Pada triwulan III 2023, transaksi sistem pembayaran (SP) nontunai mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan dengan kenaikan konsumsi RT dan ekspor Jawa Timur pada triwulan laporan. Peningkatan transaksi SP nontunai ditopang oleh transaksi melalui Real Time Gross Settlement (RTGS) dan kliring pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya. Nominal transaksi BI-RTGS di wilayah Jawa Timur sebesar Rp391,77 triliun, meningkat 8,87% (qtq) dibandingkan triwulan II 2023 yang sebesar Rp359,86 triliun. Dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, nominal RTGS juga meningkat 0,48% (yoy) jika dibandingkan nominal transaksi BI-RTGS pada triwulan III 2022 yang sebesar Rp389,89 triliun. Pencapaian tersebut juga meningkat dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar -0,28% (yoy). Sementara itu, nominal kliring di Jawa Timur pada triwulan III 2023 mencapai Rp55,69 triliun, meningkat 13,42% (qtq) dibandingkan triwulan II 2023. Secara tahunan, nominal kliring di Jawa Timur tumbuh -11,56% (yoy) pada triwulan III 2023, membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar -24,57% (yoy). Nominal transaksi Uang Elekronik (UE) juga tercatat sebesar Rp14,46 triliun pada triwulan III 2023, meningkat 0,71% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya.
Sementara itu, kebutuhan uang tunai di Jawa Timur terpantau mengalami penurunan pada triwulan III 2023 dibandingkan triwulan sebelumnya seiring dengan berlalunya HBKN Idulfitri dan Iduladha. Pada triwulan III 2023, Jawa Timur mengalami net-inflow sebesar Rp4,9 triliun, setelah pada triwulan sebelumnya mengalami net-outflow sebesar Rp1,5 triliun. Pada triwulan laporan, Bank Indonesia mencatat nominal outflow menurun sebesar -42,65% (qtq) dari Rp27,05 triliun menjadi Rp15,5 triliun, sementara nominal inflow tercatat juga menurun sebesar -19,88% (qtq) dari Rp25,53 triliun menjadi Rp20,45 triliun. Penurunan outflow lebih dalam dibandingkan net-inflow sehingga secara akumulatif aliran uang di Jawa Timur pada posisi net-inflow.
Upaya perluasan digitalisasi melalui kanal pembayaran QRIS terus berlanjut. Jumlah merchant QRIS di Jawa Timur meningkat 8,91% (qtq) dari semula sebanyak 3,02 juta merchant pada triwulan II 2023 menjadi 3,29 juta merchant. Secara tahunan, jumlah merchant QRIS juga meningkat hingga 42,85% (yoy). Pencapaian tersebut menempatkan Jawa Timur sebagai Provinsi dengan jumlah merchant QRIS terbesar ke-3 di tingkat nasional.
Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur pada Agustus 2023 menunjukkan peningkatan kualitas walaupun tingkat pengangguran terbuka mengalami kenaikan dibandingkan Februari 2023. Hal ini terlihat dari meningkatnya Angkatan Kerja yang bekerja penuh dan disertai dengan penurunan pekerja paruh waktu dan setengah menganggur. Pekerja formal juga mengalami peningkatan, yang terlihat dari peningkatan pekerja pada industri pengolahan, konstruksi, perdagangan besar, akomodasi dan makan minum serta jasa kemasyarakatan, dan di sisi lain, pekerja informal mengalami penurunan terutama yang bergerak di sektor pertanian. Peningkatan kualitas ketenagakerjaan juga terlihat dari berkurangnya pangsa pekerja keluarga tidak dibayar, pekerja bebas dan berusaha dibantu buruh tidak tetap dan digantikan oleh peningkatan jumlah karyawan. Rata-rata tingkat Pendidikan juga mengalami kenaikan yang terlihat dari penurunan pekerja SD dan meningkatnya pekerja dengan Pendidikan SMP ke atas. Peningkatan angka pengangguran dinilai wajar seiring dengan telah selesainya musim panen raya komoditas tanaman pangan, namun demikian daya beli masyarakat tidak terganggu seiring dengan peningkatan kualitas ketenagakerjaan yang terlihat dari meningkatnya konsumsi masyarakat pada triwulan laporan.
Kesejahteraaan masyarakat pedesaan yang direpresentasikan dengan Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami kenaikan pada triwulan III 2023, sementara Nilai Tukar Nelayan (NTN) tercatat menurun. NTP meningkat dari 107,78 pada triwulan II 2023 menjadi 111,19 pada triwulan III 2023. Hal tersebut didorong oleh peningkatan penerimaan petani di sektor tanaman pangan dan perkebunan rakyat, sedang nilai tukar peternak, petani hortikultura dan perikanan mengalami penurunan. Sementara itu, kesejahteraan kelompok nelayan terpantau sedikit menurun dari 100,10 pada triwulan II 2023 menjadi 100,01 pada triwulan laporan terutama disebabkan oleh meningkatnya indeks beli yang lebih besar daripada peningkatan indeks harga yang diterima oleh nelayan.
Prospek Ekonomi serta Inflasi Tahun 2023 dan Tahun 2024
Perekonomian Jawa Timur pada tahun 2023 diprakirakan tetap tumbuh positif meskipun termoderasi dibandingkan tahun 2022 disebabkan oleh faktor global dan konsolidasi fiskal pemerintah. Kinerja ekonomi Jawa Timur pada tahun 2023 diprakirakan berada di kisaran 4,6% - 5,4% (yoy), cenderung bias bawah, termoderasi dibandingkan tahun 2022 yang tumbuh sebesar 5,3% (yoy). Dari sisi permintaan, sejalan dengan ekonomi nasional, masih positifnya kinerja ekonomi Jawa Timur diprakirakan didukung oleh masih kuatnya konsumsi RT serta prospek perbaikan konsumsi LNPRT dan investasi. Di samping itu, kinerja perdagangan antardaerah Jawa Timur diprakirakan tetap tumbuh positif pada tahun 2023 sejalan dengan program Misi Dagang yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur setiap bulan serta masih kuatnya konsumsi RT mitra dagang domestik Jawa Timur, yakni Kawasan Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Bali – Nusa Tenggara. Kendati demikian, pertumbuhan konsumsi RT diprakirakan tertahan akibat konsolidasi fiskal pemerintah dan daerah sejalan dengan semakin terkendalinya kasus COVID-19 di Indonesia, termasuk Jawa Timur, yang berimplikasi pada pengurangan sejumlah intensif fiskal. Dari sisi eksternal, prospek perlambatan ekonomi global turut terjadi di mitra dagang eksternal Jawa Timur. Hal tersebut diprakirakan menahan kinerja ekspor LN dan investasi nonbangunan di Jawa Timur pada tahun 2023. Dari sisi penawaran, sejalan dengan prospek perlambatan permintaan eksternal, kinerja LU Industri Pengolahan dan LU Perdagangan di Jawa Timur pada tahun 2023 diprakirakan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, kinerja LU Akomodasi dan Makan Minum serta Transportasi dan Pergudangan diprakirakan tetap tinggi kendati lebih rendah dibandingkan tahun 2022 dipengaruhi oleh base effect tingginya pertumbuhan kedua LU tersebut pada tahun lalu. Lebih lanjut, kinerja LU Pertanian pada tahun 2023 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 sejalan dengan upaya mitigasi hama antraknosa pada tanaman hortikultura dan Penyakit Mulut Kuku (PMK) pada ternak sapi yang menjadi tantangan utama sektor pertanian pada tahun 2022. Di samping itu, beroperasinya Bendungan Semantok sejak Desember 2022 diprakirakan berdampak positif terhadap LU Pertanian di Jawa Timur.
Perekonomian Jawa Timur pada tahun 2024 diprakirakan mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2023 ditopang oleh permintaan domestik. Kinerja ekonomi Jawa Timur pada tahun 2023 diprakirakan berada di kisaran 4,7% - 5,5% (yoy), cenderung bias bawah, meningkat dibandingkan tahun 2023 yang diprakirakan tumbuh di kisaran 4,6%-5,4% (yoy). Dari sisi permintaan, sejalan dengan ekonomi nasional, masih positifnya kinerja ekonomi Jawa Timur diprakirakan didukung oleh prakiraan perbaikan konsumsi RT serta masih kuatnya konsumsi LNPRT dan investasi. Dari sisi penawaran, sejalan dengan prospek perbaikan konsumsi swasta (konsumsi RT dan LNPRT) dan masih kuatnya investasi, kinerja LU Industri Pengolahan dan LU Perdagangan di Jawa Timur pada tahun 2024 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi eksternal, prospek perlambatan ekonomi global turut terjadi di mitra dagang eksternal Jawa Timur, yakni Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang. Hal tersebut diprakirakan menahan kinerja ekspor LN dan investasi nonbangunan di Jawa Timur pada tahun 2024. Lebih lanjut, kinerja LU Pertanian pada tahun 2024 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 sejalan dengan prospek cuaca yang lebih mendukung produksi pangan serta terkendalinya gangguan PMK dan LSD pada ternak sapi yang menjadi tantangan utama sektor pertanian pada tahun 2023.
Inflasi gabungan Kota IHK Jawa Timur pada tahun 2023 diprakirakan kembali di kisaran sasaran inflasi 3,0%±1% (yoy). Tingginya tekanan inflasi dari sisi penawaran pada tahun 2022 terutama akibat peningkatan harga hortikultura serta penyesuaian harga energi berdampak pada tingkat inflasi IHK di Jawa Timur pada tahun 2022 yang lebih tinggi dibandingkan batas atas sasaran inflasi 3,0%±1% (yoy). Pada tahun 2023, tekanan inflasi dari sisi penawaran diprakirakan mereda sejalan dengan upaya mitigasi hama antraknosa yang menyerang tanaman hortikultura dan vaksinasi Penyakit Mulut Kuku (PMK) pada sapi. Di samping itu, harga komoditas energi global yang melandai dibandingkan tahun 2022 diprakirakan turut berimplikasi pada lebih rendahnya tekanan inflasi dari sisi penawaran. Lebih lanjut, berbagai kebijakan pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPIP dan TPID beserta GNPIP diprakirakan turut menjaga tingkat inflasi IHK Jawa Timur di kisaran sasaran inflasi 3,0%±1% (yoy).
Inflasi gabungan kota IHK Jawa Timur pada tahun 2024 diprakirakan berada di kisaran sasaran inflasi 2,5%±1% (yoy). Prospek terkendalinya inflasi gabungan kota IHK Jawa Timur pada tahun 2024 ditopang oleh prakiraan cuaca yang lebih mendukung produksi tanaman pangan, penyakit PMK dan LSD yang terkendali, harga komoditas global yang mengalami tren penurunan, serta harga energi global yang terkendali. Lebih lanjut, berbagai kebijakan pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPIP dan TPID diprakirakan turut menjaga tingkat inflasi IHK Jawa Timur di kisaran sasaran inflasi 2,5%±1% (yoy).