Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur​

6/11/2024 12:00 AM
Hits: 1538

Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Mei 2024

Jawa Timur
Triwulan

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan I 2024 tumbuh meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, ekonomi Jawa Timur tumbuh 4,81% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2023 yang tumbuh sebesar 4,69% (yoy). Kinerja ekonomi Jawa Timur yang lebih tinggi pada triwulan I 2024 terutama didukung oleh peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga (RT), konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT), konsumsi pemerintah, investasi, serta ekspor barang dan jasa. Konsumsi RT tumbuh lebih tinggi didorong oleh momentum Ramadhan, persiapan HBKN Idulfitri, serta momen libur beberapa hari besar. Adanya insentif PPN DTP untuk pembelian properti turut mendorong konsumsi menengah ke atas. Sementara itu, kinerja konsumsi LNPRT dan konsumsi pemerintah tumbuh lebih tinggi didorong oleh momen safari politik dan penyelenggaraan Pemilu, serta realisasi belanja pegawai, belanja barang, dan belanja bansos dari APBN-APBD Jawa Timur. Lebih lanjut, peningkatan kinerja investasi ditunjang oleh percepatan penyelesaian PSN, proyek Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Jawa Timur Bagian Utara dan Selatan, serta proyek strategis swasta yang ditargetkan selesai tahun 2024. Sementara itu, peningkatan ekspor ditopang oleh perbaikan ekspor dalam negeri (DN) seiring dengan meningkatnya kinerja konsumsi daerah mitra utama Jawa Timur (Kawasan Timur Indonesia). Peningkatan permintaan domestik Jawa Timur dan mitra dagang dalam negeri tersebut berimplikasi pada lebih tingginya kinerja lapangan usaha (LU) utama, yakni LU Industri Pengolahan, LU Penyediaan Akomodasi Makan Minum, dan LU Konstruksi pada triwulan laporan.​​

Kenaikan kinerja ekonomi Jawa Timur yang lebih tinggi tertahan oleh peningkatan pertumbuhan impor barang dan jasa yang lebih tinggi dibandingkan ekspor barang dan jasa. Selain itu, masih lemahnya ekspor ke negara mitra dagang, serta melemahnya LU Perdagangan dan LU Pertanian turut menyebabkan tertahannya pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang lebih tinggi. Pelemahan kinerja perdagangan luar negeri Jawa Timur disebabkan oleh masih tertahannya kinerja perekonomian global pada triwulan laporan seiring ketidakpastian global yang masih berlanjut. Lebih rendahnya kinerja perdagangan luar negeri tersebut berdampak pada penurunan kinerja LU Perdagangan pada triwulan laporan. Sementara itu, penurunan kinerja LU Pertanian dipengaruhi oleh pergeseran panen raya padi dibandingkan tahun lalu  serta melambatnya produksi hortikultura.


Asesmen Keuangan Pemerintah Daerah

Realisasi Belanja Pemerintah di Jawa Timur sampai dengan triwulan I 2024 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sejalan dengan berbagai upaya percepatan belanja daerah. Total realisasi belanja fiskal di Provinsi Jawa Timur sampai dengan triwulan I 2024 mencapai Rp29,31 triliun, meningkat 27,36% (yoy) dibanding realisasi tahun 2023 yang sebesar Rp23,01 triliun. Berdasarkan persentase terhadap pagu, belanja APBN meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 25,71%, diikuti oleh realisasi belanja kabupaten/kota sebesar 13,02%, dan realisasi belanja provinsi sebesar 8,01%. Peningkatan realisasi belanja tersebut sejalan dengan pertumbuhan tahunan nominal belanja APBN di Jawa Timur (23,80%, yoy) dan APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur (15,60%, yoy). Perbaikan realisasi Belanja Pemerintah di Jawa Timur tersebut sejalan dengan peningkatan alokasi penggajian bagi ASN, baik PNS maupun tenaga PPPK, pelaksanaan serangkaian kegiatan Pemilu tahun 2024, serta penyelesaian dan berlanjutnya sejumlah pembangunan infrastruktur prioritas Pemerintah Pusat dan Daerah. Infrastruktur tersebut antara lain mencakup jalan, jembatan, rumah sakit, dan kawasan wisata, baik yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), Instruksi Presiden (Inpres), maupun proyek prioritas Pemerintah Daerah di Jawa Timur.

Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah di Jawa Timur sampai dengan triwulan I 2024 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sejalan dengan berbagai langkah strategis penerimaan Pendapatan Daerah. Total pendapatan fiskal di Provinsi Jawa Timur sampai dengan triwulan I 2024 mencapai Rp25,19 triliun, meningkat 9,24% (yoy) dibanding penerimaan tahun 2023 yang sebesar Rp23,06 triliun. Berdasarkan persentase terhadap pagu, pendapatan provinsi meraih capaian tertinggi sebesar 23,24%, diikuti oleh realisasi pendapatan 38 kabupaten/kota sebesar 17,33%. Peningkatan penerimaan tersebut sejalan dengan pertumbuhan tahunan nominal belanja APBD Provinsi Jawa Timur (26,30%, yoy) dan APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur (3,53%, yoy). Capaian realisasi pendapatan tersebut sejalan dengan langkah-langkah strategis yang ditempuh oleh Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam mendorong penerimaan Pendapatan Daerah. Beberapa upaya tersebut antara lain mencakup implementasi Elektronifikasi Pemerintah Daerah (ETPD) untuk pemungutan pajak dan retribusi daerah, optimalisasi kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), penyesuaian tarif pajak sesuai aturan perundang-undangan terbaru, pemberian stimulus dan insentif kepada wajib pajak, serta optimalisasi aset daerah yang berstatus idle menjadi aset produktif sesuai aturan yang berlaku.


Asesmen Inflasi Daerah

Inflasi Jawa Timur pada triwulan I 2024 tercatat meningkat. Inflasi Jawa Timur pada periode laporan sebesar 3,04% (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian pada triwulan sebelumnya sebesar 2,92% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi sejalan dengan kenaikan tekanan inflasi bahan makanan (padi dan hortikultura) sebagai dampak lanjutan fenomena El Nino tahun 2023, peningkatan permintaan pada periode pemilu, Ramadhan dan persiapan HBKN Idulfitri di bulan Maret 2024. Selain itu, inflasi turut dipengaruhi peningkatan harga komoditas global sejalan dengan eskalasi konflik geopolitik yang tertransmisi pada harga komoditas domestik. Meningkatnya tekanan inflasi tahunan pada triwulan I 2024 terutama disumbang oleh kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (7,33%; yoy), kelompok Transportasi (0,87%; yoy) dan kelompok Kesehatan (2,71%; yoy). Namun demikian, peningkatan yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan inflasi pada kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan (0,46%; yoy), serta kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Rumah Tangga (0,56%; yoy). Masih terkendalinya inflasi pada rentang sasaran target inflasi tahun 2024 tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPID se-Jawa Timur. Sinergi dan kolaborasi intens dalam rangka pengendalian inflasi melalui program JATIM SIGATI (Sinergi Gapai Inflasi Terkendali) untuk menjaga ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, kestabilan harga, dan komunikasi efektif, turut menahan laju inflasi.

Inflasi Jawa Timur pada triwulan II 2024 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2024 namun masih terjaga dalam sasaran target inflasi tahun 2024 sebesar 2,5 ± 1,0% (yoy). Lebih tingginya inflasi tahunan Jawa Timur pada triwulan II 2024 seiring dengan prakiraan berlanjutnya harga komoditas global di level yang tinggi akibat konflik geopolitik, tingginya permintaan pada periode HBKN Iduladha dan periode libur sekolah pada Juni 2024, serta berakhirnya masa puncak panen di triwulan II 2024. Harga emas, gula, dan minyak global yang masih tinggi pada Mei 2024 berpotensi tertransmisi pada harga komoditas domestik. Selanjutnya momentum HBKN Iduladha dan libur sekolah semester genap pada Juni 2024 berpotensi meningkatkan mobilitas dan mendorong permintaan terhadap barang sekunder dan tersier. 


Pembiayaan Daerah dan Pengembangan UMKM

Kinerja intermediasi perbankan terpantau terjaga, tercermin dari peningkatan kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kinerja penyaluran kredit yang masih tumbuh positif. Peningkatan DPK terjadi baik di sektor korporasi dan Rumah Tangga (RT). Menguatnya permintaan domestik pada triwulan laporan mendorong peningkatan pendapatan korporasi yang berdampak pada kenaikan pertumbuhan DPK korporasi di perbankan. Sementara itu, peningkatan pertumbuhan DPK RT di perbankan ditengarai dipengaruhi oleh penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13. Sejalan dengan peningkatan likuiditas perbankan, kinerja penyaluran kredit terpantau masih tetap tumbuh positif kendati sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit terjadi pada sektor RT seiring peningkatan permintaan masyarakat berkenaan dengan momen Ramadhan, persiapan menjelang HBKN Idulfitri, dan Pemilu. Sementara itu, pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih tinggi tertahan oleh melambatnya sektor korporasi akibat lebih rendahnya kinerja korporasi berorientasi ekspor sejalan dengan penurunan ekspor LN Jawa Timur.​

Ketahanan korporasi dan RT di Jawa Timur masih terjaga terindikasi dari risiko kredit dan likuiditas yang masih berada dalam batas aman. Secara agregat, risiko kredit di Jawa Timur pada triwulan I 2024 yang tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,11%, masih terjaga dalam batas aman, kendati sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,06%. Lebih lanjut, risiko likuiditas pada triwulan laporan juga terjaga dalam batas kisaran Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM), yakni sebesar 91,12%, kendati terpantau sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya.  


Asesmen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran

Kebutuhan uang tunai di Jawa Timur meningkat cukup besar pada Maret 2024. Kenaikan permintaan pada bulan Ramadhan dan HBKN Idulfitri mendorong peningkatan kebutuhan uang tunai. Meskipun demikian, secara agregat triwulan I 2024 Provinsi Jawa Timur mengalami net-inflow setelah pada triwulan sebelumnya mengalami net-outflow, akibat banyaknya uang tunai yang masuk ke Bank Indonesia pada bulan Januari dan Februari 2024. Perkembangan tersebut sejalan dengan perlambatan pertumbuhan LU Perdagangan Besar dan Eceran. Namun demikian, dibanding tahun sebelumnya, kondisi ekonomi menunjukkan peningkatan sebagaimana tercermin dari total net uang masuk Bank Indonesia yang lebih kecil dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, peningkatan pertumbuhan jumlah uang keluar Bank Indonesia lebih besar dibanding peningkatan pertumbuhan uang masuk pada triwulan I 2024. Hal ini mengonfirmasi peningkatan konsumsi yang terjadi di sepanjang triwulan I 2024 seiring dengan adanya pemilu legislatif dan presiden di bulan Februari 2024 maupun pergeseran momen bulan Ramadhan yang jatuh lebih awal.

Transaksi sistem pembayaran (SP) nontunai di Jawa Timur pada triwulan I 2024 tercatat tetap kuat walaupun sedikit terkontraksi. Secara agregat, transaksi non tunai masih mengalami perlambatan transaksi terutama disebabkan oleh menurunnya nominal dan volume transaksi RTGS dan SKNBI di Jawa Timur. Namun demikian, transaksi menggunakan kartu, uang elektronik, menggunakan QRIS masih menunjukkan peningkatan yang tinggi. Lebih lanjut, secara agregat nasional pertumbuhan transaksi BI Fast juga meningkat signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum, perekonomian masih tetap kuat sesuai dengan peningkatan konsumsi di triwulan I 2024. Adapun penurunan RTGS dan SKNBI lebih disebabkan oleh perubahan moda transaksi menggunakan moda transaksi lainnya terutama BI FAST yang secara nominal dan volume transaksi mengalami pertumbuhan signifikan. Berdasarkan volume transaksi, sistem pembayaran masih didominasi oleh transaksi menggunakan RTGS, diikuti oleh transaksi menggunakan kartu. Namun demikian, dari sisi volume transaksi, pembayaran menggunakan kartu mendominasi keseluruhan transaksi diikuti dengan pembayaran menggunakan QRIS dan Uang Elektronik. Berdasarkan rata-rata transaksi harian, masyarakat cenderung menggunakan QRIS untuk transaksi ritel yang terlihat dari rata rata nilai transaksi yang hanya sebesar 110 ribu per transaksi, jauh lebih kecil dibanding moda pembayaran lainnya. Adapun pemenuhan kebutuhan uang tunai dan transfer lebih banyak dipenuhi menggunakan kartu, seiring dengan banyaknya jaringan ATM yang dimiliki perbankan di Jawa Timur, sedangkan kegiatan transfer uang lebih banyak dipenuhi baik menggunakan BI Fast, SKNBI dan RTGS.​

Digitalisasi pembayaran melalui QRIS terus diakselerasi tercermin dari pertumbuhan transaksi, merchant, maupun pengguna. Nominal transaksi QRIS pada triwulan I 2024 tercatat sebesar Rp7,95 triliun, tumbuh 114,3% (yoy) dibandingkan nominal transaksi pada triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,71 triliun. Kondisi tersebut turut didukung dengan peningkatan jumlah merchant QRIS dan pengguna QRIS baru. Pencapaian tersebut didorong oleh pelaksanaan berbagai program sinergi dan kolaborasi perluasan akseptasi QRIS antara Bank Indonesia dan PJP terutama pada sektor transaksi retail serta pembayaran pajak & retribusi. Bank Indonesia juga mendorong pertumbuhan tingkat literasi digital Masyarakat Jawa Timur melalui intensifikasi pelaksanaan edukasi keuangan digital dan QRIS di area sub-perkotaan/rural area.


Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 

Kualitas ketenagakerjaan di Jawa Timur pada Februari 2024 menunjukkan peningkatan dibandingkan Agustus 2023 dan Februari 2023. Hal ini tercermin dari penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) disertai peningkatan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) serta peningkatan pangsa tenaga kerja formal terhadap total tenaga kerja di Jawa Timur. Pangsa tenaga kerja formal mengalami peningkatan, terutama terlihat dari kenaikan pekerja pada LU Jasa Kemasyarakatan seiring dengan penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) tahun 2023. Peningkatan tenaga kerja formal turut ditopang peningkatan tenaga kerja pada LU Konstruksi dan LU Penyediaan Akomodasi Makan Minum. Di sisi lain, pangsa pekerja informal terhadap total tenaga kerja di Jawa Timur mengalami penurunan.

Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur pada triwulan I 2024 terindikasi masih kuat. Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur yang tetap kuat tercermin dari kenaikan Indeks Kondisi Lapangan Kerja – SKDU Bank Indonesia Jawa Timur pada triwulan I 2024. Peningkatan penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur terjadi pada sektor Pertanian, Konstruksi, Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), Pengangkutan dan Komunikasi, serta Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan.

Kesejahteraaan masyarakat pedesaan yang direpresentasikan dengan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nelayan (NTN) mengalami penurunan pada triwulan I 2024, sementara Nilai Tukar Peternak meningkat. NTP menurun dari 116,05 pada triwulan IV 2023 menjadi 114,22 pada triwulan I 2024. Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan penerimaan petani di sektor tanaman pangan, hortikultura, dan perikanan yang disebabkan oleh pergeseran masa panen raya padi, perlambatan kinerja produksi jagung, tingginya surplus panen pada komoditas hortikultura, dan penurunan produksi ikan tangkap akibat cuaca kurang kondusif. Adapun nilai tukar peternak mengalami peningkatan didukung oleh adanya peningkatan harga komoditas hasil peternakan yang diiringi dengan peningkatan produksi.


Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2024

Perekonomian Jawa Timur pada tahun 2024 diprakirakan mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2023 ditopang oleh permintaan domestik. Kinerja ekonomi Jawa Timur pada tahun 2024 diprakirakan berada di kisaran 4,7% - 5,5% (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2023 yang tumbuh 4,95% (yoy). Dari sisi permintaan, sejalan dengan ekonomi nasional, masih positifnya kinerja ekonomi Jawa Timur diprakirakan didukung oleh prakiraan perbaikan konsumsi RT serta masih kuatnya konsumsi LNPRT dan investasi. Dari sisi LU, sejalan dengan prospek perbaikan konsumsi swasta (konsumsi RT dan LNPRT) dan masih kuatnya investasi, kinerja LU Industri Pengolahan dan LU Perdagangan di Jawa Timur pada tahun 2024 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Di tengah prospek perlambatan ekonomi global, kinerja ekspor dan impor Jawa Timur diprakirakan tetap kuat. Dari sisi eksternal, potensi perbaikan ekonomi ASEAN, salah satu mitra dagang utama Jawa Timur, serta potensi kenaikan ekspor emas/perhiasan Jawa Timur diprakirakan mendorong tetap kuatnya ekspor LN Jawa Timur pada tahun 2024. Perdagangan antardaerah Jawa Timur juga diprakirakan meningkat sejalan dengan prospek perbaikan ekonomi Indonesia, termasuk Kawasan Timur Indonesia (KTI), yang merupakan mitra dagang domestik utama Jawa Timur. Lebih lanjut, kinerja LU Pertanian pada tahun 2024 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 sejalan dengan prospek cuaca yang lebih mendukung produksi pangan serta terkendalinya gangguan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) pada ternak sapi yang menjadi tantangan utama sektor pertanian pada tahun 2023.

. Prospek terkendalinya inflasi Jawa Timur pada tahun 2024 ditopang oleh prakiraan cuaca yang mendukung produksi tanaman pangan serta harga komoditas pupuk dan energi global yang diprakirakan lebih rendah dibandingkan tahun 2023. Ekspektasi masyarakat yang lebih terkendali di tengah kondisi ekonomi yang lebih stabil serta kebijakan suku bunga yang pre-emptive dan forward looking juga mendukung inflasi kembali di kisaran sasaran. Harga komoditas energi global juga diprakirakan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, yang diprakirakan turut mendorong penurunan harga barang impor. Lebih lanjut, berbagai kebijakan pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPIP dan TPID diprakirakan turut menjaga tingkat inflasi Jawa Timur di kisaran sasaran inflasi 2,5%+1% (yoy).

Lampiran

​​

Kontak

Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id

Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Provinsi Jawa Timur​ 
Halaman ini terakhir diperbarui 7/2/2024 3:58 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga