Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Daerah Perekonomian Jawa Timur pada triwulan II 2024 melanjutkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, kinerja ekonomi Jawa Timur tercatat tumbuh 4,98% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,81% (yoy). Membaiknya kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan II 2024 didorong terutama oleh kenaikan permintaan eksternal. Kinerja ekspor mengalami peningkatan, khususnya ekspor luar negeri (LN), seiring dengan aktivitas manufaktur negara mitra dagang utama Jawa Timur yang mulai menunjukkan perbaikan, seperti Tiongkok, Jepang, dan Malaysia. Peningkatan ekspor LN terjadi secara broad based, baik ekspor migas maupun ekspor nonmigas. Kenaikan ekspor migas terutama didorong oleh komoditas minyak mentah. Dari sisi nonmigas, kenaikan ekspor terutama ditopang oleh komoditas logam mulia, perhiasan, tembaga, produk kimia, serta bahan kimia organik. Dari sisi penawaran, perbaikan kinerja perekonomian terutama ditopang oleh lapangan usaha (LU) Pertanian. Peningkatan LU Pertanian didorong oleh adanya kenaikan produksi padi seiring berlangsungnya panen raya pada triwulan II 2024. Selain itu, produksi komoditas hortikultura, terutama bawang merah dan cabai rawit yang lebih tinggi turut menopang peningkatan kinerja LU Pertanian pada triwulan laporan.
Kenaikan kinerja ekonomi Jawa Timur yang lebih tinggi tertahan oleh normalisasi permintaan domestik. Normalisasi permintaan masyarakat pasca Ramadhan, persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri, momen Pemilu 2024, serta moderasi investasi pasca tumbuh tinggi pada triwulan I 2024 menyebabkan kinerja permintaan domestik lebih moderat pada triwulan II 2024. Hal tersebut berimplikasi pada tertahannya kinerja LU utama Jawa Timur, yakni LU Industri Pengolahan, LU Perdagangan, LU Konstruksi, serta LU Penyediaan Akomodasi Makan Minum. Normalisasi kinerja konsumsi masyarakat Jawa Timur pada triwulan laporan terutama terjadi pada komponen makanan minuman. Hal tersebut berdampak pada moderasi kinerja sub sektor industri makanan minuman, perdagangan ritel komponen makanan minuman, dan jasa penyediaan makan minum pada triwulan II 2024. Sementara itu, lebih rendahnya kinerja LU Konstruksi dipengaruhi oleh normalisasi realisasi proyek Pemerintah pasca tumbuh tinggi pada triwulan I 2024, beberapa proyek strategis yang telah masuk tahap finalisasi, serta tertahannya konstruksi sejalan dengan libur HBKN Idulfitri.
|
Asesmen Keuangan Pemerintah Daerah Realisasi Belanja Pemerintah di Jawa Timur sampai dengan triwulan II 2024 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sejalan dengan berbagai upaya percepatan belanja daerah. Total realisasi belanja fiskal di Provinsi Jawa Timur sampai dengan triwulan II 2024 mencapai Rp78,18 triliun, meningkat 16,67% (yoy) dibanding realisasi tahun 2023 yang sebesar Rp67,01 triliun. Berdasarkan persentase terhadap pagu, belanja APBN meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 49,20%, diikuti oleh realisasi belanja provinsi sebesar 37,14%, dan realisasi belanja kabupaten/kota sebesar 36,94%. Peningkatan realisasi belanja tersebut sejalan dengan pertumbuhan tahunan nominal belanja APBN di Jawa Timur (12,93%, yoy) dan APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur (16,77%, yoy). Perbaikan realisasi Belanja Pemerintah di Jawa Timur tersebut sejalan dengan peningkatan alokasi penggajian bagi ASN, baik PNS maupun tenaga PPPK, pelaksanaan serangkaian kegiatan Pemilu tahun 2024, serta penyelesaian dan berlanjutnya sejumlah pembangunan infrastruktur prioritas seperti jalan, jembatan, rumah sakit, dan kawasan wisata, baik yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), proyek sesuai Instruksi Presiden (Inpres), maupun proyek prioritas Pemerintah Daerah di Jawa Timur. Realisasi Pendapatan Pemerintah di Jawa Timur sampai dengan triwulan II 2024 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sejalan dengan berbagai langkah strategis untuk mengoptimalisasi Pendapatan Daerah. Total pendapatan fiskal di Provinsi Jawa Timur sampai dengan triwulan II 2024 mencapai Rp64,05 triliun, meningkat 9,89% (yoy) dibanding penerimaan tahun 2023 yang sebesar Rp58,29 triliun. Berdasarkan persentase terhadap pagu, pendapatan provinsi meraih capaian tertinggi sebesar 50,01%, diikuti oleh realisasi pendapatan 38 kabupaten/kota sebesar 46,56%. Peningkatan penerimaan tersebut sejalan dengan pertumbuhan tahunan nominal belanja APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur (14,00%, yoy). Capaian realisasi pendapatan yang relatif optimal tersebut sejalan dengan langkah-langkah strategis yang ditempuh oleh Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam mendorong Pendapatan Daerah, seperti implementasi ETPD untuk pemungutan pajak dan retribusi daerah, optimalisasi kinerja BUMD, penyesuaian tarif pajak sesuai aturan perundang-undangan terbaru, pemberian stimulus dan insentif kepada aparat pemungut pajak, optimalisasi aset daerah yang berstatus idle menjadi aset produktif sesuai aturan yang berlaku, serta berbagai inovasi digital yang memudahkan pembayaran PDRD. |
Asesmen Inflasi Daerah
Inflasi Provinsi Jawa Timur pada triwulan II 2024 tercatat melandai. Inflasi Provinsi Jawa Timur pada periode laporan sebesar 2,21% (yoy), lebih rendah dibandingkan capaian pada triwulan sebelumnya sebesar 3,04% (yoy). Melandainya tingkat inflasi pada triwulan laporan didukung oleh menurunnya tekanan inflasi pangan, utamanya pada komoditas hortikultura. Penurunan tekanan inflasi pada komoditas hortikultura sejalan dengan periode panen cabai rawit dan tomat di daerah sentra produksi Jawa Timur. Penurunan tekanan inflasi turut didorong oleh terkendalinya inflasi pada komoditas telur dan daging ayam ras yang dipengaruhi oleh penurunan harga pakan ternak sehingga mendukung terjaganya pasokan. Perlambatan tekanan inflasi pada periode laporan juga didukung oleh harga beras yang terkendali pasca panen raya di Maret-April 2024. Lebih lanjut meredanya tekanan inflasi juga didukung oleh penurunan harga komoditas global yang tertransmisi pada komoditas domestik. Berdasarkan kelompok, melandainya tekanan inflasi tahunan pada triwulan II 2024 terutama disumbang oleh kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (3,96%; yoy), Penyediaan Mamin dan Restoran (2,04%; yoy) dan Pakaian dan Alas Kaki (1,69%; yoy). Namun demikian, penurunan yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan inflasi pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya (5,29%; yoy), Transportasi (1,65%; yoy), serta Pendidikan (1,39%; yoy). Masih terkendalinya inflasi pada rentang sasaran target inflasi tahun 2024 tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPID se-Jawa Timur. Sinergi dan kolaborasi yang erat dalam rangka pengendalian inflasi di Jawa Timur dilaksanakan dalam kerangka Kerja JATIM SIGATI (Sinergi Gapai Inflasi Terkendali) untuk menjaga ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, kestabilan harga, dan komunikasi efektif, turut menahan laju inflasi. Inflasi Provinsi Jawa Timur pada triwulan III 2024 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2024 namun masih terjaga dalam sasaran target inflasi tahun 2024 sebesar 2,5 ± 1,0% (yoy). Lebih tingginya inflasi tahunan Provinsi Jawa Timur pada triwulan III 2024 seiring dengan masih kuatnya permintaan di tengah meningkatnya harga bahan bakar nonsubsidi domestik, prakiraan mulainya kegiatan safari politik menjelang Pilkada 2024, telah selesainya masa panen raya padi, dan masuknya La Nina lemah yang berpotensi menahan kinerja produksi hortikultura. Prakiraan kenaikan inflasi juga sejalan dengan potensi transmisi kenaikan cukai tembakau terhadap harga rokok. Potensi transmisi harga emas dan minyak global yang masih tinggi pada Agustus 2024 kepada harga komoditas domestik memberikan andil kenaikan prakiraan inflasi triwulan III 2024.
|
Pembiayaan Daerah dan Pengembangan UMKM Kinerja intermediasi perbankan terpantau terjaga, tercermin dari peningkatan kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan masih positifnya kinerja penyaluran kredit. Peningkatan DPK terjadi di sektor korporasi seiring menguatnya permintaan ekspor luar negeri pada triwulan laporan yang mendorong peningkatan pendapatan korporasi. Sementara itu, DPK Rumah Tangga (RT) di perbankan terpantau melambat ditengarai dipengaruhi oleh normalisasi pendapatan masyarakat pasca penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) bulan Maret 2024 yang menyebabkan lonjakan DPK RT pada triwulan sebelumnya. Sejalan dengan peningkatan likuiditas perbankan, kinerja penyaluran kredit terpantau masih tumbuh kendati sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit terjadi pada sektor RT terutama didorong oleh meningkatnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sejalan dengan optimalisasi pemanfaatan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) di sektor properti sebesar 100% oleh masyarakat yang berlaku sampai dengan 30 Juni 2024. Sementara itu, pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih tinggi tertahan oleh melambatnya sektor korporasi berorientasi domestik seiring lebih rendahnya kapasitas produksi di tengah penurunan permintaan domestik pada triwulan laporan. Ketahanan korporasi dan RT di Jawa Timur masih terjaga terindikasi dari risiko kredit dan likuiditas yang masih berada dalam batas aman. Secara agregat, risiko kredit di Jawa Timur pada triwulan II 2024 masih terjaga dalam batas aman yang tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,05%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,11%. Lebih lanjut, risiko likuiditas pada triwulan laporan juga masih terjaga dalam batas kisaran Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM), yakni sebesar 91,43%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. |
Asesmen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Kebutuhan uang tunai di Jawa Timur pada triwulan II 2024 tercatat mengalami net-inflow yang lebih besar dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut sejalan dengan normalisasi konsumsi rumah tangga pasca momen Ramadhan dan Pemilu Presiden yang telah berlangsung pada triwulan sebelumnya serta pergeseran preferensi masyarakat ke sistem pembayaran digital. Berdasarkan pergerakan uang masuk (cash inflow) dan keluar (cash outflow) Bank Indonesia, terlihat bahwa baik cash inflow dan outflow menunjukkan adanya peningkatan dengan jumlah cash inflow yang lebih besar dibanding outflow. Berdasarkan arus pergerakannya, banyaknya cash outflow terjadi pada momen HBKN Idul Fitri di awal triwulan II 2024, seiring dengan tingginya kebutuhan uang tunai selama hari raya. Uang berangsur kembali masuk ke Bank Indonesia seiring dengan adanya normalisasi aktivitas paska hari raya, dengan jumlah cash inflow yang lebih besar dibanding outflow. Peningkatan inflow yang lebih besar dibandingkan peningkatan outflow secara akumulatif menyebabkan aliran uang di Jawa Timur berada pada posisi net-inflow pada triwulan laporan sebesar Rp7,31 triliun, lebih tinggi dibandingkan net-inflow pada triwulan sebelumnya yang sebesar Rp6,37 triliun. Lebih tingginya nominal inflow pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya dipengaruhi oleh normalisasi konsumsi rumah tangga pasca momen Ramadhan dan Pemilu Presiden yang telah berlangsung pada triwulan sebelumnya. Transaksi sistem pembayaran (SP) nontunai di Jawa Timur secara tahunan pada triwulan II 2024 tercatat tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan transaksi nontunai terjadi pada transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS), Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), dan Uang Elektronik (UE) pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja RTGS Jawa Timur pada triwulan II 2024 tumbuh sebesar 4,78% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan I 2024, dimana nominal RTGS tercatat terkontraksi sebesar 12,85% (yoy). Lebih lanjut transaksi melalui APMK di Jawa Timur juga masih bertumbuh walau melambat dibanding triwulan sebelumnya. Pada triwulan II 2024, total nominal transaksi melalui APMK tercatat sebesar Rp259,15 triliun atau meningkat sebesar 0,87% (yoy). Transaksi menggunakan UE pada triwulan II 2024 juga meningkat. Nominal transaksi UE pada triwulan II 2024 sebesar Rp15,79 triliun atau tumbuh 1,73% (qtq) secara triwulan dan tumbuh 9,96% (yoy) secara tahunan. Adapun transaksi kliring masih mengalami penurunan transaksi (-2,2%; yoy), namun melambat dibanding triwulan sebelumnya yang disebabkan oleh adanya perubahan preferensi transaksi pengiriman uang menggunakan BI Fast secara nasional yang terlihat meningkat 55,8% (yoy). Digitalisasi pembayaran melalui QRIS terus diakselerasi tercermin dari pertumbuhan segi transaksi, merchant, maupun pengguna. Pada triwulan II 2024 jumlah merchant QRIS di Jawa Timur kembali meningkat 5,06% (qtq) dari 3,57 juta merchant pada triwulan I 2024 menjadi 3,75 juta merchant. Secara tahunan, jumlah merchant QRIS juga tumbuh hingga 24,18% (yoy). Nominal transaksi melalui kanal pembayaran QRIS pada triwulan II 2024 tercatat sebesar Rp 12,27 triliun, terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya (54,1%, qtq) didorong oleh meningkatkan aktivitas masyarakat terutama sejalan dengan periode HBKN Idulfitri dan HBKN Iduladha. Adapun pertumbuhan nominal transaksi secara tahunan tercatat tumbuh 154,8% (yoy) lebih tinggi dibandingkan periode triwulan II tahun 2023 yang memiliki nilai transaksi Rp4,82 triliun. Pencapaian tersebut didorong oleh pelaksanaan berbagai program sinergi dan kolaborasi perluasan akseptasi QRIS antara Bank Indonesia dan PJP terutama pada sektor transaksi retail serta pembayaran pajak dan retribusi. Bank Indonesia juga mendorong pertumbuhan tingkat literasi digital masyarakat Jawa Timur melalui intensifikasi pelaksanaan edukasi keuangan digital dan QRIS di area sub-perkotaan/rural area.
|
|
Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur pada Februari 2024 menunjukkan peningkatan dibandingkan Agustus 2023 dan Februari 2023. Hal ini tercermin dari penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) disertai peningkatan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pada periode tersebut. Perbaikan tersebut secara umum ditopang oleh kenaikan mobilitas masyarakat sejalan dengan semakin luasnya pembukaan sektor ekonomi produktif pasca penetapan endemi COVID-19 pada Juni 2023. Kesejahteraan masyarakat Jawa Timur pada Maret 2024 terpantau meningkat dibandingkan Maret 2023. Peningkatan kesejahteraan masyarakat tercermin dari penurunan jumlah penduduk pra-sejahtera di Jawa Timur pada Maret 2024 dibandingkan Maret 2023, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan, yang diiringi dengan penurunan tingkat kesenjangan ekonomi. Perbaikan tingkat kesejahteraan didukung oleh peningkatan mobilitas masyarakat yang diiringi dengan pembukaan sektor produktif yang semakin luas pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2023. Lebih lanjut, inflasi gabungan kabupaten/kota IHK di Jawa Timur sepanjang triwulan I 2024 terjaga di sasaran infasi nasional 2,5%±1% sehingga daya beli masyarakat terjaga. Lebih lanjut, perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur turut didukung oleh realisasi program peningkatan kesejahteraan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Kesejahteraaan masyarakat pedesaan yang direpresentasikan dengan Nilai Tukar Petani (NTP) masih kuat, kendati sedikit mengalami perlambatan pada triwulan II 2024. NTP melambat dari 114,22 pada triwulan I 2024 menjadi 111,03 pada triwulan II 2024. Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan penerimaan petani di sektor tanaman pangan dan nelayan di perikanan yang disebabkan oleh penurunan indeks harga komoditas tanaman pangan dan perikanan akibat melimpahnya pasokan di tengah kenaikan indeks harga yang harus dibayarkan oleh petani dan nelayan pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan NTP yang lebih dalam tertahan oleh perbaikan nilai tukar peternak pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan dengan peningkatan indeks penerimaan ternak besar dan kecil yang ditopang oleh peningkatan permintaan pada HBKN Iduladha 2024. Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2024 Perekonomian Jawa Timur pada tahun 2024 diprakirakan tetap kuat dibandingkan tahun 2023 ditopang oleh konsumsi domestik, eksternal, dengan inflasi yang terkendali di target sasaran. Kinerja ekonomi Jawa Timur pada tahun 2024 diprakirakan berada di kisaran 4,7% - 5,5% (yoy). Dari sisi permintaan, sejalan dengan ekonomi nasional, masih positifnya kinerja ekonomi Jawa Timur diprakirakan didukung oleh prakiraan solidnya konsumsi RT serta masih kuatnya konsumsi LNPRT dan investasi. Dari sisi penawaran, sejalan dengan prospek solidnya konsumsi swasta (konsumsi RT dan LNPRT) dan masih kuatnya investasi, kinerja LU Industri Pengolahan dan LU Perdagangan di Jawa Timur pada tahun 2024 diprakirakan tetap tumbuh tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Di tengah prospek masih tertahannya ekonomi global, kinerja ekspor dan impor Jawa Timur diprakirakan tetap kuat. Dari sisi eksternal, potensi perbaikan ekonomi kawasan Eropa dan ASEAN, mitra dagang utama Jawa Timur, serta potensi kenaikan ekspor emas/perhiasan dan tembaga Jawa Timur diprakirakan mendorong tetap kuatnya ekspor LN Jawa Timur pada tahun 2024. Perdagangan antardaerah Jawa Timur juga diprakirakan tetap tumbuh positif sejalan dengan prospek perbaikan ekonomi Indonesia, termasuk Kawasan Timur Indonesia (KTI), yang merupakan mitra dagang domestik utama Jawa Timur. Lebih lanjut, kinerja LU Pertanian pada tahun 2024 diprakirakan tetap tumbuh positif sejalan dengan prospek cuaca yang lebih mendukung produksi pangan serta terkendalinya gangguan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD) pada ternak sapi yang menjadi tantangan utama sektor pertanian pada tahun 2023. Inflasi gabungan kota IHK Jawa Timur pada tahun 2024 diprakirakan berada di kisaran sasaran inflasi 2,5%±1% (yoy). Prospek terkendalinya inflasi gabungan kota IHK Jawa Timur pada tahun 2024 ditopang oleh prakiraan cuaca yang lebih mendukung bagi produksi tanaman pangan, serta berlanjutnya penurunan harga komoditas pupuk. Lebih lanjut, berbagai kebijakan pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPIP dan TPID diprakirakan turut menjaga tingkat inflasi IHK Jawa Timur di kisaran sasaran inflasi 2,5%+1% (yoy).
|