Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon
​​​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan​
3/7/2025 1:00 PM
Hits: 1536

Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan Februari 2025

Kalimantan Selatan
Triwulan

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO KALIMANTAN SELATAN

Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2024 tumbuh positif di level 5,15% (yoy) meski sedikit melambat dibanding  triwulan sebelumnya yang sebesar 5,23% (yoy). Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan utamanya didorong oleh lapangan usaha (LU) Industri Pengolahan yang tumbuh 8,38% (yoy)  dan LU Perdagangan yang tumbuh 7,02% (yoy). Hal ini sejalan dengan berlanjutnya implementasi program mandatori B35 maupun persiapan B40, peningkatan konsumsi akibat pelaksanaan Pilkada serentak pada November 2024, serta sentimen HBKN Natal & Tahun baru yang diiringi oleh promosi dan diskon akhir tahun.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan terutama ditopang oleh kinerja Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Domestik (PMTB). Kinerja konsumsi tumbuh kuat ditopang oleh optimisme dan daya beli masyarakat pada periode HBKN Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, kinerja PMTB tumbuh positif didorong oleh kinerja Penanaman Modal Asing (PMA) serta realisasi pembiayaan perbankan khususnya kredit pada komponen investasi yang tumbuh meningkat.

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Secara agregat, persentase realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan IV 2024 melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan persentase pendapatan terjadi pada Pendapatan Transfer. Secara spasial, persentase realisasi pendapatan yang melambat terjadi baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di tengah pagu komponen pendapatan transfer yang mengalami kenaikan cukup tinggi. 

Secara agregat, persentase realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan IV 2024 mengalami perlambatan  dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Moderasi tersebut disebabkan oleh penyesuaian harga satuan regional yang lebih rendah serta proyek pekerjaan fisik yang terkendala cuaca di tengah adanya kenaikan pagu belanja pada tahun 2024 yang naik signifikan.

PERKEMBANGAN INFLASI

Secara tahunan, inflasi Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2024 tercatat sebesar 1,95% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan capaian triwulan III 2023 sebesar 1,98% (yoy). Inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 1,57% (yoy) dan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi gabungan kota di Kalimantan Selatan selama tiga tahun terakhir sebesar 3,99% (yoy). 

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi pada triwulan IV 2024 terutama didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Tekanan inflasi pada kelompok ini terutama disebabkan oleh komoditas emas perhiasan dengan andil inflasi tahunan sebesar 0,63% (yoy). Peningkatan tersebut sejalan dengan tren peningkatan harga emas dunia yang dipengaruhi oleh sentimen negatif atas keditakpastian global.

Pada Januari 2025, inflasi di Provinsi Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan dengan Desember 2024. Inflasi di Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebesar 0,62% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dengan inflasi sebesar 1,95% (yoy). Dengan perkembangan terkini, tekanan inflasi tahunan Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan I 2025 diprakirakan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2024. Melandainya tekanan inflasi terutama ditopang oleh kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga seiring dengan diskon tarif listrik sebesar 50% yang diprakirakan masih berdampak hingga bulan Maret 2025.

PEMBIAYAAN DAERAH, SERTA PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN & USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)

Pertumbuhan perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2024 yang positif turut didukung peningkatan fungsi intermediasi perbankan. Kredit perbankan triwulan IV 2024 tumbuh positif sebesar 9,47% (yoy) dengan outstanding Rp100,99 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2024 yang tumbuh 8,96% (yoy) dengan outstanding Rp93,89 triliun; serta diikuti dengan kualitas kredit yang baik, tecermin dari NPL yang terjaga pada level 2,31%.

Kredit konsumsi pada triwulan IV 2024 dengan outstanding sebesar Rp32,36 triliun, tumbuh 8,59% (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan III 2024 yang tumbuh sebesar 13,38% (yoy) dengan outstanding sebesar Rp32,86triliun. Berdasarkan distribusinya, kredit multiguna (43,18%), kredit kepemilikan rumah (37,90%), dan kredit kendaraan bermotor (8,37%) memiliki pangsa terbesar terhadap seluruh penyaluran kredit di Kalimantan Selatan.

Penyaluran kredit korporasi pada triwulan IV 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 9,84% (yoy) atau dengan outstanding senilai Rp44,82 triliun, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 1,79% (yoy) atau dengan outstanding senilai Rp 44,85 triliun. Pertumbuhan pada kredit korporasi terutama bersumber dari pertumbuhan penyaluran pembiayaan korporasi pada LU Pertambangan (dengan proporsi terbesar mencapai 61,42% dari kredit korporasi) yang mengalami peningkatan pada triwulan laporan sebesar 69,35% (yoy). 

Pada triwulan IV 2024, kredit UMKM di Kalimantan Selatan tumbuh 2,18% (yoy) dengan outstanding senilai Rp23,88 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,83% (yoy) dengan outstanding senilai Rp23,36 triliun. Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit pada triwulan IV 2023 tercatat sebesar 23,65%, lebih rendah dibandingkan dengan pangsa pada triwulan sebelumnya sebesar 24,84%.

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Transaksi sistem pembayaran di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2024 mengalami perbaikan. Transaksi BI-RTGS pada triwulan laporan tercatat terkontraksi 0,26% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 3,27% (yoy). Di sisi lain, transaksi Kliring (SKNBI) juga terkontraksi sebesar 5,23% (yoy), membaik dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 6,37% (yoy). Membaiknya transaksi BI-RTGS dan Kliring tersebut sejalan dengan meningkatnya kinerja LU Perdagangan akibat tingginya aktivitas transaksi masyarakat menyambut momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal, libur sekolah, dan cuti bersama di akhir tahun 2024, serta peningkatan aktivitas perdagangan ritel dan eceran yang tecermin dari peningkatan indikator Survei Penjualan Eceran (SPE).

Dari sisi transaksi tunai, aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan pada triwulan laporan mengalami net outflow sebesar Rp1,45 triliun, kondisi yang berbeda dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami net inflow sebesar Rp1,10 triliun.

Perkembangan elektronifikasi dan digitalisasi terus mengalami peningkatan, tecermin dari peningkatan jumlah merchant yang telah memiliki QRIS di Kalimantan Selatan yang tumbuh sebesar 22,29% (yoy) atau mencapai 412,65 ribu merchant. Selain itu, Kalimantan Selatan mampu mempertahankan pencapaian skor Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) pada Semester II 2024 dengan status 100% digital.

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Selatan pada semester II 2024 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan semester II 2023. Hal tersebut terkonfirmasi dari perbaikan jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sejalan dengan perbaikan mobilitas dan aktivitas ekonomi Kalimantan Selatan. Berdasarkan LU, penyerapan lapangan pekerjaan di Provinsi Kalimantan Selatan pada semester II 2024 (Agustus 2024) didominasi oleh LU Pertanian dengan pangsa sebesar 29,20%, relatif tidak berubah dibandingkan triwulan dan tahun sebelumnya.

Optimisme daya beli masyarakat dalam 6 bulan ke depan menunjukkan peningkatan sejalan dengan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia. Di sisi lain, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Selatan tercatat sebesar 115,43 lebih tinggi dibanding triwulan III 2024 yang sebesar 112,74.

Pada tahun 2024, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebesar 75,19, meningkat dari tahun 2023 sebesar 74,66. Peningkatan IPM Kalimantan Selatan bersumber dari peningkatan seluruh dimensi umur panjang dan hidup sehat yakni Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH), serta pengetahuan seperti Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) serta standar hidup layak (pengeluaran per kapita).

PROSPEK PEREKONOMIAN KALIMANTAN SELATAN

Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan 2025 diprakirakan tetap kuat walaupun sedikit melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama ditopang oleh Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi. Di sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi diprakirakan bersumber dari penurunan kinerja LU Pertambangan, LU Konstruksi, dan LU Perdagangan. Perlambatan LU Pertambangan terutama disebabkan oleh melambatnya permintaan batu bara negara mitra dagang utama, Tiongkok dan India, di tengah peningkatan produksi dalam negeri mitra dagang dan masifnya pengembangan renewable energy. Sementara perlambatan LU Konstruksi dan LU Perdagangan diprakirakan sejalan dengan kebijakan efisiensi anggaran pemerintah. Namun, pertumbuhan ekonomi diprakirakan tetap tinggi didorong oleh kinerja LU Pertanian dan LU Industri Pengolahan. Produksi padi dan tandan buah segar (TBS) diproyeksikan meningkat sejalan dengan penambahan luas lahan panen didukung program optimalisasi lahan, kondisi cuaca yang lebih kondusif dibandingkan tahun sebelumnya, serta implementasi kebijakan B40. Dari sisi pengeluaran, moderasi ekonomi Kalimantan Selatan 2025 terutama dipengaruhi oleh tekanan kinerja net ekspor dan Konsumsi Pemerintah. Ekspor luar negeri diprakirakan melambat akibat moderasi permintaan negara mitra dagang utama di tengah harga komoditas yang diprakirakan menurun. Konsumsi Pemerintah diprakirakan melambat sejalan dengan berakhirnya momen Pilpres dan Pilkada pada tahun 2024. Namun, Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi diprakirakan masih tumbuh kuat ditopang daya beli masyarakat yang tumbuh stabil dan berlanjutnya pengerjaan berbagai proyek infrastruktur Pemerintah maupun swasta. Lebih lanjut, daya beli masyarakat diperkirakan terjaga sejalan dengan kebijakan pemerintah menaikkan gaji ASN dan UMP masing-masing sebesar 8% dan 6,5% pada 2025.

Secara keseluruhan 2025, inflasi Provinsi Kalimantan Selatan diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2024 namun masih berada dalam rentang sasaran 2,5%±1% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi pada tahun 2025 terutama disebabkan oleh realisasi inflasi pangan tahun 2024 yang rendah. Perkiraan tekanan inflasi yang lebih tinggi ditopang oleh peningkatan seluruh kelompok, terutama dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau; kelompok transportasi; dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau diprakirakan meningkat salah satunya didorong oleh kebijakan kenaikan Harga Jual Eceran (HJE) rokok yang mulai diterapkan pada awal 2025. Kelompok transportasi diprakirakan meningkat didorong oleh harga BBM nonsubsidi yang terdampak fluktuasi harga minyak dunia.​

Lampiran
Kontak

​Contact Center BICARA: (6221) 131

e-mail: bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.​00 WIB
Halaman ini terakhir diperbarui 3/7/2025 2:56 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga