatnya tekanan Inflasi IHK Provinsi Lampung di triwulan II 2021 ini terutama didorong oleh meningkatnya mobilitas dan permintaan memasuki masa HBKN dibandingkan periode yang sama tahun lalu, walapun terdapat larangan mudik pada periode Idul Fitri. Secara tahunan, penyumbang inflasi terbesar pada triwulan II 2021 disumbang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 1,17% dengan nilai inflasi 4,12% (yoy).

Menghadapi risiko tekanan inflasi pada triwulan II-2021, TPID tetap berkoordinasi dan melaksanakan langkah pengendalian oleh Pemerintah Daerah dan instansi terkait untuk memastikan keterjangkauan harga dengan melakukan pemantauan harga harian dan upaya penyerapan komoditas, selain itu TPID juga memastikan ketersediaan pasokan melalui pendataan yang akurat dan menjajaki kemungkinan Kerjasama Antar Daerah (KAD). Upaya lainnya dari TPID adalah memastikan kelancaran distribusi dan melakukan komunikasi efektif kepada masyarakat terkait ketersediaan pasokan dan rencana pemenuhan pasokan sehingga dapat memberi ekspektasi positif bagi masyarakat, sekaligus himbauan untuk berbelanja secara bijak.

 

Kinerja sektor rumah tangga meningkat pada triwulan II 2021 dipengaruhi oleh peningkatan mobilitas. Optimisme konsumen Lampung terhadap kondisi perekonomian ke depan mengalami peningkatan. Peningkatan kinerja korporasi Lampung secara umum didorong oleh permintaan domestik dan eksternal, dimana pada periode laporan meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. 

Secara umum, indikator utama kinerja Bank Umum (berdasarkan lokasi bank) di Provinsi Lampung pada triwulan II 2021 menunjukkan peningkatan sejalan dengan mulai peningkatan kinerja ekonomi Lampung. Sama halnya dengan bank umum, kinerja perbankan syariah pada triwulan II 2021 meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya meski pertumbuhan aset terpantau melambat. Dukungan perbankan Lampung pada UMKM di triwulan II 2021 juga mengalami peningkatan dengan kualitas kredit yang relatif terjaga di bawah threshold 5%.

 

Pada triwulan II 2021, aliran uang kartal di Provinsi Lampung tercatat mengalami net outflow dengan nominal sebesar Rp0,32 triliun. Masuknya periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) pada bulan April dan Mei 2021 terpantau mendorong tingkat mobilitas masyarakat di Provinsi Lampung, khususnya ke tempat-tempat perbelanjaan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I 2021. Meski demikian, dibandingkan dengan triwulan yang sama sebelum terjadinya pandemi, tekanan net outflow tersebut masih belum setinggi kondisi normalnya. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari perekonomian Nasional yang masih dalam tahap pemulihan, di tengah berlanjutnya pandemi COVID-19.

Nominal transaksi pembayaran baik melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) maupun Real Time Gross Settlement (RTGS), keduanya juga mencatatkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Lebih lanjut, di tengah masih berlanjutnya pandemi COVID-19 yang cenderung menahan mobilitas masyarakat, transaksi pembayaran secara online menjadi preferensi utama dan meningkat cukup signifikan. Adapun kondisi ini tercermin dari transaksi online pada kartu kredit yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan untuk transaksi tunai maupun berbelanja secara langsung. Begitu pula dengan penggunaan kartu ATM/D, dimana pertumbuhan untuk transfer inter/antarbank termasuk transaksi online, keduanya secara total mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan transaksi lainnya.

Sebagai upaya untuk lebih memudahkan masyarakat dalam bertransaksi secara digital, Bank Indonesia telah meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sejak tahun 2019, sebagai suatu inovasi yang dapat menyatukan transaksi berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP). Sampai dengan bulan Juni 2021, tercatat sudah sebanyak 120.986 merchant yang telah menggunakan QRIS. Selanjutnya, dalam rangka mendukung target merchant QRIS 12 juta secara Nasional, pada akhir tahun 2021 ditargetkan akan ada total sebanyak 179.200 merchant yang memanfaatkan QRIS di Provinsi Lampung.

Kondisi ketenagakerjaan Provinsi Lampung pada Februari 2021 secara umum cenderung mengalami perbaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercermin dari kenaikan TPAK sebesar 0,14% per Februari 2021. Kenaikan ini terutama didukung oleh bertambahnya serapan penduduk yang bekerja secara absolut yang mencapai 166 ribu pekerja (3,91%), mengindikasikan suplai lapangan kerja yang meningkat sejalan adanya pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung sebesar 5,03% (yoy) atau 6,69 (qtq) dibandingkan triwulan I 2021.Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Lampung pada Februari 2021 tercatat naik sebesar 0,28%. Meski demikian, angka ini tercatat masih berada di bawah angka TPT nasional pada Februari 2021 yang sebesar 6,26%.

Secara sektoral, ekonomi Provinsi Lampung masih ditopang sektor pertanian dengan pangsa terhadap PDRB pada triwulan II 2021 mencapai 30,55%. Searah dengan komposisi sektor ekonomi, penyerapan tenaga kerja didominasi oleh sektor pertanian sebesar 45,81%, diikuti sektor perdagangan sebesar 18,41%. Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung hingga triwulan II 2021 memiliki dampak langsung terhadap ketenagakerjaan di Provinsi Lampung, dimana terdapat 340,3 ribu orang penduduk yang terdampak. Jika dibandingkan dengan periode triwulan sebelumnya (Agustus 2020), terdapat penurunan tenaga kerja yang terdampak sebesar 315,6 ribu orang atau sebesar 48,12% Sementara itu, kesejahteraan pekerja yang mayoritas bekerja pada sektor pertanian relatif membaik. NTP Provinsi Lampung pada triwulan II 2021 tercatat sebesar 99,72; membaik dibanding triwulan I 2021 (96,72). Persentase penduduk miskin Provinsi Lampung tercatat relatif tinggi (12,76%) apabila dibandingkan dengan Nasional yang sebesar 12,62%. Provinsi Lampung berada pada posisi tertinggi ke-4 di Sumatera. Secara nominal, jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung mencapai 1,08 juta jiwa pada Maret 2021.

 

Secara keseluruhan tahun 2021, perekonomian Lampung diprakirakan akan tumbuh pada kisaran 2,5% - 3,5% (yoy), menguat dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2020 yang terkontraksi sebesar -1,67% (yoy). Proyeksi disusun dengan asumsi pemulihan pandemi COVID-19 dipicu keberhasilan perkembangan vaksinasi di tahun 2021, meskipun dibayangi oleh dampak peningkatan kasus varian delta COVID-19 yang meluas sehingga diberlakukan kebijakan PPKM Darurat serta PPKM Level 3 & 4 pada 2 Juli hingga 6 September 2021. Secara umum, prospek akselerasi ekonomi didorong oleh kembali meningkatnya aktivitas ekonomi pasca perlambatan yang terjadi selama pandemi COVID-19 di tahun 2020 (base effect). Konsumsi rumah tangga berada dalam tren pemulihan di tahun 2021 dan tetap menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Lampung. Investasi diprakirakan membaik pada tahun 2021 sejalan dengan pemulihan aktivitas usaha. Dari sisi ekspor, pertumbuhan World Trade Volume di tahun 2021 diprakirakan tumbuh jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya seiring dengan pemulihan ekonomi global. Berdasarkan lapangan usaha (LU), perekonomian Lampung masih bertumpu pada tiga LU utama yakni LU pertanian, kehutanan, dan perikanan, LU industri pengolahan, serta LU perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor.

Prospek inflasi pada keseluruhan tahun 2021 diperkirakan masih tetap terjaga pada kisaran 3,0%±1% (yoy), dengan probabilitas di akhir tahun 2021 dapat mendekati nilai tengah 3,0% mengingat terdapat beberapa hal yang menjadi risiko peningkatan tekanan inflasi seiring proyeksi meningkatnya konsumsi pasca pandemi COVID-19 dan optimisme keberhasilan vaksinasi. Namun demikian, tekanan inflasi inti dapat mereda seiring dengan merebaknya varian delta COVID-19 akan turut menahan permintaan dan mobilitas masyarakat. Sementara itu, inflasi volatile foods juga diperkirakan naik disebabkan oleh normalisasi permintaan masyarakat dan kegiatan usaha (hotel dan restoran) akan komoditas bahan pangan. Di sisi lain, risiko inflasi kelompok administered prices bersumber dari normalisasi tarif listrik dan tiket angkutan udara, serta dicabutnya kebijakan pembebasan tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara. Selain itu, kenaikan cukai rokok sebesar 12,5% diperkirakan tertransmisi pada kenaikan harga eceran rokok.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran
Kontak
Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Provinsi Lampung
Halaman ini terakhir diperbarui 9/8/2021 7:04 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga