PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO KALIMANTAN SELATAN
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan kembali melanjutkan pertumbuhan
positif pada triwulan IV 2021. Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan pada
triwulan IV 2021 tumbuh 5,55% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2021
yang tumbuh 4,88% (yoy). Dari sisi penawaran, perbaikan ekonomi terutama
didorong oleh peningkatan kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan
dan Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR). Dari sisi permintaan, pertumbuhan
ekonomi didorong oleh kinerja konsumsi RT, konsumsi Pemerintah, dan investasi.
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Secara agregat, realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 mengalami penurunan baik secara
nominal maupun persentase dibanding realisasi triwulan IV 2020. Penurunan
ini terutama dipicu oleh penurunan realisasi pendapatan transfer yang terjadi di
level provinsi maupun kabupaten/kota sejalan dengan refocusing anggaran guna
penanganan COVID-19. Dari sisi belanja, realisasi belanja Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 secara agregat
juga mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan ini disebabkan oleh seluruh komponen belanja, seperti belanja
operasional, belanja modal, belanja tak terduga, dan dana transfer Pemerintah
Daerah (Pemda) khususnya di level kabupaten/kota.
PERKEMBANGAN INFLASI
Secara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 tetap terjaga
sebesar 2,55% (yoy), relatif stabil dibandingkan triwulan III 2021 (2,56% yoy).
Sementara itu, secara triwulanan, pada triwulan IV 2021, Kalimantan Selatan
mengalami inflasi sebesar 1,69% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan III 2021
yang mengalami inflasi sebesar 0,03% (qtq). Inflasi tahunan pada triwulan IV 2021
terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, diikuti oleh
kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta kelompok pakaian
dan alas kaki.
Inflasi triwulan I 2022 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
IV 2021 sejalan dengan perbaikan mobilitas dan keyakinan masyarakat terhadap
kondisi perekonomian. Hal ini didukung pelaksanaan vaksinasi tahap 1 dan 2
serta booster yang mulai dilaksanakan di tengah peningkatan varian Omicron
pada Februari dan awal Maret 2022. Inflasi diprakirakan meningkat didorong oleh
Perayaan HBKN (Imlek dan Isra Mi’raj) dan kenaikan harga sejumlah komoditas
utama Kalimantan Selatan yang mendorong peningkatan pendapatan masyarakat.
PEMBIAYAAN DAERAH, SERTA PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)
Pada triwulan IV 2021, fungsi intermediasi perbankan menunjukkan perbaikan.
Penyaluran kredit melanjutkan pertumbuhan positif, didukung dengan kualitas kredit
yang meningkat. Hal ini didorong oleh peningkatan kinerja kredit pada seluruh
jenis penggunaan sejalan dengan aktivitas ekonomi dan bisnis yang membaik pasca
pelonggaran PPKM di tengah kasus COVID-19 yang mulai melandai. Kredit konsumsi
tumbuh 2,46% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,45%
(yoy), terutama bersumber dari peningkatan kinerja kredit Multiguna dan perbaikan
kontraksi Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) sejalan dengan perpanjangan stimulus
kredit otomotif hingga akhir tahun 2021. Selain itu, penyaluran kredit korporasi juga
meningkat, terutama bersumber dari peningkatan kredit di lapangan usaha utama, yaitu
LU Pertambangan dan LU Pertanian yang masing-masing tumbuh 44,67% (yoy) dan
14,46% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 26,82%
(yoy) dan –5,22% (yoy). Perbaikan kinerja intermediasi perbankan juga ditopang oleh
kualitas kredit yang membaik, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang
menurun, dari 2,96% menjadi 2,08%. Sejalan dengan perkembangan tersebut, kredit
UMKM juga mengalami pertumbuhan positif diikuti kualitas kredit yang meningkat.
Bank Indonesia juga terus mendukung pengembangan UMKM baik dari sisi peningkatan
produksi, pemasaran, dan akses keuangan, melalui berbagai penyelenggaraan program
UMKM bekerja sama dengan stakeholders terkait.
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN
UANG RUPIAH
Transaksi melalui Sistem Kliring Nasional (SKNBI) di Provinsi Kalimantan Selatan pada
triwulan IV 2021 baik secara volume dan nominal meningkat dibanding triwulan
sebelumnya, namun dari sisi transaksi melalui Real Time Gross Settlement (RTGS) terjadi
penurunan. Di sisi lain, transaksi dengan menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan
Kartu (APMK) dan transaksi online mengalami peningkatan sejalan dengan kebijakan Bank
Indonesia untuk mendorong perluasan elektronifikasi pembayaran di daerah terutama di
masa pandemi. Peningkatan transaksi non tunai juga didukung oleh peningkatan jumlah
merchant dan pengguna Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) di Kalimantan
Selatan, serta peningkatan transaksi melalui e-commerce dengan dominasi metode
pembayaran melalui uang elektronik. Sementara itu, aliran uang kartal pada triwulan
IV 2021 mengalami aliran dana keluar bersih (net outflow) didorong oleh peningkatan
kebutuhan masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan
Tahun Baru. Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah di wilayah Kalimantan Selatan
terus berupaya mendorong imlplementasi elektronifikasi transaksi pemerintah di daerah
untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas serta peningkatan pendapatan
daerah melalui penyusunan rencana kerja Tim Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah
(TP2DD).
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi ketenagakerjaan pada triwulan IV 2021 mengalami perbaikan dibandingkan
periode yang sama tahun 2020. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia
menunjukkan bahwa serapan tenaga kerja mengalami perbaikan, sejalan dengan
peningkatan Indeks Penghasilan pada Survei Konsumen Bank Indonesia. Pada triwulan
IV 2021, Indeks Penghasilan meningkat menjadi 107,50 dari 73,30 pada triwulan IV
2020. Sementara itu, berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional oleh BPS, Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kalimantan Selatan pada semester II 2021 mengalami
penurunan, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menunjukkan peningkatan
dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan
Selatan pada triwulan IV tercatat sebesar 110,80 meningkat secara tahunan 6,81% (yoy)
atau 2,70% (qtq). Peningkatan NTP secara tahunan didorong oleh peningkatan indeks
harga yang diterima petani (IT) yang lebih tinggi dibanding indeks harga yang diterima
petani (IB), masing-masing sebesar 10,06% (yoy) dan 3,05% (yoy). Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2021 tercatat sebesar 71,28
meningkat dari tahun 2020 yang sebesar 70,91. Peningkatan IPM Kalimantan Selatan
bersumber dari peningkatan dimensi umur panjang dan hidup sehat (UHH) dan
pengetahuan terkait Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di
tengah standar hidup layak (pengeluaran per kapita) yang sedikit menurun.
PROSPEK PEREKONOMIAN KALIMANTAN SELATAN
Secara keseluruhan 2022, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan diprakirakan lebih
tinggi dibandingkan tahun 2021. Hal ini didukung oleh perbaikan ekonomi global dan
domestik secara gradual, seiring program vaksinasi COVID-19 yang terus berlanjut.
Investasi diprakirakan meningkat baik investasi bangunan maupun nonbangunan
didorong realisasi beberapa proyek investasi existing dan proyek konstruksi baru. Ekspor
diprakirakan meningkat, didorong peningkatan permintaan komoditas utama, terutama
batubara dan crude palm oil (CPO), sejalan dengan pemulihan ekonomi negara mitra
dagang utama. Perbaikan perekonomian global dan domestik serta peningkatan kinerja
ekspor tersebut diprakirakan akan meningkatkan kinerja kinerja LU utama, yaitu LU
Pertanian, LU Pertambangan, dan LU Industri Pengolahan. Sejalan dengan prospek
perbaikan perekonomian tersebut, inflasi Kalimantan Selatan pada 2022 diprakirakan
lebih tinggi dibandingkan tahun 2021, namun masih berada pada rentang sasaran inflasi
nasional sebesar 3±1% (yoy). Peningkatan inflasi sejalan dengan pemulihan ekonomi
yang didorong oleh vaksinasi yang diprakirakan semakin meningkat dan kasus COVID-19
yang diprakirakan semakin melandai sehingga berdampak pada peningkatan konsumsi
dan perbaikan iklim usaha. Ke depan, sinergi Bank Indonesia dan Pemerintah serta
instansi terkait melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di seluruh Kalimantan
Selatan akan terus diperkuat guna memastikan pencapaian inflasi dalam rentang sasaran
yang mendukung proses perbaikan ekonomi nasional secara berkelanjutan.