Ekonomi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan III 2024 tumbuh sebesar 5,02% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,90% (yoy), serta tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan wilayah Sumatera yang sebesar 4,48% (yoy). Secara kumulatif, perekonomian Kepri hingga triwulan III 2024 tercatat tumbuh 4,98% (ctc), atau merupakan yang tertinggi ketiga se-Sumatera. Pertumbuhan yang lebih tinggi tersebut didorong oleh pertumbuhan positif pada komponen Net Ekspor dan konsumsi pemerintah. Konsumsi RT dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pertumbuhannya melandai jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, namun tetap tumbuh positif. Pertumbuhan LU Industri Pengolahan didorong oleh peningkatan produksi industri elektronik sejalan dengan masih kuatnya permintaan khususnya dari Amerika Serikat (AS). LU Konstruksi juga masih tumbuh seiring dengan terus berlanjutnya pengerjaan sejumlah proyek prioritas. Lebih lanjut, pertumbuhan LU Perdagangan didukung oleh peningkatan aktivitas pariwisata serta belanja masyarakat pada momen tahun ajaran baru. Sementara itu, pertumbuhan tertahan oleh kinerja LU Pertambangan dan Penggalian yang masih mengalami kontraksi sejalan dengan berlanjutnya dampak konflik geopolitik global serta kurang optimalnya operasional produksi akibat kondisi sumur minyak yang sudah tua.
Capaian persentase realisasi pendapatan dan belanja Pemerintah Daerah (Pemda) di wilayah Provinsi Kepri hingga triwulan III 2024 terhadap pagu anggaran tercatat tumbuh lebih tinggi dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh peningkatan realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat. Sementara itu, realisasi belanja pemerintah juga mengalami peningkatan terutama pada pos Belanja Operasi dan Belanja Transfer.
Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kepri pada triwulan III 2024 menunjukkan terjadinya inflasi sebesar 2,53 % (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,54% (yoy). Tekanan inflasi yang menurun disebabkan oleh berasal dari penurunan harga pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, Kelompok Pendidikan, Kelompok Transportasi, dan Kelompok Pakaian dan Alas Kaki. Dengan demikian, inflasi pada triwulan III 2024 berada pada sekitar titik tengah target inflasi sebesar 2,5±1% (yoy).
Intermediasi perbankan pada triwulan III 2024 tetap terjaga meskipun melandai dibandingkan triwulan sebelumnya. Deselerasi tersebut tercermin dari penurunan laju penyaluran kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK), namun tetap disertai dengan terjaganya kualitas kredit yang tercermin dari risiko kredit pada segmen korporasi dan segmen kredit sektor rumah tangga, sementara risiko kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), meningkat. Kinerja intermediasi perbankan di Provinsi Kepri yang tetap baik, tercermin dari rasio LDR pada triwulan III 2024 menurun dari 58,94% menjadi 51,59%. Akeselerasi penyaluran kredit turut didukung oleh kualitas kredit yang tetap terjaga sebagaimana rasio NPL gross yang tercatat sedikit meningkat menjadi sebesar 3,29%.
Aktivitas transaksi pembayaran tunai menggunakan Rupiah di Provinsi Kepri mengalami penurunan pada triwulan III 2024, seiring dengan aktivitas pembayaran non tunai yang meningkat. Hal tersebut tercermin dari net outflow yang mengalami penurunan pada triwulan III 2024. Namun di sisi lain, aktivitas pembayaran nontunai secara tahunan meningkat. Hal ini tercermin dari peningkatan transaksi QRIS, RTGS, dan SKNIBI yang didukung oleh meningkatnya preferensi dan akseptasi masyarakat terhadap penggunaan transaksi nontunai.
Tingkat kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepri menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) seiring dengan tren pemulihan ekonomi yang terus berlanjut. Meskipun demikian, kesejahteraan petani mengalami peningkatan sebagaimana tergambar dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang mengalami kenaikan seiring terjadinya kenaikan indeks yang diterima petani.
Perekonomian global diprakirakan tumbuh sebesar 3,2% (yoy) pada 2024 atau melambat dibandingkan tahun 2023, kemudian diproyeksikan stabil pada tahun 2025. Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 masih on track terhadap estimasi sebelumnya, di tengah revisi ke atas pada ekonomi Amerika Serikat (AS) yang disertai dengan revisi ke bawah bagi sejumlah negara maju lainnya. Sejalan dengan ekonomi global, perekonomian Indonesia diprakirakan tetap tumbuh kuat dan berdaya tahan terhadap dampak rambatan global, didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi yang masih kuat. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri secara keseluruhan tahun 2024 diprakirakan tetap tumbuh meskipun berpotensi tertahan sejalan dengan baseline realisasi yang tinggi pada tahun sebelumnya.
Tekanan inflasi domestik termasuk Provinsi Kepri
pada tahun 2024 dan 2025 diprakirakan dapat dijaga dalam rentang sasaran
inflasi nasional 2,5±1% (yoy). Hal tersebut didukung oleh perbaikan rantai
pasokan, normalisasi harga pangan dan energi global, serta upaya pengendalian
inflasi di daerah yang terus diperkuat melalui sinergi Tim Pengendalian Inflasi
Daerah (TPID) khususnya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).