Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan I 2023 tumbuh tertinggi se-Sumatera
Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan I 2023 tumbuh sebesar 6,51% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,40% (yoy). Pertumbuhan tersebut konsisten mengalami peningkatan sejak triwulan I 2022 dan merupakan yang tertinggi di antara provinsi se-Sumatera serta lebih tinggi dari Nasional yang tumbuh sebesar 5,03% (yoy). Kepri juga mencatatkan pertumbuhan tertinggi ke 4 se-Indonesia.
Dari sisi pengeluaran, akselerasi pertumbuhan disebabkan oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)/Investasi, Konsumsi Rumah Tangga dan Net Ekspor. Pangsa komponen investasi yang cukup tinggi dipengaruhi oleh upaya pelaku usaha pada sektor industri dalam meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah barang modal maupun investasi aset pembangunan bangunan untuk ekspansi usaha. Selain itu, belanja modal pemerintah juga cukup besar terutama untuk pembangunan infrastruktur. Selain itu, kinerja net ekspor di Kepri kembali positif didorong oleh ekspor barang dari logam, elektronik, optik, dan alat angkutan laut.
Dari sisi lapangan usaha, percepatan pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan kinerja lapangan usaha Industri Pengolahan khususnya untuk memproduksi barang dari logam, elektronik, optik, dan alat angkutan laut, serta lapangan usaha Konstruksi seiring dengan pembangunan infrastruktur yang masif di Provinsi Kepri. Selain itu, kondisi mobilitas masyarakat yang terus membaik turut mendorong lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.
Realisasi pendapatan Pemda di wilayah Provinsi Kepri sampai dengan triwulan I 2023 tercatat sebesar 19,78%, dan realisasi belanja mencapai 10,64% dari total anggaran. Realisasi pendapatan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 18,22%. Peningkatan pendapatan terutama terjadi pada semua pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) antara lain Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang Sah. Sementara itu, realisasi belanja Pemda hingga triwulan I 2023 telah mencapai 12,00% dari pagu anggaran atau sebesar Rp1,74 triliun. Realisasi belanja tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 10,64%. Peningkatan realisasi belanja tersebut terjadi pada pos belanja operasi khususnya belanja pegawai dan belanja transfer berupa belanja bagi hasil.
Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepri pada triwulan I 2023 lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepri pada triwulan I 2023 tercatat menunjukkan terjadinya inflasi sebesar 4,77% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,83% (yoy). Hal tersebut terutama dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan udara dan penurunan harga komoditas pangan. Penurunan harga komoditas pangan antara lain aneka sayuran seperti kangkung, bayam, dan sawi hijau, serta cabai merah dan bawang merah disebabkan oleh peningkatan pasokan sayuran sejalan dengan kondisi cuaca yang membaik, serta panen cabai dan bawang di beberapa sentra produksi. Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi IHK kembali ke dalam sasaran 3±1% mulai September 2023.
Kinerja Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) di Kepri pada triwulan I 2023 masih terjaga
Secara umum, kinerja Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) di Kepri pada triwulan I 2023 masih terjaga sejalan dengan tren perbaikan kondisi perekonomian yang terus berlanjut. Perbaikan perekonomian Kepri tercermin dari laju penyaluran kredit dan DPK, disertai dengan terjaganya kualitas kredit. Risiko kredit pada segmen korporasi, UMKM, maupun kredit sektor rumah tangga masih terjaga (< 5%). Penyaluran kredit oleh bank berdasarkan lokasi proyek yang ada di Provinsi Kepri tumbuh sebesar 10,88% (yoy), lebih tinggi dari triwulan IV 2022 yang tumbuh sebesar 8,66%. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh perbankan di Kepri tumbuh sebesar 11,32% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,05%.
Aktivitas transaksi pembayaran tunai mengalami peningkatan pada triwulan I 2023
Sejalan dengan perbaikan kondisi perekonomian, aktivitas transaksi pembayaran tunai menggunakan Rupiah dan transaksi Uang Kertas Asing di Kepulauan Riau mengalami peningkatan pada triwulan I 2023. Selain itu, transaksi pembayaran non tunai turut mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat terhadap instrumen pembayaran digital khususnya QRIS. Aktivitas transaksi pembayaran tunai pada triwulan I 2023 mencatatkan net inflow sebesar Rp14,6 miliar, berbeda arah dibandingkan triwulan IV 2022 yang tercatat mengalami net outflow sebesar Rp2,46 triliun. Perkembangan tersebut sejalan dengan pola musiman kebutuhan uang tunai memasuki periode awal tahun di mana terjadi normalisasi konsumsi kebutuhan transaksi masyarakat setelah liburan akhir tahun. Aktivitas pembayaran non tunai juga tercermin dari peningkatan transaksi QRIS dan Uang Elektronik (UE) didukung oleh meningkatnya preferensi dan akseptasi masyarakat terhadap penggunaan transaksi nontunai.
Tingkat kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menunjukkan perbaikan
Tingkat kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menunjukkan perbaikan tercermin dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Nilai Tukar Petani (NTP) serta penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) seiring dengan tren pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.
Perekonomian global diprakirakan tumbuh melambat namun lebih baik
Perekonomian global diprakirakan tumbuh melambat namun lebih baik dari estimasi sebelumnya sejalan dengan penghapusan kebijakan Zero Covid di Tiongkok serta perbaikan gangguan rantai pasokan dan pertumbuhan negara berkembang yang masih kuat. Kondisi perbaikan rantai pasokan global yang membaik tersebut turut mempengaruhi penurunan inflasi terutama di negara berkembang. Sejalan dengan prakiraan ekonomi global yang lebih optimis, perekonomian domestik tetap kuat dan berpotensi lebih tinggi. Selanjutnya, Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) secara keseluruhan tahun 2023 diperkirakan tumbuh lebih tinggi didukung oleh perkembangan inflasi di daerah.
Tekanan Inflasi domestik termasuk Provinsi Kepri pada tahun 2023 diprakirakan akan terus menurun
Tekanan Inflasi domestik termasuk Provinsi Kepri pada tahun 2023 diprakirakan akan terus menurun menuju rentang sasaran inflasi nasional 3±1% (yoy). Penurunan tekanan inflasi disebabkan oleh perbaikan rantai pasokan, normalisasi harga pangan dan energi global, serta upaya pengendalian inflasi di daerah yang terus diperkuat melalui sinergi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) khususnya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
|