EKONOMI MAKRO REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi Provinsi
Jambi pada triwulan II 2023 tumbuh sebesar 4,86% (yoy), melambat dibandingkan
periode sebelumnya yang mencapai 5,00% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan
ekonomi tumbuh sebesar 4,81% (qtq). Dari
17 LU pada sisi produksi, hampir seluruhnya mengalami pertumbuhan. LU jasa
perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,86% (yoy), seiring
peningkatan intensitas persewaan kendaraan baik untuk tujuan wisata maupun truk
pengangkut komoditas primer. Namun demikian, pertumbuhan lebih lanjut tertahan
oleh perkembangan dinamika eksternal yang tercermin dari melambatnya kinerja LU
perdagangan dan terkontraksinya komponen net ekspor.
Perekonomian Provinsi Jambi masih didominasi oleh
lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 31,45%, diikuti oleh
Pertambangan dan Penggalian sebesar 16,83%, Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor sebesar 12,93%, dan Industri Pengolahan sebesar 9,72%.
Struktur pertumbuhan tersebut tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan
sebelumnya mengingat kebergantungan Provinsi Jambi terhadap komoditas
perkebunan seperti kelapa sawit dan karet sebagai komoditas utama beserta
kegiatan pengolahan turunannya.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai
oleh konsumsi pemerintah sebesar 13,94% (yoy) seiring dengan realisasi belanja
pegawai, termasuk realisasi gaji ke-13 untuk Aparatur Sipil Negara. Selanjutnya
komponen Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB), konsumsi LNPRT
(PK-LNPRT) dan konsumsi rumah tangga masing-masing tumbuh sebesar 12,01% (yoy),
8,11% (yoy) dan 5,80% (yoy). Sementara itu, ekspor dan impor tecatat
terkontraksi sebesar 2,82% (yoy) dan 2,10% (yoy).
Berdasarkan distribusinya, aktivitas pengeluaran
masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga yang mencapai hampir separuh PDRB
Provinsi Jambi yaitu sebesar 43,06% dan diikuti oleh PMTDB sebesar 21,13%.
Sedangkan peranan konsumsi pemerintah dan LNPRT Pemerintah relatif kecil
masing-masing 7,41% dan 0,58%. Komponen lain yang berperan besar terhadap PDRB
adalah komponen net ekspor dengan komposisi sebesar 26,78%. Struktur
pengeluaran tersebut juga tidak menunjukkan perubahan yang berarti dibandingkan
periode sebelumnya.
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Realisasi pendapatan Pemerintah
Provinsi Jambi sampai dengan triwulan II 2023 mencapai sebesar Rp2,07 Triliun
atau 42,07% dari target APBD 2023. Realisasi tersebut tumbuh 10,96% (yoy)
dibandingkan pendapatan triwulan II 2022 yaitu sebesar Rp1,86 Triliun (42,92%
dari target APBD 2022). Komponen pendapatan terbesar bersumber dari komponen
pendapatan transfer menyumbang 52,27% dari total pendapatan yaitu sebesar
Rp1,08 Triliun (41,19% dari target APBD 2023) dan secara tahunan tercatat
tumbuh sebesar 4,25% (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Di sisi lain, realisasi belanja daerah tercatat tumbuh sebesar 25,86% (yoy)
hingga mencapai Rp1,69 Triliun atau 30,78% dari target APBD 2023.
Realisasi tersebut terpantau lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi di
Triwulan II 2022 yang tercatat sebesar Rp1,35 Triliun atau 26,65% dari pagu
belanja 2022. Kenaikan realisasi tersebut didorong oleh realisasi pos belanja
modal dan belanja transfer.
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Pada triwulan II 2023, inflasi gabungan 2 (dua)
Kota/Kabupaten di Provinsi Jambi tercatat sebesar 1,96% (yoy), lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai sebesar 5,18% (yoy). Selanjutnya, realisasi inflasi
tersebut juga terpantau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang
tercatat 3,52% (yoy). Laju inflasi Gabungan Kota di Provinsi Jambi merupakan
komposit dari inflasi di Kota Jambi dan Kabupaten Bungo yang masing-masing
tercatat sebesar 2,01% (yoy) dan 1,55% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan
inflasi pada triwulan sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 5,24%
(yoy) dan 4,67% (yoy).
Penurunan laju inflasi pada Kota Jambi pada triwulan
II 2023 terutama didorong oleh deflasi yang terjadi pada kelompok makanan,
minuman, dan tembakau sebagai hasil sinergi TPID Kota Jambi dengan berbaga
pihak dalam upaya stabilisasi harga komoditas holtikultura dan peternakan di
Kota Jambi. Selanjutnya, sumbangan inflasi dari kelompok transportasi juga
terpantau mengalami penurunan didorong oleh penurunan tarif angkutan udara.
Sejalan dengan Kota Jambi, Melandainya inflasi tahunan Kabupaten Bungo pada
triwulan II 2023 terutama didorong oleh deflasi yang terjadi pada kelompok
makanan, minuman, dan tembakau. Selanjutnya, sumbangan inflasi dari kelompok
transportasi juga terpantau mengalami penurunan didorong oleh penurunan tarif
angkutan udara.
Selanjutnya, inflasi gabungan 2 (dua) kota/kabupaten
di Provinsi Jambi pada triwulan III 2023, diprakirakan akan lebih tinggi
dibandingkan triwulan II 2023 didorong oleh kenaikan harga pada komoditas
hortikultura sejalan prakiraan puncak musim kemarau. Meskipun demikian,
berbagai upaya stabilisasi harga dan pasokan akan terus dilakukan oleh TPID
Provinsi Jambi dan Kabupaten/kota melalui penguatan sinergi dengan instansi
terkait. Mempertimbangkan hal tersebut, inflasi triwulan III 2023 diprakirakan
tetap berada di antara rentang sasaran inflasi nasional 3%+1%
(yoy) sejalan dengan upaya TPID untuk mengendalikan inflasi sesuai dengan
koridor 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi,
dan Komunikasi Efektif).
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES
KEUANGAN DAN UMKM
Pertumbuhan kredit korporasi di Provinsi Jambi pada
triwulan II 2023 tercatat sebesar Rp14,65 triliun, tumbuh sebesar 3,82% (yoy)
dan relatif melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,08% (yoy).
Perlambatan pertumbuhan kredit terutama bersumber dari pertumbuhan pada sektor
perdagangan yang terkontraksi sebesar 26,46% (yoy) dan sektor pertanian yang
terkontraksi sebesar 2,86% (yoy). Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha
(SKDU) KPwBI Provinsi Jambi triwulan II 2023 menunjukkan bahwa perlambatan
kegiatan usaha sektor pertanian diindikasi oleh penurunan harga sejumlah
komoditas utama pertanian seperti karet dan kelapa sawit yang cenderung
disinsentif bagi perkembangan sektor ini.
Meski demikian pada sisi risiko kredit, kredit
korporasi menunjukkan penurunan risiko menjadi sebesar 1,52%. (gross) membaik dari triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 3,52% (gross).
Penurunan risiko kredit NPL debitur korporasi disumbangkan oleh NPL sektor pertanian,
pertambangan serta sektor lainnya pada triwulan II 2023 masing-masing sebesar
0,42% (gross), 1,11% (gross),
3,02% (gross) lebih rendah dibandingkan
pada triwulan sebelumnya.
Adapun dari sisi penghimpunan dana, pertumbuhan pertumbuhan terutama DPK perseorangan
Jambi pada triwulan II 2023 tercatat sebesar 0,22% (yoy), tumbuh melambat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,55% (yoy).
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN
UANG RUPIAH
Aktivitas transaksi pembayaran tunai pada triwulan II
2023 tercatat mengalami peningkatan ditandai dengan net
outflow sebesar Rp602,07 miliar atau tumbuh 25,64% (yoy). Demikian
halnya, transaksi non tunai melalui SKNBI yang terkontraksi sebesar 26,51%
(yoy) secara nilai dan 24,02% (yoy) secara volume. Selanjutnya, transaksi QRIS
mengalami peningkatan pada triwulan II 2023. Per Juni 2023 terdapat 246.728 merchant dan 391.134 user yang tersebar di berbagai
Kota/Kabupaten di Provinsi Jambi yang telah memiliki QRIS.
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Pada Februari 2023, Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) di Provinsi Jambi tercatat turun sebesar 4,50% (yoy). Hal tersebut
sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja dan didorong oleh
pertumbuhan serapan kerja sejalan dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi.
Meskipun demikian, peningkatan jumlah penduduk bekerja tersebut masih belum
mampu mendorong peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang
tercatat sebesar 67,88% dibandingkan Februari 2022 yang tercatat sebesar
68,86%.
Pada sisi kesejahteraan, indikator kemiskinan pada
Maret 2023 menunjukkan penurunan. Hal tersebut tercermin dari penurunan jumlah
penduduk miskin yang turun sebesar 3,oo ribu orang dibandingkan dengan
September 2022. Lebih lanjut, tingkat garis kemiskinan yang merupakan dasar
penentuan pengelompokkan penduduk miskin mengalami peningkatan sebesar 2,34%
(yoy) menjadi sebesar Rp599.588 per kapita per bulan.
Tingkat kesejahteraan petani di Provinsi Jambi pada
triwulan II 2023 terpantau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai Tukar
Petani (NTP) tercatat masih berada di atas 100, mencerminkan bahwa petani
mengalami surplus di mana pendapatan yang diterima lebih tinggi dibandingkan
beban pengeluaran. Data triwulan II 2023 menunjukkan rerata NTP Provinsi Jambi
sebesar 137,39 atau naik 3,16 poin dibanding rerata triwulan II 2022 yang
sebesar 134,23.
Rerata Indeks Harga yang
Diterima Petani (It) pada triwulan II 2023 sebesar 158,30 atau lebih tinggi
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 149,61. Di sisi
lain, Indeks yang Dibayar Petani (Ib) pada triwulan II 2023 sebesar 115,23,
meningkat dibandingkan triwulan II 2022 yang tercatat 111,39.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2023
diperkirakan meningkat dibandingkan tahun 2022 didukung peningkatan mobilitas
dan aktivitas masyarakat seiring penghapusan PPKM yang mendorong permintaan
domestik. Lebih lanjut, kebijakan Pemerintah untuk menyalurkan berbagai program
jaring pengaman sosial turut menopang perbaikan konsumsi masyarakat dan dunia
usaha. Di sisi eksternal, potensi risiko dari kinerja ekspor barang dan jasa
diperkirakan akan meningkat seiring menyusutnya debit air di kanal panama yang
berfungsi sebagai salah satu jalur distribusi utama yang dapat mengakibatkan tertahannya
volume perdagangan global. Lebih lanjut pemulihan ekonomi Tiongkok yang
berisiko tidak setinggi perkiraan awal disertai meningkatnya risiko resesi di
beberapa mitra dagang termasuk Amerika Serikat (AS) dan Eropa juga dapat
menahan pemulihan ekonomi global. Namun demikian, tetap kuatnya kinerja
perekonomian India sebagai mitra dagang utama Provinsi Jambi diperkirakan akan
menopang permintaan eksternal sepanjang tahun 2023.
Selanjutnya, dari sisi
perkembangan harga, laju inflasi gabungan 2 (dua) Kota/Kabupaten di Provinsi
Jambi pada tahun 2023 diprakirakan menurun didukung sinergi kebijakan antar
lembaga yang menahan laju inflasi di Provinsi Jambi. Penurunan inflasi terutama
disebabkan oleh sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Jambi dalam menunjang
pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Jambi
yang memberikan dampak positif pada pengendalian inflasi di provinsi Jambi.
Namun demikian, risiko mengeringnya kanal panama secara berkepanjangan perlu
diwaspadai karena berisiko mendorong peningkatan shipping costs
dan mengakibatkan kelangkaan barang sehingga merambat menjadi imported
inflation. Adapun dengan mencermati perkembangan dinamika eksternal
dan domestik, laju inflasi 2 (dua) Kota/Kabupaten di Provinsi Jambi pada
keseluruhan tahun diprakirakan lebih rendah dibandingkan tahun 2022, ontrack
terhadap kisaran sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3±1%.