Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu

6/13/2022 2:30 PM
Hits: 2950

Laporan Perekonomian Provinsi Bengkulu Mei 2022

Bengkulu
Triwulan

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Perekonomian Bengkulu pada triwulan I 2022 tumbuh 3,03% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,57% (yoy). Deselerasi pertumbuhan ekonomi lebih disebabkan oleh normalisasi kegiatan ekonomi pasca HBKN Nataru dan peningkatan kasus COVID-19. Dari sisi penggunaan, perlambatan ekonomi Bengkulu pada triwulan I 2022 terjadi pada seluruh komponen pengeluaran. Perlambatan konsumsi RT terjadi seiring normalisasi daya beli masyarakat di momen HBKN Nataru. Perlambatan konsumsi pemerintah juga turut dipengaruhi tren historis dari belanja pemerintah di awal tahun. Lebih lanjut adanya pelarangan ekspor batubara pada bulan Januari turut menahan pertumbuhan di awal tahun. Dari sisi lapangan usaha (LU), perlambatan ekonomi terutama bersumber dari LU Pertanian, LU Perdagangan dan LU Industri Pengolahan, sementara LU Transportasi tumbuh menguat didorong membaiknya mobilitas masyarakat dan faktor base effect.

Pertumbuhan ekonomi Bengkulu diprakirakan menguat pada triwulan II 2022. Akselerasi pertumbuhan ditopang oleh tren peningkatan konsumsi masyarakat pada momen bulan Ramadhan dan HBKN Idul Fitri. Kondisi ini semakin dikuatkan dengan peniadaan larangan mudik oleh Pemerintah yang diprakirakan semakin mendorong konsumsi masyarakat. Lebih lanjut, diperkirakan kinerja ekspor meningkat pasca kebijakan larangan ekspor di triwulan I 2022 serta berlanjutnya tren peningkatan harga komoditas global yang terjadi pada triwulan II 2022 juga diperkirakan akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi melalui komponen ekspor.

KEUANGAN PEMERINTAH

Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan I 2022 meningkat dari sisi pendapatan dan belanja jika dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi pendapatan Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2022 mengalami peningkatan yang didorong naiknya realisasi pada semua komponen pendapatan baik Pendapatan Asli Daerah (PAD), pendapatan perimbangan/transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah. Realisasi belanja Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2022 yang didorong naiknya realisasi belanja operasi dan belanja transfer pada triwulan laporan.

Realisasi belanja APBN Provinsi Bengkulu triwulan I 2022 sebesar Rp2.794,86 miliar atau 20,27% dari pagu yang ditetapkan. Realisasi tersebut meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 19,166% dari pagu yang ditetapkan. Peningkatan tersebut didorong penyaluran Dana Alokasi Umum dan Dana Insentif Daerah.

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Tekanan inflasi pada triwulan I 2022 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, didorong tingginya tekanan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dan kelompok transportasi. Peningkatan biaya rokok secara gradual sejalan adanya kebijakan kenaikan tarif cukai hasil tembakau oleh pemerintah pusat pada awal tahun. Kenaikan harga minyak goreng terjadi seiring adanya implementasi pencabutan kebijakan HET minyak goreng kemasan premium dan sederhana. Sementara kenaikan harga mobil disebabkan berakhirnya insentif PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah). Sedangkan pada kelompok transportasi terutama akibat tingginya permintaan pasca pelonggaran pembatasan mobilitas yang mendorong kenaikan tarif angkutan udara.

Tekanan inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2022 diprakirakan meningkat sejalan meningkatnya permintaan masyarakat pada momen puasa Ramadhan dan HBKN Idul Fitri. Selain itu, peningkatan juga diprakirakan akan didorong oleh berlanjutnya kenaikan harga komoditas global (CPO dan kedelai), peningkatan harga mobil sejalan penerapan UU HPP dan penerapan kebijakan euro 4 yaitu standar emisi gas buang kendaraan bermotor yang ramah lingkungan dan berlaku mulai 12 April 2022, serta kenaikan harga barang dan jasa lainnya yang dipicu oleh lonjakan harga minyak mentah dan gas alam dunia sebagai akibat berlanjutnya konflik antara Rusia dan Ukraina.

PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) di Provinsi Bengkulu masih terjaga di tengah melambatnya pertumbuhan perekonomian di Provinsi Bengkulu. Meskipun kinerja perekonomian triwulan I 2022 tidak setinggi pada triwulan sebelumnya namun ketahanan sektor korporasi dan rumah tangga terpantau masih dalam kondisi yang relatiff terjaga. Selain itu, kinerja pembiayaan perbankan juga mengalami perbaikan baik dari sisi pertumbuhan maupun kualitasnya.

Namun demikian, penyaluran kredit rumah tangga tercatat meningkat disertai peningkatan risiko kerentanan disebabkan perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2022. Lebih lanjut, Non-Performing Loan (NPL) komponen kredit pada triwulan I 2022 masih berada pada level yang terkendali, berada dibawah level indikatifnya sebesar 5%.

Kondisi korporasi di Provinsi Bengkulu relatif meningkat pada triwulan laporan yang didorong oleh perbaikan kinerja perusahaan baik dari sisi produksi maupun pembiayaan. Pertumbuhan penyaluran kredit korporasi pada triwulan laporan terakselerasi/meningkat Di sisi lain, menurunnya risiko kredit korporasi perlu terus dicermati seiring tingginya NPL pada kredit modal kerja dan kredit investasi. Lebih lanjut, perlu diwaspadai risiko kredit korporasi yang melebihi batas threshold kewajarannya sebesar 5% yang didorong tingginya risiko NPL kredit modal kerja dan investasi, masing-masing sebesar 5,06% dan 24,13%.

Kinerja perbankan secara umum di Provinsi Bengkulu relatif meningkat pada triwulan I 2022 seiring peningkatan jumlah kredit. Intermediasi perbankan secara umum mengalami peningkatan tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan laporan tercatat sebesar 190,94% atau meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 181,98%.

Kinerja perbankan syariah di Provinsi Bengkulu relatif meningkat pada triwulan I 2022 seiring peningkatan jumlah pembiayaan. Pangsa pasar perbankan syariah berada pada kisaran 7,48% lebih tinggi dibandingkan rata–rata nasional yang berada di bawah kisaran 5%. Namun demikian intermediasi perbankan syariah mengalami penurunan tercermin dari Financing to Deposit Ratio (FDR) pada triwulan laporan tercatat sebesar 142,29% atau menurun dari triwulan sebelumnya sebesar 144,92%.

Aksesibilitas UMKM terhadap pembiayaan terus meningkat, tercermin dari meningkatnya pangsa kredit UMKM terhadap total kredit. Terjaganya pangsa kredit UMKM (39,35% dari total kredit) didorong kebijakan perbankan dalam menyalurkan kreditnya kepada UMKM di tengah pandemi COVID-19. Lebih lanjut, terdapat penurunan risiko kredit UMKM yang tercermin dari tingkat NPL sebesar 2,36% menurun dari triwulan sebelumnya sebesar 2,89%.

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Melambatnya pertumbuhan pada awal tahun 2022 tercermin dari kondisi peredaran uang kartal di Provinsi Bengkulu mengalami net inflow. Hal ini menunjukkan jumlah aliran uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah uang kartal yang keluar dari Kas Bank Indonesia Provinsi Bengkulu. Net inflow pada triwulan I 2022 mencapai Rp200 miliar. Berbalik arah dari triwulan sebelumnya yang tercatat outflow sebesar Rp1,09 triliun

Memasuki periode Januari – Maret 2022, nilai transaksi SKNBI meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Nilai transaksi SKNBI pada triwulan I 2022 mencapai Rp1,2 triliun lebih tinggi dari triwulan IV 2021 yang sebesar Rp273 miliar. Peningkatan nominal transaksi SKNBI menunjukkan transaksi usaha yang semakin lancar seiring dengan program vaksinasi serta menurunnya konfirmasi kasus COVID-19 di Provinsi Bengkulu. Berdasarkan jumlah transaksi, pada triwulan I 2022 terdapat 5.362 transaksi SKNBI di Provinsi Bengkulu.

Sejalan dengan peningkatan nilai transaksi SKNBI, nilai transaksi BI-Real Time Gross Settlement (RTGS) menunjukkan pertumbuhan pada triwulan I 2022. Nilai transaksi BI-RTGS pada triwulan I 2022 tercatat Rp2,3 triliun, meningkat 112,5% dari triwulan sebelumnya. Peningkatan BI-RTGS juga ditunjukkan dari jumlah transaksi yang mencapai 2.547 transaksi pada triwulan laporan. Jumlah transaksi tersebut telah berada pada posisi yang lebih tinggi dibandingkan pre-Covid pada triwulan I 2020 yang sebanyak 2.356 transaksi. Hal ini semakin menunjukkan kondisi perekonomian yang pulih terutama dari sektor keuangan non tunai.

Penggunaan Alat Pembayaran Berbasis Kartu turut menunjukkan tren pertumbuhan di triwulan I 2022 untuk penggunaan kartu kredit dan kartu debit. Kartu kredit memberikan kemudahan pada nasabah untuk secara fleksibel membeli dan mencicil sesuai dengan kemampuan. Kemudahan ini mendorong pertumbuhan jumlah pemilik kartu kredit pada triwulan laporan sebesar 11,5% (qtq) dengan jumlah kartu beredar sebanyak 21.604 kartu. Penggunaan kartu kredit juga tercatat meningkat terlihat dari outstanding kartu kredit masyarakat Bengkulu sebesar Rp79,9 miliar, tumbuh 20% dari triwulan sebelumnya.

Penggunaan kartu ATM/Debet di Provinsi Bengkulu melanjutkan pertumbuhan dari triwulan sebelumnya. Persebaran Kartu ATM dan debet di Provinsi Bengkulu tumbuh 13,1% (qtq) dari 1,5 juta kartu pada triwulan IV 2022 menjadi 1,7 juta kartu pada triwulan laporan (grafik 5.14). Secara proporsi, penggunaan kartu debet lebih populer di Provinsi Bengkulu yang mencapai 1.537.755 kartu dibanding dengan kartu ATM yang baru berjumlah 162.000 kartu.

Setelah berhasil meningkatkan jumlah merchant QRIS hingga 82.424 pada triwulan I 2022 meningkat 11,1% dari triwulan sebelumnya. Triwulan I 2022 juga menjadi awal dimulainya program 15 Juta Pengguna Baru QRIS, yaitu program peningkatan pemanfaatan QRIS dari sisi pengguna baru. Agar QRIS dapat berkembang dan semakin banyak pemakaiannya di masyarakat, Bank Indonesia perlu mendorong penggunaan QRIS dari sisi pembeli. Hal ini dilakukan melalui berbagai macam upaya diantaranya digitalisasi Pasar S.I.A.P QRIS, Sosialisasi & Edukasi ke masyarakat, dan mendorong elektronifikasi transaksi pemda.

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Bengkulu menunjukan perbaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. TPT Provinsi Bengkulu tercatat menunjukkan penurunan dari 3,72% pada Februari 2021 menjadi 3,39% pada Februari 2022. Jumlah pengangguran Provinsi Bengkulu pada Februari tercatat sebanyak 37.010 orang atau menurun -8,23% dari kondisi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 40.329 orang. Penurunan angka pengangguran sejalan dengan perbaikan aktivitas ekonomi dengan melandainya kasus COVID-19. Keberlanjutan program vaksinasi juga mendorong perbaikan kondisi tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Bengkulu. Program vaksinasi sendiri mendorong keyakinan para pelaku usaha, untuk meningkatkan produktivitas usahanya, sehingga meningkatkan kebutuhan rekrutmen pegawai baru.

Pulihnya aktivitas perekonomian yang terdampak pandemi COVID-19 mendorong penurunan tingkat kemiskinan di Provinsi Bengkulu. Berdasarkan data BPS pada periode September 2021 persentase penduduk miskin di Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 14,43%, turun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 15,30%. Persentase penduduk miskin Provinsi Bengkulu menjadi yang tertinggi ketujuh secara nasional.

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Perekonomian Bengkulu pada triwulan III 2022 diprakirakan akan melambat dibandingkan dengan triwulan II 2022. Dari sisi pengeluaran, normalisasi konsumsi masyarakat pasca momen HBKN Ramadhan dan Idul Fitri akan menjadi faktor penahan pertumbuhan komponen konsumsi RT pada triwulan III 2022. Meski demikian, terdapat upside potential dengan progress vaksinasi dan peningkatan mobilitas masyarakat. Sementara dari sisi lapangan usaha, risiko perlambatan akan datang dari lapangan usaha pertanian seiring dengan penurunan curah hujan yang akan berdampak pada produksi TBS. Di sisi lain, telah usainya masa panen komoditas tabama juga diperkirakan akan menahan pertumbuhan lapangan usaha ini.

Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu tahun 2022 diprakirakan akan menguat dibandingkan dengan tahun 2021. Tren perbaikan ekonomi global dan nasional diperkirakan akan menjadi faktor pendorong utama membaiknya ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun 2022. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun 2022 diperkirakan akan bersumber dari konsumsi RT serta Pemerintah, kegiatan ekspor, dan investasi. Dari sisi lapangan usaha, dorongan pertumbuhan ekonomi akan bersumber dari lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan; dengan didukung oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor; serta lapangan usaha industri pengolahan.

Pada triwulan III 2022, tekanan harga di Provinsi Bengkulu diprakirakan melambat dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya. Perlambatan konsumsi masyarakat pasca momen HBKN Ramadhan dan Idul Fitri, diperkirakan menjadi faktor utama penahan tingginya tekanan harga di triwulan III 2022. Lebih lanjut, produksi dan pasokan yang lancar dari beberapa komoditas pangan utama juga diperkirakan akan memberikan andil penahan tekanan inflasi pada triwulan III 2022. Normalisasi tarif angkutan udara pasca momen mudik lebaran juga diperkirakan akan menahan laju tekanan harga di triwulan mendatang.

Tekanan inflasi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2022 diprakirakan meningkat namun tetap akan berada pada kisaran sasaran inflasi nasional 3±1%. Sumber kenaikan inflasi pada tahun 2022 akan berasal dari kenaikan cukai rokok, yang akan ditransmisikan sepanjang tahun secara gradual, melalui kenaikan harga rokok kretek, rokok kretek filter, dan rokok putih. Selanjutnya, sumber kenaikan inflasi lainnya diprakirakan berasal dari harga pangan yang bergejolak. Tekanan harga pada kelompok komoditas ini akan dipengaruhi oleh kondisi neraca pangan Provinsi Bengkulu yang saat ini mengalami defisit.

Lampiran
Kontak
Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​​Provinsi Bengkulu
Halaman ini terakhir diperbarui 6/13/2022 11:10 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga