I. EKONOMI MAKRO REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II 2025 sebesar 4,99% (yoy) atau terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 4,55%(yoy). Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas pertambangan minyak dan gas bumi serta masih terjaganya produktivitas tanaman TBS Kelapa Sawit.
Perekonomian Provinsi Jambi triwulan II 2025 masih didominasi oleh LU Pertanian, Kehutanan, Perikanan menyumbangkan porsi tertinggi sebesar 34,50%. Selanjutnya, diikuti oleh LU Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda Motor dengan porsi sebesar 13,89%. Kemudian LU Pertambangan dan Penggalian dengan porsi sebesar 13,30%,serta LU Industri Pengolahan dengan porsi sebesar 9,73%. Kemudian, konsumsi rumah tangga dan LNPRT sebesar 42,65%. Selanjutnya, diikuti oleh net ekspor sebesar 30,80%, PMTDB dengan pangsa sebesar 20,27%, konsumsi pemerintah sebesar 5,62% dan perubahan inventori sebesar 0,75%
II. KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada Triwulan II 2025 tercatat senilai Rp1,67 Triliun atau 37,33% dari target APBD 2025 sebesar Rp4,48 Triliun. Komponen dengan porsi terbesar terhadap pendapatan Pemerintah Provinsi Jambi bersumber dari Pendapatan Transfer yang menyumbang 40,74% dari total pendapatan, yaitu sebesar Rp973.87 Miliar. Selanjutnya, kontributor terbesar lainnya yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang menyumbang 33,69% dari total pendapatan, yaitu mencapai angka Rp698,92 Miliar.
Realisasi Belanja Daerah triwulan II 2025 tercatat senilai Rp1.46 Triliun atau 32,14% dari pagu belanja daerah sebesar Rp4,5 Triliun. Berdasarkan komposisinya, serapan anggaran utama disumbangkan oleh Belanja Operasi juga mencatat sebesar Rp1 Triliun atau sebesar 75% dari total belanja. Selain itu, komponen penyumbang terbesar selanjutnya adalah Belanja Transfer yang tercatat sebesar Rp333,76 Miliar atau 23% dari keseluruhan realisasi belanja.
III. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Pada Triwulan II 2025, inflasi year-on-year Provinsi Jambi tercatat sebesar 1,34% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,32% (yoy). Realisasi inflasi tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Nasional yang sebesar 1,87% (yoy). Berdasarkan pembentuknya, laju inflasi Provinsi Jambi merupakan komposit dari inflasi di seluruh Kota dan Kabupaten pembentuknya, yaitu Kota Jambi, Kabupaten Bungo, dan Kabupaten Kerinci yang masing-masing mencatatkan inflasi sebesar 0,94% (yoy), 2,03% (yoy), dan 2,37% (yoy) secara berurutan. Angka realisasi inflasi Triwulan II terpantau lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya yang tercatat masing-masing sebesar -0,07% (yoy), 1,80% (yoy), dan 0,98% (yoy) untuk Kota Jambi, Kabupaten Bungo, dan Kab. Kerinci.
Secara triwulanan, perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Jambi pada Triwulan II 2025 mengalami inflasi sebesar 1,25% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,40% (qtq). Selanjutnya, secara kumulatif, pergerakan IHK Provinsi Jambi sampai triwulan II 2025, tercatat mengalami inflasi sebesar 1,65% (ytd), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,40% (ytd). Inflasi tersebut lebih tinggi disebabkan oleh adanya kenaikan harga pada komoditas emas perhiasan seiring masih berlanjutnya ketidakstabilan geopolitik global dan fungsi emas sebagai safe-haven aset.
IV. STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
Pertumbuhan kredit korporasi di Provinsi Jambi pada triwulan II 2025 tumbuh sebesar 43,99% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 54,83% (yoy). Berdasarkan lapangan usaha, sektor pertanian tumbuh 17,11% (yoy) pada triwulan II 2025, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 14,64% (yoy).
Pada triwulan laporan, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh perbankan mencapai Rp48,71 triliun atau tumbuh sebesar 9,47% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,07% (yoy). Pertumbuhan DPK disebabkan oleh pertumbuhan tabungan, deposito, dan giro yang tumbuh masing-masing sebesar 12,99% (yoy), 8,05% (yoy), dan 0,12% (yoy).
V. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Perkembangan pembayaran tunai di Provinsi Jambi pada triwulan II 2025 mengalami net inflow sebesar Rp412,81 miliar dan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya mengalami net outflow sebesar Rp685,95 miliar. Penurunan cash outfow dan peningkatan cash inflow dimaksud sejalan dengan meningkatnya aliran uang masuk pasca berakhirnya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri. Di sisi sistem pembayaran nontunai, nilai kliring dan volume kliring di Provinsi Jambi pada triwulan II 2025 terkontraksi masing-masing sebesar 12,28% (yoy) dan 12,44% (yoy).
Jumlah Pengguna QRIS juga terus tumbuh positif pada triwulan II 2025 mencapai 593.890 pengguna atau lebih tinggi dari triwulan I 2025 yang mencapai 586.1885 pengguna. Volume transaksi QRIS di Provinsi Jambi juga terus mengalami peningkatan, hingga Juni 2025 tercatat sebanyak 8.044.684 transaksi dengan nilai Rp1,024 triliun.
VI. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Data posisi Februari 2025 menunjukkan jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Jambi tercatat sebanyak 1,80 juta orang atau menurun 1,82% dibandingkan Agustus 2024. Lebih lanjut, penurunan jumlah angka pengangguran di Provinsi Jambi tercatat turut menurun sebesar 1,84% (yoy) atau menjadi 84,50 ribu orang dari 86,08 ribu orang pada Februari 2025. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Februari 2024 yang tercatat sebanyak 82,60 ribu orang. Berdasarkan penurunan jumlah pengangguran tersebut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) naik menjadi 4,48% pada Februari 2025 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu 4,45%.
Tingkat kesejahteraan petani di Provinsi Jambi pada Triwulan II 2025 terpantau lebih tinggi dibandingkan Triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat masih berada di atas 100, mencerminkan bahwa petani mengalami surplus di mana pendapatan yang diterima lebih tinggi dibandingkan beban pengeluaran. Data Triwulan II 2025 menunjukkan rerata NTP Provinsi Jambi sebesar 167,75, meningkat sebesar 14,37 poin dibanding rerata Triwulan II 2024 yang tercatat sebesar 153,39.
VII. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Perekonomian Provinsi Jambi diprakirakan tetap kuat pada tahun 2025, yaitu pada rentang 4,0% - 4,8% (yoy), didorong oleh terjaganya daya beli masyarakat seiring dengan perbaikan kinerja lapangan usaha utama, seperti pertanian dan pertambangan, yang berkontribusi pada peningkatan pendapatan. LU Pertanian diprakirakan akan tetap kuat seperti kinerja dari tahun sebelumnya, LU Pertambangan, khususnya pada sektor pertambangan batubara diproyeksikan mengalami perbaikan kinerja yang lebih baik. LU Industri Pengolahan, diprakirakan akan tumbuh melambat khususnya pada pengolahan crumb rubber akibat kendala pasokan bahan baku.
Inflasi gabungan Provinsi Jambi pada tahun 2025 diperkirakan tetap terkendali dalam kisaran target inflasi nasional sebesar 2,5%±1% (yoy). Pemerintah daerah dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus berupaya memastikan ketersediaan stok pangan serta menekan volatilitas harga melalui berbagai langkah strategis. Beberapa program yang telah diimplementasikan mencakup pelaksanaan sidak, operasi pasar dan Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai langkah mitigasi terhadap lonjakan harga pangan, pemberian subsidi ongkos angkut guna menekan biaya distribusi komoditas utamanya cabai merah dan implementasi Lahan Holtikultura Abadi (LAHTIBA).