Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon
​Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta
3/3/2025 12:00 PM
Hits: 1066

Laporan Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Februari 2025

DKI Jakarta
Triwulan

Divergensi ekonomi dunia berlanjut dengan ketidakpastian global yang tetap tinggi. Perekonomian Amerika Serikat (AS) diprakirakan tetap kuat ditopang oleh konsumsi rumah tangga seiring upah dan produktivitas yang tinggi serta perbaikan investasi. Sementara itu, ekonomi Eropa, Tiongkok, dan Jepang masih lemah dipengaruhi permintaan domestik yang belum kuat serta kinerja eksternal yang menurun sejalan dengan perekonomian global yang melambat dan dampak dari implementasi kenaikan tarif impor oleh AS. Ekspansi ekonomi India juga tertahan akibat proses konsolidasi fiskal dan investasi yang belum kuat. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi dunia 2025 diprakirakan sebesar 3,2%.

Di sisi lain, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi dipengaruhi kebijakan tarif impor AS yang lebih cepat dan luas dari prakiraan serta arah kebijakan bank sentral AS. Pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS yang tinggi berdampak pada ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih terbatas. Kebijakan fiskal AS yang lebih ekspansif mendorong yield US Treasury tetap tinggi, meskipun sedikit menurun akibat meningkatnya permintaan investor global terhadap US Treasury.

Perkembangan tersebut menyebabkan besarnya preferensi investor global untuk menempatkan portofolionya ke AS. Indeks mata uang dolar AS masih tinggi dan menekan berbagai mata uang dunia. Ketidakpastian global yang tetap tinggi terus memerlukan respons kebijakan yang kuat sehingga dapat memitigasi dampak rambatannya untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan perlu terus didorong. Pada triwulan IV 2024 pertumbuhan tercatat sebesar 5,02% (yoy), meningkat dari 4,95% (yoy) pada triwulan sebelumnya sehingga secara keseluruhan tahun 2024 mencapai 5,03% (yoy). Pertumbuhan terutama disumbang oleh permintaan domestik sejalan meningkatnya konsumsi rumah tangga dan tetap baiknya investasi. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) 2024 terjaga dalam kisaran sasarannya 2,5±1%, sejalan inflasi IHK Desember 2024 yang tercatat 1,57% (yoy), walaupun meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,55% (yoy). Perkembangan inflasi yang tetap terjaga tidak terlepas dari konsistensi kebijakan moneter serta sinergi erat pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) melalui Gerakan Nasional PengendalianInflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali di dalam sasaran 2,5±1% pada tahun 2025.

Perekonomian DKI Jakarta dengan pangsa 16,48% terhadap nasional, pada triwulan IV 2024 tumbuh tinggi sebesar 5,01% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,93% yoy).  Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta ditopang oleh Konsumsi Rumah Tangga, Investasi, dan Ekspor. Tingginya pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi sejalan periode perayaan HBKN Nataru dan berlangsungnya berbagai event dan MICE pada akhir tahun. Peningkatan investasi terutama didorong oleh investasi bangunan seiring berlanjutnya pembangunan berbagai proyek strategis Pemerintah dan swasta yang bersifat multitahun. Pertumbuhan Ekspor didorong oleh terus membaiknya ekspor produk otomotif, serta peningkatan ekspor untuk komoditas lainnya seperti pakaian dan aksesorinya, produk kimia, serta logam mulia dan perhiasan/permata. Di sisi lain, Konsumsi Pemerintah dan LNPRT (Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga) tumbuh melambat terdampak front-loading belanja barang dan jasa pada awal tahun, utamanya terkait belanja Pemilu serta berakhirnya periode kampanye Pilkada pada pertengahan triwulan IV 2024.

Dari sisi Lapangan Usaha (LU) utama, pertumbuhan terutama didorong oleh LU Perdagangan, LU Konstruksi, LU Informasi dan Komunikasi (Infokom), dan LU Industri Pengolahan. Pertumbuhan tinggi pada LU Perdagangan didukung oleh tingginya aktivitas masyarakat saat HBKN Nataru. Adapun peningkatan kinerja LU Konstruksi terutama didorong oleh aktivitas konstruksi proyek strategis sejalan Investasi yang juga tumbuh tinggi. Selanjutnya, peningkatan pertumbuhan pada LU Infokom didorong oleh tingginya penggunaan data dan internet saat HBKN Nataru. LU Industri Pengolahan mencatatkan kenaikan pertumbuhan didorong oleh meningkatnya pemenuhan permintaan ekspor serta dalam negeri untuk HBKN Nataru. Di sisi lain, LU Jasa Keuangan tumbuh melambat sejalan dengan melambatnya penyaluran kredit.

Secara keseluruhan tahun, kinerja ekonomi Jakarta pada 2024 tetap tumbuh positif di tengah berbagai dinamika ekonomi baik dari sisi domestik maupun global. Ekonomi Jakarta pada 2024 tumbuh 4,90% (ctc), sedikit melambat dari tahun sebelumnya yang tumbuh 4,93% (ctc). Pertumbuhan pada tahun 2024 didukung oleh seluruh komponen. Dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi Jakarta pada tahun 2024 utamanya didorong komponen Konsumsi RT yang tumbuh 5,23% (ctc) didorong oleh permintaan domestik yang semakin baik, diikuti oleh PMTB/Investasi yang tumbuh 5,20% (ctc) seiring peningkatan realisasi investasi baik oleh swasta maupun Pemerintah di Jakarta.

Memasuki triwulan I 2025, perekonomian Jakarta diprakirakan sedikit mengalami perlambatan dari triwulan sebelumnya. Perlambatan terutama dipengaruhi oleh prakiraan perlambatan kinerja Investasi seiring dengan pola musiman awal tahun, serta prakiraan wait and see pelaku usaha terhadap perkembangan dinamika pemerintahan baru serta berbagai dinamika global. Kendati demikian, Konsumsi Rumah Tangga diprakirakan tetap tumbuh tinggi dan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan I 2025.

Pada triwulan IV 2024, kinerja Pendapatan Daerah di DKI Jakarta terkontraksi 16,00% (yoy). Kinerja Pendapatan Daerah yang terkontraksi disebabkan oleh kontraksi pada seluruh komponen, dimana PAD terkontraksi 12,99% (yoy), Pendapatan Transfer terkontraksi 12,09% (yoy), serta Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terkontraksi 66,34% (yoy). Dari sisi Belanja, realisasi Belanja Daerah pada triwulan IV 2024 terkontraksi -14,25% (yoy) dan terjadi pada seluruh jenis belanja baik Belanja Operasi, Belanja Pegawai, maupun Belanja Barang dan Jasa.

Dari sisi Belanja APBN di Jakarta, belanja K/L pada triwulan IV 2024 telah mencapai 113,65% dari pagu APBN. Capaian ini terutama didorong oleh capaian komponen Belanja Modal yang mencapai 154,70% dari pagu pada triwulan IV 2024. Secara nominal, realisasi belanja K/L di Jakarta pada triwulan IV 2024 mencapai Rp 333,61 Triliun atau tumbuh 12,74% (yoy). Capaian kinerja ini didorong oleh realisasi Belanja Barang yang tumbuh 43,52% (yoy), seiring dengan realisasi kontribusi yang diberikan terhadap jaminan sosial, imbalan jasa perbankan, Pos, dan lainnya, serta realisasi kontribusi Trust Fund kepada OI.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Jakarta pada triwulan IV 2024 tercatat sebesar 1,48% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 1,70% (yoy). Capaian inflasi ini lebih rendah jika dibandingkan inflasi Nasional yang sebesar 1,57% (yoy). Terkendalinya inflasi Jakarta merupakan hasil dari upaya sinergi dan kolaborasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif, utamanya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Berdasarkan komoditasnya, penyumbang inflasi terbesar pada triwulan IV 2024 yaitu emas perhiasan, beras, kue kering berminyak, sewa rumah dan upah asisten rumah tangga. Memasuki triwulan I 2025, perkembangan inflasi Jakarta pada Januari 2025 tercatat mengalami penurunan menjadi sebesar 0,14% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang inflasi sebesar 1,48% (yoy). Ke depan, inflasi IHK Jakarta diprakirakan terkendali di dalam rentang sasaran 2,5±1% pada 2025.

Intermediasi perbankan tetap kuat dengan didukung ketahanan yang terjaga. Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh terjaganya minat penyaluran kredit perbankan, kondisi likuiditas bank yang memadai seiring penguatan strategi funding bank di tengah perlambatan DPK. Implementasi berbagai pelonggaran kebijakan makroprudensial Bank Indonesia turut mendukung tetap kuatnya fungsi intermediasi perbankan. Ketahanan bank tetap terjaga ditunjukkan oleh rasio kredit bermasalah yang rendah dan cenderung turun.

Dari sisi permintaan, kredit korporasi masih tumbuh tinggi seiring dengan membaiknya kinerja korporasi. Profitabilitas korporasi non-keuangan meningkat sejalan dengan meningkatnya penjualan. Kemampuan membayar korporasi tetap kuat tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loans) kredit korporasi.

Sejalan dengan perbaikan kinerja sektor korporasi non-keuangan, secara umum kinerja sektor rumah tangga juga tetap baik meskipun terbatas. Kinerja sektor rumah tangga yang masih berdaya tahan tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen yang masih terjaga pada level optimis. Kredit sektor rumah tangga tumbuh negatif, dipengaruhi penurunan cukup dalam pada kredit modal kerja dan investasi rumah tangga. Sementara itu, kredit konsumsi rumah tangga masih tumbuh meningkat ditopang peningkatan kredit KKB dan KPR. Risiko kredit rumah tangga masih terjaga pada level rendah dengan tren menurun. Kredit sektor UMKM meningkat dengan risiko kredit yang mulai turun. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta terus melakukan berbagai program untuk mendukung perbaikan produktivitas serta peningkatan kapasitas UMKM baik dari sisi SDM maupun pengembangan usaha.

Perkembangan nilai transaksi sistem pembayaran, baik tunai maupun nontunai, mengonfirmasi menguatnya pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta. Pada triwulan IV 2024, arus kas tercatat net outflow dan transaksi pembayaran nontunai tumbuh menguat sejalan dengan menguatnya perekonomian di DKI Jakarta. Dari sisi Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB), nilai transaksi jual dan beli valuta asing (dalam Rupiah) Penyelenggara KUPVA BB meningkat sebesar 2,79% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 26,97% (yoy). Dari sisi Penyedia Jasa Pembayaran Layanan Remitansi (PJP LR), kenaikan transaksi terjadi baik pada transaksi incoming (dari luar negeri ke DKI Jakarta), outgoing (dari DKI Jakarta ke luar negeri) dan domestik (di wilayah DKI Jakarta).

Seiring dengan perbaikan kinerja ekonomi, serapan tenaga kerja di DKI Jakarta periode Agustus 2024 mengalami kenaikan, diikuti dengan penurunan tingkat pengangguran. Berdasarkan status pekerjaan utama, sektor formal masih mendominasi penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta.  Dari sisi LU, peningkatan serapan tenaga kerja terutama terjadi LU Perdagangan Besar dan Eceran Kemudian, diikuti oleh LU sektor-sektor utama Jakarta lainnya yaitu penyediaan akomodasi dan makan minum, LU Transportasi dan Pergudangan, LU Industri Pengolahan, LU Jasa Lainnya.

Tingkat kemiskinan di DKI Jakarta mengalami penurunan menjadi sebesar 4,41% pada September 2024, menurun dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 4,30%. Tingkat kemiskinan di DKI Jakarta juga tercatat lebih rendah dibandingkan Nasional yang pada September 2024 berada pada level 8,57%. Menurunnya tingkat kemiskinan tersebut sejalan dengan peningkatan kinerja perekonomian DKI Jakarta dan pengurangan jumlah pengangguran. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara konsisten terus melakukan program pengentasan kemiskinan dan perlindungan sosial diharapkan dapet meningkatkan kesejahteraan Masyarakat DKI dan mengurangi bertambahnya penduduk miskin.

Pada 2025, pertumbuhan ekonomi Jakarta diprakirakan meningkat pada kisaran 4,6-5,4% (yoy) sejalan dengan semakin tingginya aktivitas MICE dan event di Jakarta serta berlanjutnya pembangunan proyek-proyek strategis Pemerintah. Dari sisi pengeluaran, lebih tingginya perekonomian Jakarta pada 2025 terutama ditopang oleh investasi sejalan dengan masuknya investasi khususnya dari swasta untuk proyek strategis Pemerintah yang sudah berjalan dan bersifat multitahun. Perbaikan ekspor juga diperkirakan berlanjut sejalan dgn membaiknya pertumbuhan ekonomi negara tujuan utama ekspor Jakarta seperti Eropa, Jepang, Amerika Latin dan Timur Tengah pada 2025, serta meningkatnya ekspor komoditas utama Jakarta lainnya seperti perhiasan/permata didorong oleh meningkatnya permintaan. Meskipun demikian, fragmentasi perdagangan akibat kebijakan Trump 2.0 diperkirakan akan berdampak pada tertahannya laju pertumbuhan ekspor Jakarta. Konsumsi Rumah Tangga diprakirakan masih tetap tumbuh kuat sejalan dengan adanya beberapa insentif fiskal yang diberikan oleh Pemerintah yaitu antara lain berupa bantuan pangan dan diskon pajak di tengah bergesernya perilaku konsumsi ke aset investasi yang bersifat safe haven sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian. Di sisi lain, konsumsi Pemerintah pada 2025 diprakirakan tumbuh melambat sejalan dengan normalisasi belanja pasca terakselerasi pada periode politik di 2024. Dari sisi lapangan usaha (LU) perekonomian DKI Jakarta pada 2025 masih akan ditopang oleh pertumbuhan positif 5 (lima) sektor ekonomi utama yaitu perdagangan, konstruksi, industri pengolahan, informasi dan komunikasi, serta jasa keuangan. Namun demikian, beberapa risiko yang perlu dicermati yang dapat menahan perbaikan lebih lanjut utamanya yaitu perlambatan ekonomi global, berlanjutnya ketegangan tensi geopolitik dan fragmentasi perdagangan akibat kebijakan Trump 2.0.

Dari sisi harga, inflasi DKI Jakarta pada 2025 diprakirakan akan tetap terkendali, pada sasaran inflasi sebesar 2,5±1% (yoy). Prakiraan tersebut terutama didukung oleh kondisi cuaca yang lebih kondusif, berbagai kebijakan Pemerintah dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, serta penguatan program pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).


Lampiran
Kontak
Contact Center BICAR​A: (62 21) 131
E-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Halaman ini terakhir diperbarui 3/7/2025 1:37 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga