Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​​​​​​​​​​KPw BI Provinsi DKI Jakarta

5/29/2023 12:00 AM
Hits: 1626

Laporan Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Agustus 2023

DKI Jakarta
Triwulan

Pergeseran komposisi pertumbuhan ekonomi global 2023 semakin kuat, meskipun secara keseluruhan tahun pertumbuhan ekonomi global sama dengan prakiraan sebelumnya sebesar 2,7%. Di satu sisi, pertumbuhan ekonomi Tiongkok lebih rendah akibat keyakinan pelaku ekonomi yang melemah serta utang rumah tangga yang tinggi sehingga menurunkan konsumsi dan kinerja properti yang berdampak pada investasi. Ekonomi Eropa juga melemah dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) lebih baik dari prakiraan semula, didorong oleh perbaikan konsumsi sejalan dengan kenaikan upah dan pemanfaatan tabungan yang tinggi. Sementara itu, tekanan inflasi negara maju masih tinggi dipengaruhi perekonomian yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat, sedangkan inflasi di negara berkembang telah menurun. Berbagai kondisi tersebut meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan global dan mendorong aliran modal ke negara berkembang yang lebih selektif.

Di tengah perlambatan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi nasional masih tetap kuat, sebesar 5,17% (yoy) pada triwulan II 2023, didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan pemerintah, serta investasi. Tekanan inflasi terus menurun dan semakin terkendali dalam rentang sasaran 3,0±1%. Inflasi IHK Juli 2023 tercatat rendah, yaitu 3,08% (yoy), menurun dari inflasi bulan Juni 2023 sebesar 3,52% (yoy). Pergerakan inflasi yang kembali dalam sasaran ini tidak terlepas dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai wilayah Indonesia.

Sejalan dengan perekonomian nasional yang masih tumbuh kuat, perekonomian DKI Jakarta dengan pangsa 16,83% terhadap nasional, pada triwulan II 2023 tumbuh sebesar 5,13% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (4,95% yoy). Peningkatan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan II 2023 terutama didorong oleh meningkatnya mobilitas masyarakat pada periode HBKN Idulfitri dan Idul Adha serta penyelenggaraan berbagai event  di DKI Jakarta, baik skala nasional maupun internasional. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta didorong oleh masih kuatnya kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan II 2023 terutama bersumber dari LU Informasi dan Komunikasi (Infokom), LU Perdagangan, serta LU Jasa Perusahaan.

Memasuki triwulan III 2023, perbaikan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta diperkirakan terus berlanjut. Peningkatan pertumbuhan terutama didorong oleh konsumsi RT sejalan dengan semakin meningkatnya mobilitas masyarakat dan realisasi inflasi yang semakin terkendali, investasi sejalan dengan akselerasi penyelesaian PSN, konsumsi Pemerintah didorong oleh akselerasi penyerapan realisasi anggaran di semester III 2023, serta kinerja ekspor yang masih tumbuh tinggi. Dari sisi LU, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan III 2023 diperkirakan ditopang oleh pertumbuhan positif seluruh jenis LU, terutama 5 (lima) LU utama di DKI Jakarta.

Dari sisi fiskal, kinerja Pendapatan Daerah di DKI Jakarta tumbuh melambat pada triwulan II 2023, utamanya didorong oleh pertumbuhan realisasi komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara komponen Pendapatan Transfer tercatat kontraksi pada triwulan laporan. Dari sisi Belanja Daerah, realisasi pada triwulan laporan tercatat kontraksi, berbalik arah jika dibandingkan realisasi pada triwulan sebelumnya yang mencatatkan akselerasi pertumbuhan. Kontraksi pada komponen Belanja Daerah utamanya disebabkan oleh kontraksi pada Belanja Hibah dan Belanja Subsidi. Pada sisi Pembiayaan Daerah, realisasi triwulan laporan tercatat lebih rendah dibandingkan realisasi pada triwulan sama tahun sebelumnya, hal ini didorong oleh realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) yang lebih rendah pada sisi Penerimaan, serta pada sisi Pembiayaan realisasi Pembayaran Cicilan Pokok Utang yang Jatuh Tempo juga tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Kinerja APBN di DKI Jakarta dari sisi Pendapatan dan Hibah pada triwulan II 2023 telah mencapai 66,56% dari total pagu anggaran. Dari sisi belanja, realisasi belanja APBN di DKI Jakarta pada triwulan laporan tumbuh melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Perlambatan kinerja ini utamanya disebabkan oleh kontraksi pada komponen Belanja Pegawai dan perlambatan kinerja pada komponen Belanja Barang.

Dari sisi harga, perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Jakarta pada triwulan II 2023 tercatat inflasi sebesar 3,20% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 4,00% (yoy). Capaian inflasi ini juga lebih rendah jika dibandingkan inflasi Nasional yang sebesar 3,52% (yoy). Relatif terkendalinya inflasi tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi pangan sebagai hasil sinergi dan koordinasi TPID dan GNPIP dalam mendorong ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, kestabilan harga, dan komunikasi efektif. Berdasarkan komoditasnya, penyumbang inflasi terbesar pada triwulan II 2023 diantaranya bensin, kontrak rumah, beras, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, daging ayam ras, dan sewa rumah. Memasuki triwulan III 2023, perkembangan inflasi Jakarta pada Juli 2023 tercatat mengalami inflasi sebesar 2,81% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,20% (yoy).  Kedepan, inflasi IHK Jakarta akan tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1% (yoy).

Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, intermediasi perbankan juga meningkat disertai dengan ketahanan yang terjaga. Peningkatan intermediasi tercermin dari pertumbuhan positif kredit dan DPK meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan tersebut terutama dipengaruhi oleh sisi demand seiring perilaku korporasi yang cenderung mempercepat pelunasan kredit serta bersikap wait and see dalam rencana pengembangan kegiatan usahanya ke depan. Meskipun kinerja intermediasi melambat, namun ketahanan perbankan masih cukup kuat. Di tengah perlambatan DPK, kondisi likuiditas bank umum masih tetap longgar. Sementara itu disisi risiko kredit, rasio Non-Performing Loans (NPL) terjaga pada level rendah, jauh di bawah threshold 5%. Ke depan, seiring dengan ketahanan perbankan yang kuat serta dukungan sinergi kebijakan akomodatif dari Bank Indonesia dengan Pemerintah maupun otoritas keuangan di lingkup global dan domestik, masih terdapat ruang yang cukup besar untuk mendorong kenaikan penyaluran kredit khususnya kepada sektor-sektor prioritas yang memiliki daya ungkit lebih tinggi bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Dari sisi sistem pembayaran, perkembangan nilai transaksi sistem pembayaran tunai dan nontunai juga turut mengonfirmasi berlanjutnya pemulihan ekonomi DKI Jakarta. Pada triwulan II 2023, arus kas tercatat net outflow sejalan dengan arah pertumbuhan ekonomi Jakarta yang didorong oleh konsumsi rumah tangga yang meningkat pada periode HBKN Idulfitri dan Iduladha , investasi, dan konsumsi Pemerintah. Transaksi nontunai juga mengalami peningkatan nilai transaksi pada instrumen sistem pembayaran yaitu BI-RTGS, SKNBI, serta APMK baik jenis kartu debet dan kartu kredit, meskipun transaksi e-commerce mengalami sedikit perlambatan.

Seiring dengan perbaikan kinerja ekonomi, serapan tenaga kerja di DKI Jakarta periode Februari 2023 mengalami kenaikan, diikuti dengan penurunan tingkat pengangguran. Berdasarkan status pekerjaan utama, sektor formal masih mendominasi penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta.  Dari sisi sektoral, peningkatan serapan tenaga kerja di DKI Jakarta periode Februari 2023 terutama terjadi pada sektor jasa perdagangan, transportasi, dan jasa lainnya. Tingkat kesejahteraan di DKI Jakarta berdasarkan beberapa indikator terkini yang tersedia, seperti tingkat kemiskinan dan upah buruh, juga menunjukkan perbaikan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan perekonomian. Pada periode pencatatan Maret 2023, tingkat kemiskinan di DKI Jakarta mengalami penurunan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta ditetapkan mengalami peningkatan sebesar 5,6%. Lebih lanjut, rata-rata upah buruh di DKI Jakarta pada Februari 2023 juga tercatat paling tinggi dibandingkan Nasional dan Provinsi lainnya di Indonesia.

Ke depan, prospek perekonomian DKI Jakarta pada 2023 diproyeksikan masih akan tumbuh tinggi pada kisaran 4,8-5,6% (yoy). Dari sisi pengeluaran, motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta pada 2023 diperkirakan masih bersumber dari konsumsi rumah tangga, investasi dan konsumsi pemerintah. Sementara itu, dari sisi lapangan usaha (LU) perekonomian DKI Jakarta pada 2023 diperkirakan ditopang oleh pertumbuhan beberapa LU utama yaitu perdagangan besar dan eceran dan reparasi kendaraan bermotor, konstruksi, serta informasi dan komunikasi. Meskipun demikian, masih terdapat berbagai risiko yang diprediksi dapat menahan laju pertumbuhan ekonomi Jakarta pada 2023. Dari sisi eksternal, risiko muncul dari perlambatan pertumbuhan ekonomi global, masih berlanjutnya ketegangan geopolitik, tertahannya perekonomian Tiongkok serta berlanjutnya kenaikan suku bunga bank sentral negara-negara di dunia. Sementara itu, dari sisi domestik, periode jelang pemilu 2024 serta transisi IKN menjadi risiko yang berpotensi dapat menahan laju pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada 2023.  

Dari sisi harga, inflasi DKI Jakarta pada 2023 diprakirakan akan menurun dibandingkan tahun sebelumnya dan kembali ke rentang sasaran 3,0±1% (yoy). Kondisi tersebut sejalan dengan normalisasi kenaikan harga BBM pada Tw III 2022 serta relatif masih terjaganya pasokan pangan yang didukung oleh berbagai upaya pengendalian inflasi, termasuk penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Lampiran
Kontak

​Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta


Halaman ini terakhir diperbarui 9/6/2023 4:12 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga