Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan I 2025 tumbuh terjaga. Pada triwulan laporan, kinerja ekonomi Jawa Timur tercatat tumbuh 5,00% (yoy), setelah pada triwulan IV 2024 tumbuh sebesar 5,03% (yoy). Solidnya perekonomian Jawa Timur didorong oleh akselerasi konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, serta net ekspor barang dan jasa. Kenaikan kinerja konsumsi RT didorong oleh peningkatan permintaan masyarakat pada momen Imlek, Nyepi, Ramadhan, dan persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri, utamanya komponen makanan dan minuman. Sementara itu, kenaikan belanja pemerintah didorong utamanya belanja pegawai dan belanja bantuan sosial APBD. Lebih lanjut, kenaikan kinerja net ekspor disokong oleh ekspor yang tetap tumbuh positif. Dari sisi lapangan usaha (LU), solidnya kinerja perekonomian terutama didukung oleh peningkatan LU Pertanian dan LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.
Perekonomian Jawa Timur tertahan untuk tumbuh lebih tinggi terutama disebabkan oleh investasi yang melandai. Pada triwulan I 2025, investasi mengalami perlambatan sejalan aktivitas konstruksi pada awal tahun yang tidak semasif triwulan IV 2024, turut tecermin dari realisasi belanja modal dan impor barang modal mesin peralatan mekanis yang melambat pada triwulan laporan. Dari sisi lapangan usaha, perlambatan kinerja terjadi pada sejumlah LU Utama, yakni LU Konstruksi, LU Industri Pengolahan, dan LU Perdagangan.
Asesmen Keuangan Pemerintah Daerah
Realisasi Pendapatan APBD Jawa Timur hingga triwulan I 2025 meningkat didorong oleh realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) 38 Kab/Kota di Jawa Timur. Total pendapatan fiskal Provinsi Jawa Timur mencapai Rp27,39 triliun, meningkat sebesar 8,77% (yoy) dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp25,19 triliun. Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara konsisten mengoptimalkan PAD dari sektor pajak maupun non-pajak. Strategi peningkatan penerimaan pajak meliputi penguatan kolaborasi antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota se-Jawa Timur dalam rangka penyiapan opsen pajak, perluasan digitalisasi pembayaran, intensifikasi sosialisasi kepatuhan pajak, pemberian relaksasi pembebasan denda pajak terutama pada akhir tahun, serta pemanfaatan teknologi untuk memetakan potensi pajak baru. Selain itu, optimalisasi pendapatan non-pajak juga terus dilakukan melalui peningkatan kontribusi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta pemanfaatan aset idle menjadi aset produktif guna mendukung pertumbuhan pendapatan daerah secara berkelanjutan.
Kinerja belanja pemerintah menunjukkan pertumbuhan positif seiring dengan penerapan berbagai strategi untuk mengakselerasi realisasi Belanja Daerah. Realisasi belanja fiskal di Jawa Timur hingga triwulan I 2025 tercatat sebesar Rp28,43 triliun, termoderasi dibandingkan realisasi triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp29,29 triliun. Perlambatan tersebut terutama dipengaruhi oleh normalisasi Belanja pemerintah pasca tahun politik untuk pelaksanaan Pemilu dan Pilkada serentak tahun 2024. Namun demikian, kontribusi belanja pemerintah terhadap aktivitas ekonomi pada triwulan laporan tetap terjaga utamanya pada realisasi Belanja Pegawai dalam rangka pembayaran gaji Tunjangan Hari Raya (THR) dan Tunjangan Kinerja ASN pada Maret 2025. Lebih lanjut, pertumbuhan Belanja Modal dibandingkan periode yang sama tahun lalu seiring dengan realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan untuk mendukung program swasembada pangan pemerintah.
Asesmen Inflasi Daerah
Inflasi Provinsi Jawa Timur pada akhir triwulan I 2025 tercatat sebesar 0,77% (yoy), melanjutkan tren penurunan dari triwulan sebelumnya. Laju inflasi tersebut menurun dibandingkan triwulan IV 2024 (1,51%; yoy) dan keseluruhan tahun 2023 (2,92%; yoy). Penurunan inflasi tersebut utamanya didukung oleh (i) penerapan diskon tarif listrik oleh PLN sebesar 50% dari bulan Januari – Februari 2025 untuk pelanggan rumah tangga pascabayar dan prabayar dengan daya dibawah 2.220 VA ; (ii) diskon paket pulsa dan internet oleh Komdigi bersama operator seluler selama HBKN Idulfitri dan HBKN Nyepi; (iii) permintaan dan ekspektasi yang terkelola dengan baik selama momen ramadhan dan HBKN Idulfitri; (iv) penerapan diskon tarif angkutan udara sebesar 13-14% selama momen ramadhan dan dan HBKN Idulfitri; (v) penurunan harga minyak dunia yang mendukung penurunan harga BBM; (vi) penurunan harga avtur pada Maret 2025 tercatat Rp14.914/liter, lebih rendah dibandingkan harga avtur pada Maret 2024 yang sebesar Rp15.448/liter (menurun 3,46%; yoy); serta (vii) sinergi TPID seluruh Jawa Timur melalui implementasi program pada pilar 4K yang terintegrasi. Berdasarkan kelompok pengeluaran, menurunnya tekanan inflasi Jawa Timur pada triwulan I 2025 didorong oleh (i) deflasi pada kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan utamanya pada komoditas telpon seluler; (ii) deflasi dalam pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga utamanya pada komponen tarif listrik. Namun demikian, penurunan inflasi tertahan oleh kenaikan harga pada kelompok Perawatan Pribadi dan Lainnya, serta kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan.
Inflasi Provinsi Jawa Timur pada triwulan II 2025 diprakirakan meningkat dibandingkan triwulan I 2025, namun tetap terkendali. Potensi meningkatnya tekanan inflasi pada triwulan II 2025 sejalan dengan (i) rerata kenaikan harga emas perhiasan secara tahunan dibandingkan triwulan I 2025; (ii) moderasi pasokan beras seiring berakhirnya masa panen raya beras pada April 2025 dan panen akhir beras di Mei 2025; dan (iii) normalisasi tarif listrik pasca kebijakan diskon tarif listrik di triwulan I 2025. Adapun pada bulan Juni 2025, diantaranya (i) diskon tiket pesawat; (ii) diskon tiket kereta, (iii) diskon tiket angkutan laut; dan (iv) diskon tarif tol yang rencananya akan diterapkan selama bulan Juni – Juli 2025.
Pembiayaan Daerah dan Pengembangan UMKM
Kinerja intermediasi perbankan tetap solid di triwulan I 2025, tercermin dari kinerja penyaluran kredit yang tumbuh positif disertai dengan kualitas kredit yang terjaga. Kinerja penghimpunan DPK juga terpantau tumbuh positif kendati melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan DPK terjadi di sektor korporasi seiring kebutuhan likuiditas korporasi untuk pemenuhan kewajiban pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) yang jatuh pada Maret 2025, serta pelemahan permintaan global yang berdampak pada kinerja penjualan dan likuiditas perusahaan. Sementara itu, DPK Rumah Tangga (RT) tumbuh meningkat terutama didorong oleh penerimaan THR. Sejalan dengan terjaganya likuiditas perbankan, kinerja penyaluran kredit terpantau masih tumbuh positif kendati melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, baik di sektor korporasi maupun RT. Perlambatan kredit korporasi dipengaruhi oleh sikap wait and see pelaku usaha terkait prospek permintaan global di tengah eskalasi tensi geopolitik dan arah kebijakan ekonomi pemerintah, sementara perlambatan kredit RT seiring dengan normalisasi pola konsumsi pasca HBKN Natal dan Tahun Baru, serta preferensi masyarakat untuk mengalokasikan dana sendiri termasuk penerimaan THR untuk kebutuhan konsumsi periode Ramadhan dan HBKN Idul Fitri. Adapun perlambatan kredit RT terutama terjadi pada Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), sementara kinerja penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) meningkat didukung oleh perpanjangan kebijakan insentif PPN DTP. Lebih lanjut, tingkat intermediasi perbankan pada triwulan laporan terpantau optimal, tecermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 92,91% yang sejalan dengan acuan rentang intermediasi optimal 84% - 94% dalam ketentuan Rasio Intermediasi Makroprudensial Bank Indonesia
Ketahanan korporasi dan RT di Jawa Timur terjaga, terindikasi dari risiko kredit dan likuiditas yang masih berada dalam batas aman. Secara agregat, risiko kredit di Jawa Timur pada triwulan I 2025 masih terjaga dalam batas aman yang tecermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,02%, kendati meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,70%. Sementara itu, dari sisi permodalan, CAR terpantau meningkat ke level 28,79% pada triwulan I 2025, jauh di atas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan minimum sebesar 8%, menunjukkan bahwa bank memiliki ketahanan yang baik dalam menghadapi potensi risiko ke depan.
Asesmen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
Pada triwulan I 2025, kebutuhan uang tunai di Jawa Timur meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sejalan dengan peningkatan aktivitas konsumsi. Lonjakan kebutuhan uang tunai tersebut sejalan dengan kenaikan konsumsi terkait komponen penyediaan makan minum pada triwulan laporan seiring adanya momentum Imlek, Nyepi, Ramadhan, dan persiapan HBKN Idulfitri tahun 2025. Peredaran uang kartal tercatat net-outflow, terutama dari wilayah Malang dan Kediri. Aktivitas tarik dan setor tunai yang dilakukan melalui APMK dan UE tumbuh positif dibandingkan triwulan sebelumnya. lebih lanjut, sistem pembayaran melalui aktivitas transaksi non-tunai turut meningkat. Peningkatan ini mencerminkan akselerasi aktivitas ekonomi di sektor utama Akomodasi Makan dan Minum.
Sementara itu, sistem pembayaran melalui aktivitas transfer dana besar mengalami kontraksi sejalan dengan termoderasinya kinerja investasi dan ekspor-impor. Transaksi transfer dana besar melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), maupun BI-FAST mengalami kontraksi secara nominal dan volume dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan ini mencerminkan deselerasi aktivitas ekonomi dunia usaha, terutama sektor industri perdagangan, pengolahan, dan konstruksi yang berdampak langsung pada turunnya transfer dana. Hal itu turut pula tercermin dari melemahnya hasil survei Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) secara umum pada triwulan laporan. Lebih lanjut, transaksi perdagangan valuta asing di Jawa Timur tercatat melambat dipengaruhi oleh turunnya kunjungan wisatawan mancanegara periode awal tahun 2025. Kondisi ini sejalan dengan pola historis kunjungan wisman yang mengalami low season pasca momen HBKN Nataru. Di sisi lain, peningkatan ketidakpastian global turut mempengaruhi kecenderungan wisman untuk melakukan aktivitas perjalanan luar negeri.
Digitalisasi pembayaran dan penguatan Cinta Bangga Paham Rupiah di Jawa Timur terus didorong untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat. Akseptansi digitalisasi pembayaran terus meningkat tecermin dengan penggunaan QRIS dan BI-FAST. Dari sisi penggunaan, aktivitas transfer dana melalui SKNBI mulai tersubstitusi oleh BI-FAST yang menawarkan layanan lebih murah dan real-time. Pergeseran ini menyebabkan SKNBI lebih banyak digunakan untuk transaksi bernilai besar, sementara BI-FAST mengakomodasi transaksi nominal kecil hingga menengah. Hal ini tecermin dari meningkatnya rata-rata nilai transaksi di SKNBI dan RTGS yang mengindikasikan adanya perubahan pola penggunaan instrumen pembayaran oleh pelaku industri dan bisnis. Sementara itu, transaksi menggunakan APMK mulai termoderasi seiring dengan perubahan preferensi konsumen yang beralih ke alat pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang cepat, mudah, murah aman, dan andal. Bank Indonesia juga terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Rupiah dalam kehidupan sehari-hari. melalui kampanye nasional Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah. Selain itu, dalam menjaga integritas Rupiah, KPwBI Provinsi Jawa Timur berkolaborasi dengan instansi terkait untuk melakukan langkah preventif, preemptif dan represif dalam menekan peredaran uang palsu. Dengan berbagai inisiatif tersebut, Bank Indonesia berkomitmen menjaga sistem pembayaran yang efisien, inklusif, dan aman, sekaligus mendukung stabilitas sektor keuangan, serta pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Kondisi ketenagakerjaan Jawa Timur pada Februari 2025 meningkat dibandingkan Februari 2024 dan Agustus 2024. Hal ini tecermin dari penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) disertai peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2025 dibandingkan Februari 2024. Penurunan TPT dibandingkan Februari 2024 seiring dengan pertumbuhan positif dan terjaganya ekonomi Jawa Timur pada triwulan I 2025. Sementara itu, penurunan TPT dibandingkan Agustus 2024 sejalan dengan peningkatan tenaga kerja informal pada sektor perdagangan.
Pada triwulan I 2025, kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur terpantau meningkat. Perbaikan kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur tecermin dari peningkatan penyerapan tenaga kerja berdasarkan hasil Survei Kondisi Dunia Usaha – (SKDU) Bank Indonesia Jawa Timur pada triwulan laporan. Peningkatan penyerapan tenaga kerja terutama terjadi pada LU Pertanian, Akomodasi dan Makanan Minuman, Jasa Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, serta Jasa Kemasyarakatan.
Kesejahteraaan masyarakat pedesaan yang direpresentasikan dengan Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami penurunan pada triwulan I 2025, dari 111,96 pada triwulan IV menjadi 111,61. Penurunan dipengaruhi oleh penurunan penerimaan petani di sektor tanaman pangan dan peternakan, terutama penurunan harga gabah, ternak besar. Penurunan NTP yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan NTP pada tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, dan perikanan.
Pada semester I 2025 (Maret 2025), tingkat kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur diprakirakan membaik dibandingkan semester II 2024 (September 2024). Potensi peningkatan kesejahteraan sejalan dengan potensi peningkatan mobilitas, membaiknya daya beli masyarakat, inflasi yang diperkirakan tetap terkendali, proyeksi perbaikan kinerja sektor manufaktur, investasi nonbangunan, serta kenaikan produksi padi dan hortikultura pada triwulan I 2025.
Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2025
Perekonomian Jawa Timur pada tahun 2025 diprakirakan tetap terjaga, ditopang oleh permintaan domestik dan eksternal. Kinerja ekonomi Jawa Timur pada tahun 2025 diprakirakan berada di kisaran 4,6% - 5,4% (yoy). Dari sisi pengeluaran, sejalan dengan ekonomi nasional, masih positifnya kinerja ekonomi Jawa Timur diprakirakan didukung oleh prakiraan terjaganya konsumsi RT, investasi, dan ekspor. Dari sisi lapangan usaha, kinerja LU Pertanian pada tahun 2025 diprakirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2024 sejalan dengan prospek cuaca yang lebih mendukung produksi pangan. Lebih lanjut, kinerja LU Perdagangan dan LU Industri Pengolahan di Jawa Timur pada tahun 2025 diprakirakan tetap tumbuh positif. Dari sisi eksternal, prospek peningkatan perekonomian beberapa mitra dagang utama Jawa Timur, khususnya Kawasan Eropa dan Jepang, diperkirakan juga dapat mendukung kinerja ekspor Jawa Timur dan menjaga tingkat optimisme dunia usaha terhadap perekonomian di Jawa Timur. Hal tersebut diprakirakan selain menjadi faktor pendorong kinerja ekspor LN, juga akan mendorong investasi nonbangunan di Jawa Timur pada tahun 2025.
Inflasi Jawa Timur pada tahun 2025 diprakirakan berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2,5%±1% (yoy). Prospek tersebut ditopang oleh prakiraan cuaca yang membaik sehingga mendukung penguatan produktivitas komoditas pangan, kebijakan Pemerintah yang berfokus pada peningkatan produktivitas pangan, serta terjangkaunya harga komoditas energi domestik seiring prakiraan harga komoditas energi global yang stabil cenderung melandai. Lebih lanjut, berbagai kebijakan pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPIP dan TPID diprakirakan turut menjaga tingkat inflasi IHK Jawa Timur di kisaran sasaran inflasi 2,5%±1% (yoy).