Organisasi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau

RONY WIDIJARTO P.

Direktur – Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepulauan Riau

Rony Widijarto P lahir di Semarang pada bulan Juli tahun 1971. Menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Diponegoro pada tahun 1996. Mendapatkan gelar Master di bidang Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 2007.

Rony mengawali karir di Bank Indonesia pada tahun 1999. Saat ini, beliau menjabat sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau. Sebelumnya Rony Widijarto P pernah menjabat sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh (2023-2024), Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo (2022-2023).​

​​​​
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)​
Unduh​ LHKPN ​​​​Informasi PublikFormulir Permohonan Informasi dan Keberatan


Peta

Kontak

​​Jl. Engku Putri No. 1 Batam Centre
​Batam, ​29432
Telp: ​(0778) 462280
Fax: (0778) 462254

​Demografi Provinsi Kepulauan Riau

Dengan Motto “Berpancang Amanah Bersauh Marwah”, Provinsi Kepulauan Riau bertekad untuk membangun daerahnya menjadi salah satu pusat pertumbuhan perekonomian nasional dengan tetap mempertahankan nilai-nilai Budaya Melayu yang didukung oleh masyarakat yang sejahtera, cerdas, dan berakhlak mulia.

Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 dan merupakan provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Anambas. Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 5 Kabupaten dan 2 Kota, 42 Kecamatan serta 275 Kelurahan/Desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil dimana 40% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 km2, di mana 95% nya merupakan lautan dan hanya 5% merupakan wilayah darat, dengan batas wilayah sebagai berikut:

• Utara: Vietnam dan Kamboja
• Selatan: Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan Jambi
• Barat: Singapura, Malaysia, dan Provinsi Riau
• Timur:  Malaysia, Brunei, dan Provinsi Kalimantan Barat

Kepulauan Riau merupakan daerah tropis, dengan suhu rata-rata berkisar antara 24 hingga 35 derajat celcius (77 sampai 95 derajat fahrenheit) dengan kelembaban sekitar 73% -96%. Secara umum, musim hujan dimulai dari bulan November hingga April dan musim kemarau dari bulan Mei hingga Oktober. Sementara, rata-rata curah hujan tahunan sekitar 2.600mm. 

Berdasarkan agama yang dianut, 77.34% penduduk di Kepulauan Riau menganut agama Islam, 12.28% menganut agama Kristen Protestan, 7.66% menganut agama Budha, 2.46% menganut agama Katolik, 0.19% menganut agama Konghucu dan sisanya menganut agama Hindu. Keberagaman agama tersebut dikarenakan penduduk di Kepulauan Riau terdiri dari budaya dan etnis yang beragam. Penduduk tersebut datang dari seluruh Indonesia maupun dari luar negeri. Islam adalah agama mayoritas di Kepulauan Riau. Di Batam, terdapat Mesjid Raya Batam yang berada di tengah kota berdekatan dengan alun-alun, kantor Walikota dan kantor DPRD, sebagai simbol dari masyarakat Batam yang religius. Agama Kristen dan Katolik juga dianut oleh penduduk Kepulauan Riau, terutama yang berasal dari suku Batak dan Flores. Agama Budha adalah agama yang paling banyak dianut oleh warga Tionghoa.

Meskipun budaya Melayu yang dominan di daerah ini, penduduk Kepulauan Riau terdiri dari budaya dan etnis yang beragam. Terdapat berbagai suku yang terdapat di Kepulauan Riau dan yang terbesar adalah Melayu, Jawa, Batak, Tionghoa dan Minangkabau. Meskipun dalam keragaman budaya dan bahasa, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, digunakan oleh orang-orang dari nusantara sedangkan Bahasa Inggris diajarkan di sekolah dan lebih umum digunakan di kalangan bisnis/perusahaan multinasional. 

Kepulauan Riau khususnya Kota Batam merupakan kota multi-etnis dimana terdapat berbagai berbagai macam etnis dari seluruh Indonesia dan dunia. Walaupun demikian, budaya Melayu yang identik dengan Islam masih begitu kental di daerah ini dan telah menjadi akar budaya lokal. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat upacara-upacara yang mempunyai unsur keagamaan dan mitos yang dinyatakan dalam tari, musik, dan berbagai bentuk seni. Ada beberapa tarian tradisional yang populer, seperti Tari Jogi dan Tari Zapin yang mencerminkan pengaruh kuat budaya Arab. Ada juga Tari Persembahan yang biasanya dilakukan saat menyambut tamu kehormatan. Selain itu ada drama Mak Yong yang merupakan drama pertunjukan tari dan lagu, menceritakan tentang sebuah negara bernama "Riuh", yang diyakini menjadi asal nama Provinsi Kepulauan Riau.

Demografi Kota Batam
Pada tahun 1983, Pulau Batam menjadi Kota Administratif Batam berdasarkan Peraturan Pemerintah No.34 tahun 1984 dengan tiga sub distrik (kecamatan) yaitu Belakang Padang, Batam Barat dan Batam Timur, serta terdiri dari 186 buah pulau yang belum keseluruhannya dihuni. Tiga buah pulau yang terbesar adalah Pulau Batam, Pulau Bulan dan Pulau Jeri. Luas pulau Batam 415km2 atau hampir dua per tiga luas Pulau Singapura. Untuk menampung perkembangan kegiatan perekonomian dan pembangunan wilayah, saat ini wilayah kerja Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) telah mencakup kawasan yang disebut Barelang (Batam, Rempang, dan Galang) yang dihubungkan oleh 6 jembatan dengan panjang 2.262 meter. Jembatan tersebut merupakan kebanggaan warga Batam sebagai objek wisata bagi masyarakat Batam dan sekitarnya. Perluasan daerah ini tertuang dalam Keppres No.28 tahun 1992.

Kawasan Barelang seluruhnya dihubungkan oleh 6 buah jembatan dan diresmikan oleh Presiden B.J. Habibie pada tanggal 10 Agustus 1998. Dengan adanya perluasan wilayah ini, luas daerah Batam adalah 715km2 atau ± 1,15 kali luas wilayah negara Singapura.

Tekstur tanah di Kota Batam pada umumnya tergolong datar dengan variasi bukit dengan ketinggian maksimum ± 160 meter diatas permukaan laut. Berdasarkan studi kondisi tanah yang telah dilakukan diketahui bahwa Pulau Batam mempunyai tingkat kesuburan yang rendah. Kondisi seperti ini menyebabkan tanah di Pulau Batam mempunyai tingkat kerawanan yang sangat tinggi terhadap erosi. Hutan yang terdapat di Pulau Batam memiliki tipe hutan dataran rendah yang tidak umum terdapat di daerah tropis. Oleh karena itu, kebijakan pembangunan Batam secara keseluruhan akan mempertahankan 60% daerah sebagai kawasan hijau, khususnya hutan lindung. 
​Potensi Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau
Perekonomian Kepulauan Riau sebagian besar ditopang oleh ekonomi Kota Batam. Dominasi Kota Batam terhadap perekonomian Kepulauan Riau tidak lepas dari kebijakan Pemerintah yang menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia. Melalui UU No.44 Tahun 2000 tentang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, secara resmi Batam mendapat fasilitas Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB/Free Trade Zone), dengan tujuan mendorong pengembangan industri dan investasi. Perkembangan selanjutnya, KPBPB diperluas hingga Kabupaten Bintan dan Kabupaten Karimun (KPBPB Batam-Bintan-Karimun) sesuai Peraturan Pemerintah No.46, 47, 48 Tahun 2007. Hingga saat ini, Kota Batam masih menjadi motor utama penggerak perekonomian Kepulauan Riau dengan beberapa pengembangan ekonomi ke arah infrastruktur yang menunjang konektivitas antar pulau.   

Dari sisi harga, inflasi Kepulauan Riau dibentuk oleh 2 (dua) kota, yaitu Batam dan Tanjungpinang. Berdasarkan faktor penyumbangnya, fluktuasi harga barang/jasa di Kepulauan Riau antara lain adalah faktor musiman (panen bahan pangan), ekspektasi inflasi, kebijakan pemerintah terkait harga listrik dan bensin, perayaan hari besar keagamaan nasional seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan Natal. Inflasi Kepulauan Riau dalam beberapa tahun terakhir berada dalam kisaran target inflasi nasional sebagai hasil sinergi antara dinas/instansi terkait di lingkungan Pemerintah Daerah serta Bank Indonesia melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Potensi Ekonomi Kota Batam
Konsep pengembangan Batam sebagai daerah industri pada dasarnya mengandalkan letak geografis yang strategis dengan negara tetangga yakni Singapura yang merupakan salah satu kawasan lintas pelayaran tersibuk di dunia. Dengan potensi yang ada, sejak awal pengembangan Batam diarahkan pada sektor industri pengolahan, alih kapal, penumpukan logistik serta pariwisata. Infrastruktur memegang peranan yang menentukan bagi pengembangan perekonomian dan pembangunan kawasan. Sebagai kawasan yang berada pada posisi strategis diharapkan mampu menjadi salah satu titik pertumbuhan perekonomian, prasarana dan sarana yang dibutuhkan terus mendapat perhatian dari pemerintah. Sampai dengan saat ini, panjang jalan yang telah dibangun tercatat sepanjang 1.079,5km, jembatan tercatat sebanyak 20 buah dengan rincian 2 jembatan besi, 7 jembatan beton dan 11 jembatan kayu.

Pelabuhan laut yang merupakan salah satu sarana lalu lintas angkutan barang maupun penumpang terdapat di beberapa lokasi, yaitu: Sekupang, Batu Ampar, Telaga Punggur dan Pantai Marina, dan Batam Center. Sedangkan angkatan udara, Hang Nadim International Airport yang diresmikan Presiden Republik Indonesia sejak Mei 1995 dan pada tanggal 11 Desember 1995 untuk penerbangan internasional selain melayani jasa angkutan penumpang, Bandar udara ini juga melayani jasa angkutan kargo. Di samping itu, Bandara Hang Nadim juga merupakan pelabuhan udara yang memiliki landasan pacu terpanjang di Indonesia.
​Destinasi Wisata Pulau Batam
Pulau Batam adalah pulau terbesar kedua setelah Pulau Bintan di antara 1.248 pulau yang berada di Kepulauan Riau. Batam dikembangkan untuk menjadi pusat industri berteknologi tinggi, perdagangan, alih kapal penumpukan, dan basis logistik serta diharapkan menjadi lokomotif pembangunan Indonesia. Guna mencapai tujuan tersebut, diterbitkan Undang Undang Nomor 44 tahun 2007 yang menetapkan Batam, Bintan, dan Karimun sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (Free Trade Zone). Keistimewaan serta kekayaan alamnya yang unik menawarkan banyak destinasi wisata yang dapat dikunjungi, antara lain:

Landmark Welcome to Batam, Masjid Agung Batam, dan Alun-alun Engku Putri
 batam.png
Merupakan ikon/landmark Kota Batam yang dapat dijadikan destinasi untuk berfoto.

Jembatan Barelang
 merupakan singkatan dari pulau-pulau yang dihubungkan oleh 6 (enam) jembatan yaitu BAtam, REmpang, dan gaLANG dan telah menjadi landmark Kota Batam. Jembatan merupakan proyek vital Batam sebagai penghubung jalur Trans Barelang yg membentang sepanjang 54km.

Pantai Nongsa
 
Pantai yang terkenal cantik ini memiliki pasir putih serta ombak yang tenang. Selain itu juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas resor dan lapangan golf bertaraf internasional. Siluet lanskap Singapura di kejauhan juga terlihat jelas dari pantai ini. 

Batam Kota Belanja
 
Di samping sebagai kota industri, Batam juga dikenal sebagai tempat belanja khususnya barang-barang elektronik dan barang yang terbuat dari bahan kulit, serta parfum dengan mutu terbaik. Lokasi belanja favorit antara lain pusat perbelanjaan Nagoya, Jodoh, dan Batam City Square (BCS).

Kampung Vietnam
 
Camp yang dibangun untuk menampung pengungsi yang lari karena kejamnya perang saudara yang terjadi pada 1975 di Vietnam. PBB melalui UNHCR mengamanatkan Indonesia untuk menjadikan Pulau Galang sebagai tempat penampungan bagi pengungsi yang mencapai 250.000 orang. 

Destinasi Wisata Pulau Bintan
Bintan adalah pulau terbesar di Kepulauan Riau. Tanjungpinang yang merupakan Ibukota provinsi terletak di pantai barat selatan Pulau Bintan. Pulau ini juga memiliki riwayat yang menarik di Tanjungpinang dan Penyengat yang menawarkan kesempatan untuk surfing, berpetualang, ekowisata dan juga ideal untuk bersantai. Pulau Bintan sebagai salah satu pusat perkembangan kesusasteraan Melayu juga menjadi salah satu sumber bagi perkembangan sastra nasional Indonesia. Tentunya kunjungan ke Tanah Melayu ini, takkan lengkap bila belum mengunjungi destinasi wisata utama, antara lain:

Pulau Penyengat
 
Dapat ditempuh 10 menit dengan pompong (perahu bermotor) dari pelabuhan Tanjungpinang. Di pulau ini terdapat berbagai peninggalan bersejarah di antaranya adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, serta makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji. 

Lagoi atau Lagoi Bay
 
Tempat wisata yang paling populer di Pulau Bintan. Fasilitas lengkap meliputi lapangan golf dan resor bertaraf internasional, a.l.: Angsana Resort, Mayang Sari Beach Resort, Nirwana Beach Resort, Indra Maya Villa, Ria Bintan Golf Lodge, Nirwana Resort, dan Bintan Lagoon Resort. Waktu tempuh ke Lagoi adalah 1 jam dari Tanjungpinang.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (sebelumnya Kantor Bank Indonesia Batam) diresmikan pada tanggal 12 Mei 1993 oleh Sujitno Siswowidagdo yang pada saat itu menjabat sebagai Direktur Bank Indonesia. Sebelum Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau dibentuk, Kepulauan Riau dan Kota Batam termasuk dalam wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Pekanbaru (saat ini Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau). Pada tanggal 22 September 1997, kegiatan operasional Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau pindah ke gedung baru di Jalan Engku Putri, Batam Centre yang diresmikan oleh Gubernur Bank Indonesia Syahril Sabirin pada tanggal 31 Agustus 1998.

VISI & MISI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau
Mendukung visi BI menjadi lembaga yang kredibel di regional dengan terus mendorong peningkatan kinerja seluruh pegawai BI Kepri melalui peningkatan motivasi kerja pegawai, membentuk sikap kerja profesional, serta menjalin sinergi dan kekompakan lintas unit untuk menciptakan budaya kerja yang kondusif.

Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau
Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai Rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang Rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.​

Baca Juga