Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat

3/2/2022 12:00 AM
Hits: 7649

Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Barat Februari 2022

Jawa Barat
Triwulan

LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI

Perekonomian Jawa Barat pada triwulan IV 2021 tumbuh positif sebesar 6,21% (yoy) meningkat signifikan dibandingkan triwulan III 2021, dan searah dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tersebut merupakan cerminan dari kemajuan pemulihan ekonomi yang semakin membaik, khususnya pasca pelonggaran PPKM Jawa-Bali dan ditopang oleh meningkatnya permintaan global dan domestik pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.

Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 2,76% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2021 yang tumbuh 0,78% (qtq). Jawa Barat masih menjadi penopang perekonomian nasional dengan pangsa 13,02%, tertinggi ketiga setelah DKI Jakarta (17,17%) dan Jawa Timur (14,46%).

Dari sisi permintaan, peningkatan terjadi pada komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor. Konsumsi yang merupakan kontributor utama terhadap perekonomian Jawa Barat pada triwulan IV 2021 tumbuh positif sebesar 2,52% (yoy). Adapun menguatnya demand global memberikan dampak yang sangat baik pada permintaan ekspor ke Jawa Barat sehingga tumbuh tinggi mencapai 26,03% (yoy).

Sementara dari sisi lapangan usaha, peningkatan terjadi pada sektor utama seperti industri pengolahan, perdagangan besar & eceran, serta transportasi & pergudangan. Sejalan dengan ekspor yang meningkat, kinerja industri pengolahan juga terakselerasi sebesar 9,15% (yoy), terutama yang ditopang oleh industri utama yakni TPT, elektronik, dan otomotif.

Dengan berbagai dinamika yang terjadi baik dari sisi aktivitas ekonomi maupun perkembangan kasus Covid-19, serta progress vaksinasi, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat di tahun 2021 tercatat sebesar 3,74% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 yang mengalami kontaksi sebesar -2,56% (yoy).

 

KEUANGAN PEMERINTAH

Realisasi belanja APBN di Jawa Barat tahun 2021 sebesar Rp44,7 triliun atau 95,68% dari total anggaran.  Realisasi belanja tersebut tumbuh sebesar 8% (yoy) atau lebih tinggi jika dibandingkan realisasi tahun 2020 yang tercatat sebesar 95,10%. Adapun realisasi belanja Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencapai 95,51% atau sebesar Rp37,66 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 87,08%. Tingginya realisasi belanja Pemerintah baik pusat maupun daerah sejalan dengan berbagai stimulus fiskal yang masih berlanjut, terutama untuk penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional dan daerah.

 

PERKEMBANGAN INFLASI

Inflasi Jawa Barat pada tahun 2021 tetap terkendali sebesar 1,69% (yoy) dan berada di bawah rentang target (3±1%),  sejalan dengan pembatasan secara selektif aktivitas sosial ekonomi masyarakat dan belum optimalnya daya beli masyarakat. Berdasarkan kota pembentuk IHK di Jawa Barat, laju inflasi Kota Bogor menjadi yang tertinggi sebesar 1,94% (yoy), sementara Kota Tasikmalaya menjadi kota dengan laju inflasi terendah yakni sebesar 1,17% (yoy).

Berdasarkan kelompok pengeluaran, tekanan inflasi pada sebagian besar kelompok pengeluaran barang dan jasa tahun 2021 cukup terkendali. Dari 11 kelompok kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,16% (yoy), kelompok pendidikan sebesar 2,77% (yoy), dan kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,67% (yoy).

Inflasi Jawa Barat pada triwulan I 2022 diperkirakan berada dalam rentang target sasaran inflasi 2022 yakni 3 ± 1%, namun cenderung bias ke bawah seiring dengan pembatasan aktivitas ekonomi akibat gelombang ketiga Covid-19.

 

STABILITAS KEUANGAN DAERAH & PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Stabilitas sistem keuangan Jawa Barat pada triwulan IV 2021 dalam kondisi terjaga. Di tengah momentum perbaikan perekonomian, kredit di Jawa Barat pada triwulan IV 2021 tercatat tumbuh lebih tinggi dari periode sebelumnya. Perbaikan tampak pada komponen kredit investasi yang merupakan sinyal kuat bahwa sektor ekonomi utama di wilayah Jawa Barat khususnya industri sudah mulai bangkit. DPK juga tercatat meningkat terutama dari komponen giro pemerintah yang antara lain disebabkan belum tersalurkannya dana PEN secara penuh hingga akhir 2021.

Lebih lanjut, penyaluran kredit untuk berbagai proyek yang berlokasi di Jawa Barat pada triwulan IV 2021 tercatat sebesar Rp767,61 triliun yang berasal dari kredit oleh perbankan yang berlokasi di Jawa Barat sebesar Rp496,82triliun (65% dari total kredit) dan 35% didanai oleh perbankan di luar Jawa Barat. Peningkatan kredit juga tercatat pada kredit sektor rumah tangga dan kredit kepada UMKM.

Rasio NPL gross tercatat lebih baik dari triwulan sebelumnya dengan nilai yang mencerminkan risiko pembiayan yang masih terjaga. Hal ini menunjukkan kondisi yang baik mengingat peningkatan kinerja penyaluran kredit perbankan didukung oleh pengelolaan risiko kredit yang baik.

 

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Pada triwulan IV 2021 aliran uang kartal di Jawa Barat di sisi inflow tercatat sebesar Rp12,41 triliun dan di sisi outflow berada di angka Rp13,77 triliun. Angka outflow ini lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang menyebabkan terjadinya net-outflow. Demikian pula transaksi non tunai melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), dan pembayaran menggunakan Uang Elektronik (UE) yang juga tumbuh positif dibandingkan triwulan sebelumnya.

Nilai transaksi BI-RTGS dari nasabah di wilayah Jawa Barat tercatat sebesar Rp309,70 triliun, tumbuh sebesar 27,70% (yoy) atau meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh di angka 23,89% (yoy). Nilai transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Jawa Barat pada triwulan IV 2021 sebesar Rp55,46 triliun atau tumbuh sebesar 2,31% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar -4,29% (yoy). Sementara dari sisi Uang Elektronik (UE), berdasarkan volumenya transaksi masih tumbuh positif sebesar 22,04% (yoy).  Hal ini juga sejalan dengan peningkatan volume dan nilai transaksi dari APMK – Kredit yang penggunaan terbesarnya adalah transaksi online. Peningkatan ini terjadi seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat dan aktivitas ekonomi akibat pelonggaran kebijakan PPKM Darurat di Jawa – Bali.

 

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Barat pada triwulan IV 2021 diperkirakan berangsur membaik, searah dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang tumbuh lebih tinggi. Pada September 2021, tingkat kemiskinan tercatat sebesar 7,97%, menurun dibandingkan September 2020 (8,43%) dan Maret (8,40%). Sementara itu tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2021 tercatat sebesar 9,82%, atau turun sebesar 0,64% poin dibandingkan keadaan pada Agustus 2020.

Namun demikian, penurunan tingkat kemiskinan justru disertai dengan kenaikan ketimpangan atau gini ratio menjadi 0,406 pada September 2021. Pada level yang lebih mikro, tingkat kesejahteraan petani yang tercemin oleh Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami peningkatan sebesar 1,62 poin pada triwulan IV 2021. Subsektor dengan peningkatan terbesar adalah tanaman pangan dan tanaman perkebunan rakyat, hal tersebut disebabkan oleh pelonggatan PPKM Jawa- Bali yang mendorong perbaikan permintaan akan komoditas pada subsektor tersebut.

 

PRAKIRAAN PEREKONOMIAN KE DEPAN

Perekonomian global tahun 2022 diproyeksikan tumbuh lebih tinggi dari tahun 2021, namun mengalami koreksi ke bawah seiring dengan berbagai tantangan yang dihadapi, terutama berlanjutnya penyebaran varian Omicron di berbagai negara.  Perlambatan disebabkan oleh revisi proyeksi yang cukup besar pada pertumbuhan ekonomi negara maju, khususnya Amerika Serikat akibat kekurangan pasokan yang berkelanjutan dan tekanan inflasi yang cukup tinggi.

Perekonomian Indonesia 2022 diproyeksikan tumbuh pada kisaran 4,7%-5,5% (yoy) lebih tinggi dibandingkan 2021 sebesar 3,69% (yoy). Momentum perbaikan ekonomi nasional diperkirakan terus berlanjut pada 2022 meskipun peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron pada kuartal pertama perlu diwaspadai. Berbagai stimulus kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif tetap menjadi salah satu katalis utama untuk mendukung pemulihan ekonomi agar terus berjalan pada 2022.

Selanjutnya ekonomi Jawa Barat 2022 diproyeksikan tumbuh  pada rentang 5,0%-5,8% (yoy). Namun demikian, mempertimbangkan risiko divergensi pemulihan ekonomi dan masih cukup besarnya tantangan penyelesaian third wave Omicron baik di Jawa Barat sendiri maupun di negara counterpart, maka proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022 akan cenderung bias ke rentang bawah. Ekonomi diperkirakan tertahan pada kuartal pertama 2022, namun berpeluang kembali membaik secara gradual mulai kuartal kedua hingga akhir tahun 2022.

Sementara itu, tekanan inflasi Jawa Barat pada tahun 2022 diproyeksikan lebih tinggi dibandingkan 2021, namun tetap berada pada rentang sasaran inflasi nasional 3,0%±1% (yoy).


 

Lampiran
Kontak
Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat
Halaman ini terakhir diperbarui 3/10/2022 12:44 AM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga