Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan I 2024 tumbuh positif sebesar 5,01% (yoy), terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,45% (yoy). Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi kedua di wilayah Sumatera, serta lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan wilayah Sumatera yang sebesar 4,24% (yoy). Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2024 terutama ditopang oleh pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Konsumsi Rumah Tangga, serta Net Ekspor seiring masih kuatnya ekspansi usaha sektor industri dan meningkatnya mobilitas masyarakat. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), Pertumbuhan ekonomi didukung oleh peningkatan LU Industri Pengolahan, Konstruksi dan Perdagangan. Sementara, pertumbuhan lebih tinggi tertahan oleh Pertambangan & Penggalian yang melambat. Pertumbuhan LU Industri Pengolahan mengalami perbaikan sejalan dengan permintaan global terhadap produk elektronik. Pertumbuhan LU Konstruksi yang tetap tinggi disebabkan oleh masih berlanjutnya pembangunan infrastruktur yang masif di akhir tahun. Kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran tetap tinggi meskipun melambat dipengaruhi oleh normalisasi pasca meningkatnya aktivitas masyarakat di momen Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, penurunan kinerja LU Pertambangan dan Penggalian tercermin dari menurunnya ekspor migas pada triwulan I.
Capaian persentase realisasi pendapatan dan belanja Pemerintah Daerah (Pemda) di wilayah Provinsi Kepri hingga triwulan I 2024 terhadap pagu anggaran tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh peningkatan realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat dan Pendapatan Daerah Lainnya. Sementara itu, peningkatan realisasi belanja pemerintah juga terjadi pada pos belanja operasi, belanja modal, dan belanja transfer.
Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kepri pada triwulan I 2024 menunjukkan terjadinya inflasi sebesar 3,37% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,76% (yoy). Tekanan inflasi terutama berasal dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, serta Kelompok Transportasi. Dengan demikian, inflasi pada triwulan I 2024 masih dalam sasaran target kisaran sasaran inflasi tahun 2024 yang ditetapkan pemerintah sebesar 2,5±1% (yoy).
Intermediasi perbankan pada triwulan I 2024 tetap terjaga dan tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut tercermin dari kenaikan pertumbuhan penyaluran kredit berdasarkan lokasi bank dan Dana Pihak Ketiga (DPK), serta tetap disertai dengan terjaganya kualitas kredit. Risiko kredit pada segmen segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) maupun segmen kredit sektor rumah tangga masih terjaga (< 5%). Kinerja intermediasi perbankan di Provinsi Kepri yang tercermin dari rasio LDR pada triwulan I 2024 menurun dari 60,48% menjadi 59,14%. Penyaluran kredit yang terjaga turut didukung oleh kualitas kredit yang tetap terjaga sebagaimana rasio NPL gross yang tercatat sebesar 3,73%.
Aktivitas transaksi pembayaran tunai menggunakan Rupiah dan transaksi Uang Kertas Asing di Provinsi Kepri mengalami peningkatan pada triwulan I 2024. Selain itu, transaksi pembayaran nontunai turut mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat terhadap instrumen pembayaran digital khususnya Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Aktivitas transaksi pembayaran tunai pada triwulan I 2024 mencatatkan net outflow sebesar Rp961 miliar, lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2023 yang tercatat net outflow sebesar Rp3,12 triliun. Di samping itu, aktivitas pembayaran nontunai secara tahunan meningkat. Hal ini tercermin dari peningkatan transaksi QRIS dan Uang Elektronik (UE) yang didukung oleh meningkatnya preferensi dan akseptasi masyarakat terhadap penggunaan transaksi nontunai.
Tingkat kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepri menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) seiring dengan tren pemulihan ekonomi yang terus berlanjut. Selain itu, kesejahteraan petani mengalami peningkatan sebagaimana tergambar dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang mengalami kenaikan seiring terjadinya kenaikan indeks yang diterima petani.
Perekonomian global diprakirakan tumbuh sebesar 3,2% pada 2024 dan 2025, diprakirakan tumbuh lebih tinggi dari estimasi sebelumnya. Hal ini dengan lebih kuatnya kinerja ekonomi Amerika Serikat (AS) dan India akibat konsumsi dan investasi yang lebih tinggi. Sejalan dengan ekonomi global, perekonomian Indonesia diprakirakan tetap tumbuh kuat dan berdaya tahan terhadap dampak rambatan global, didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi yang masih kuat. Demikian pula, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri secara keseluruhan tahun 2024 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya didukung oleh perbaikan pertumbuhan di beberapa sektor utama dan perkembangan inflasi di daerah yang relatif tetap terkendali.
Tekanan inflasi domestik termasuk Provinsi Kepri pada tahun 2024 diprakirakan dapat dijaga dalam rentang sasaran inflasi nasional 2,5±1% (yoy). Hal tersebut didukung oleh perbaikan rantai pasokan, normalisasi harga pangan dan energi global, serta upaya pengendalian inflasi di daerah yang terus diperkuat melalui sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) khususnya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).