Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu

3/11/2022 11:00 AM
Hits: 5658

Laporan Perekonomian Provinsi Bengkulu Februari 2022

Bengkulu
Triwulan

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan IV 2021 tumbuh menguat sejalan dengan konsumsi masyarakat pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan relaksasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada triwulan IV 2021 sebesar 5,57% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,78% (yoy). Dari sisi penggunaan, penguatan ekonomi Bengkulu pada triwulan IV 2021 terutama bersumber dari peningkatan Konsumsi Rumah Tangga (RT), Konsumsi Pemerintah dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Peningkatan Konsumsi RT terjadi seiring tingginya tingkat daya beli masyarakat pada momen HBKN Nataru. Selanjutnya, perbaikan Konsumsi Pemerintah juga turut mendukung penguatan ekonomi berdasarkan tren historis dari belanja Pemerintah pada akhir tahun. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), penguatan ekonomi terutama bersumber dari LU Pertanian, LU Perdagangan dan LU Transportasi, sementara LU Industri Pengolahan tumbuh melambat dengan meningkatnya curah hujan yang menghambat produksi Crude Palm Oil (CPO) seiring berlalunya musim panen.

Secara keseluruhan tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Bengkulu meningkat sejalan dengan perbaikan ekonomi negara mitra dagang ekspor utama seperti Tiongkok, serta tren kenaikan harga komoditas batu bara dan CPO. Dari sisi penggunaan, perbaikan ekonomi didorong seluruh komponen utama seperti Konsumsi RT, Konsumsi Pemerintah, Investasi dan Ekspor. Dari sisi lapangan usaha, perbaikan ekonomi didorong seluruh sektor usaha tradable.

Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2022 diprakirakan melambat dengan berlalunya momen HBKN Nataru. Dari sisi penggunaan, deselerasi terjadi pada seluruh komponen sisi penggunaan. Dari sisi LU, deselerasi ekonomi didorong seluruh komponen LU utama daerah kecuali LU Pertanian. Hal ini sejalan dengan normalisasi daya beli masyarakat pasca berlalunya momen HBKN Nataru.

 

KEUANGAN PEMERINTAH

Secara keseluruhan tahun kinerja keuangan pemerintah tumbuh membaik dari sisi pendapatan namun melambat dari sisi belanja. Hal ini tercermin dari kinerja serapan pendapatan APBD Pemprov Bengkulu sebesar Rp3,05 triliun atau terserap 103,3%, angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp2,79 triliun atau terserap 98,8%. Sementara belanja sebesar Rp2,88 triliun atau terserap 94,2%, angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp2,59 triliun atau terserap 95%. 

Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan IV 2021 tercatat membaik dari sisi pendapatan dan cenderung melambat dari sisi belanja. Realisasi pendapatan Provinsi Bengkulu pada triwulan IV 2021 sebesar Rp1.085 miliar atau 36,76% dari pagu anggaran 2021. Realisasi tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu sebesar 31,83% dari pagu 2020. Peningkatan tersebut didorong naiknya realisasi pada semua komponen pendapatan baik Pendapatan Asli Daerah (PAD), pendapatan perimbangan/transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah. Sementara itu, realisasi belanja daerah tercatat sebesar Rp1.069 miliar atau 34,98% dari pagu yang ditetapkan, menurun dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 38,87% dari pagu yang ditetapkan. Penurunan realisasi belanja modal, belanja tak terduga dan belanja transfer menjadi pendorong turunnya realisasi belanja pada triwulan laporan. Di sisi lain, realisasi belanja operasi tercatat sebesar Rp.836,17 miliar atau 38,14% dari pagu 2021, meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya terealisasi sebesar 35,26% dari pagu yang ditetapkan.

Total realisasi belanja APBN Provinsi Bengkulu sebesar Rp3.855 miliar atau 26,15% dari pagu yang ditetapkan. Realisasi tersebut meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 21,26% dari pagu yang ditetapkan.  Peningkatan tersebut didorong penyaluran Dana Desa dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa serta akselerasi pengerjaan proyek infrastruktur pada akhir tahun 2021.

 

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Peningkatan tekanan inflasi triwulan IV 2021 didorong tingginya tekanan harga terutama pada kelompok makanan, minuman dan tembakau serta transportasi. Beberapa komoditas antara lain rokok kretek filter, minyak goreng, ikan dencis dan ikan kape-kape menjadi pendorong tingginya tekanan harga pada kelompok tersebut. Selain itu, pada kelompok transportasi didorong oleh kenaikan harga bensin sejalan adanya kebijakan Pemerintah Daerah terkait penyesuaian pajak atas Penggunaan Bahan Bakar Bermotor (PBBKB) sejak awal Januari 2021 serta meningkatnya permintaan angkutan udara pada momen HBKN Nataru. Namun demikian, peningkatan inflasi masih tertahan oleh penurunan tekanan inflasi pada kelompok perumahan, air listrik dan bahan bakar rumah tangga. Tercukupinya pasokan bahan bakar rumah tangga gas LPG 3 kg bersubsidi menjadi salah satu penahan laju inflasi pada periode laporan.

Pada triwulan I 2022, tekanan inflasi Provinsi Bengkulu diprakirakan akan menurun dibandingkan dengan periode triwulan sebelumnya. Penurunan tekanan inflasi sejalan normalisasi menurunnya level konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan dan angkutan udara pasca berlalunya HBKN Nataru. Selain itu, belum terealisasinya pengerjaan proyek infrastruktur pada awal tahun turut mendorong penurunan tekanan inflasi bahan bangunan pada triwulan I 2022.

 

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) di Provinsi Bengkulu masih terjaga di tengah pulihnya pertumbuhan perekonomian di Provinsi Bengkulu. Membaiknya kondisi ekonomi terkonfirmasi dengan perbaikan kinerja kredit bank dan penurunan NPL. Perbaikan pembiayaan daerah terjadi pada komponen kredit rumah tangga dan kredit korporasi sejalan dengan perbaikan daya beli masyarakat dan kinerja penjualan korporasi. Lebih lanjut, kinerja perbankan syariah dan kredit UMKM juga terjaga, hal ini tercermin dari pangsa pasar yang terus mengalami pertumbuhan.

Peningkatan level konsumsi juga tercermin dari meningkatnya permintaan kredit rumah tangga pada triwulan laporan. Penyaluran kredit rumah tangga tercatat meningkat disertai penurunan risiko kerentanan disebabkan akselerasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2021. Lebih lanjut, Non-Performing Loan (NPL) komponen kredit pada triwulan IV 2021 masih berada pada level yang terkendali.

Kondisi korporasi di Provinsi Bengkulu relatif meningkat pada triwulan laporan didorong peningkatan kinerja penjualan domestik. Pertumbuhan penyaluran kredit korporasi pada triwulan laporan terakselerasi/meningkat sejalan dengan meningkatnya kinerja penjualan domestik. Hal ini terkonfirmasi dari hasil liaison yang dilakukan kepada beberapa korporasi di Bengkulu yang menyatakan adanya peningkatan kinerja penjualan selama periode laporan. Di sisi lain, menurunnya risiko kredit korporasi perlu terus dicermati seiring peningkatan NPL pada kredit modal kerja dan kredit investasi. Lebih lanjut, perlu diwaspadai risiko kredit korporasi yang melebihi batas threshold kewajarannya sebesar 5% yang didorong tingginya risiko NPL kredit modal kerja dan investasi, masing-masing sebesar 8,34% dan 25,12%.

Kinerja perbankan syariah di Provinsi Bengkulu relatif meningkat pada triwulan IV 2021 seiring peningkatan jumlah pembiayaan. Pangsa pasar perbankan syariah berada pada kisaran 7,53% lebih tinggi dibandingkan rata–rata nasional yang berada di bawah kisaran 5%. Namun demikian intermediasi perbankan syariah mengalami penurunan tercermin dari Financing to Deposit Ratio (FDR) pada triwulan laporan tercatat sebesar 144,92% atau menurun dari triwulan sebelumnya sebesar 154,87%.

 

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Perbaikan ekonomi di Provinsi Bengkulu pada Triwulan IV 2021 menunjukkan kondisi yang semakin baik. Hal ini terindikasi dari permintaan uang tunai masyarakat yang semakin tinggi. Perbankan melakukan penarikan uang tunai pada triwulan IV 2021 sebesar Rp2.16 triliun, atau 44% lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp1.5 triliun. Sementara itu, setoran masyarakat pada periode yang sama tercatat hanya sebesar Rp1.07 triliun sehingga Provinsi Bengkulu membukukan net ouflow sebesar Rp1.09 triliun. Kondisi net outflow menandakan masyarakat semakin optimis dengan kondisi perekonomian kedepan sehingga porsi belanja masyarakat lebih besar dibandingkan untuk motif simpanan dan berjaga-jaga.

Tren transformasi digital yang semakin menguat berimbas pada berkurangnya transaksi menggunakan kliring warkat debet di triwulan IV 2021. Secara nominal, nilai transaksi SKNBI pada triwulan IV mengalami penurunan sebesar 2,07% (qtq) dari Rp279 miliar pada triwulan III menjadi Rp273 miliar pada periode triwulan laporan.  Tercatat penggunaan kliring warkat debet pada triwulan IV sebanyak 6.075 lembar. Penggunaan kliring warkat debet pada triwulan ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dibanding kuartal sebelumnya yang mencatat penggunaan sebanyak 6.000 lembar. Meskipun penyelesaian transaksi dilakukan secara non tunai, transaksi kliring warkat debet membutuhkan penyerahan fisik bilyet/giro sehingga penggunannya masih terbatas di masa pandemi ini.

Setelah mengalami penurunan di triwulan III 2021, transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) menunjukkan pertumbuhan pada triwulan IV 2021 sejalan dengan perbaikan ekonomi Provinsi Bengkulu. Pada triwulan IV 2021, jumlah transaksi RTGS  mengalami peningkatan sebesar 77,96% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Tercatat transaksi RTGS pada triwulan sebelumnya hanya sebesar 744 transaksi yang kemudian meningkat menjadi 1.324 transaksi pada periode triwulan IV 2021.

Kondisi ekonomi yang membaik mendorong masyarakat mengurangi penggunaan kartu kredit dan lebih banyak menggunakan kartu ATM/debit. Pada triwulan IV 2021,  kemampuan masyarakat untuk mengurangi penggunaan kartu kredit mulai meningkat. Kondisi ini terlihat dari nilai outstanding kartu kredit Provinsi Bengkulu yang berkurang sebesar -28,13% (yoy). Rata-rata transaksi kartu kredit perbulan Pada Triwulan IV 2021 sebanyak 11.820 transaksi, atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 68.666 transaksi. Nilai total transaksi kartu kredit pada triwulan IV 2021 juga mengalami penurunan signifikan dari Rp59 miliar/bulan menjadi Rp9,5 miliar/bulan. Berbanding terbalik dengan kartu kredit, Penggunaan Alat Pembayaran Berbasis Kartu melalui kartu ATM/Debet di Bengkulu tumbuh meningkat sejalan dengan kondisi ekonomi yang membaik pada triwulan IV 2021. Jumlah kartu ATM dan kartu debet yang beredar meningkat sebanyak 95 ribu kartu.  90% proporsi kartu yang beredar di Bengkulu merupakan kartu debet.

Program QRIS 12 juta merchant dan kegiatan kampanye uang elektronik yang dilakukan oleh penyelenggara jasa sistem pembayaran mendorong pengguna uang elektronik di Provinsi Bengkulu  mencapai 374.243 akun. Pengguna akun uang elektronik mengalami pertumbuhan di sepanjang tahun 2021 ditutup dengan pertumbuhan sebesar 9,89% pada triwulan IV 2021. Dana floating atau dana yang tersimpan dalam   uang elektronik masih menunjukkan pertumbuhan yang sehat dari Rp12,1 miliar menjadi Rp14,5 miliar (19,47% qtq).

 

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Bengkulu menunjukan perbaikan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. TPT Provinsi Bengkulu tercatat menunjukkan penurunan dari 4,07% pada Agustus 2020 menjadi 3,65% pada Agustus 2021. Jumlah pengangguran Provinsi Bengkulu pada Agustus 2021 tercatat sebanyak 38.745 orang atau menurun -13,05% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 43.801 orang. Penurunan angka pengangguran sejalan dengan perbaikan aktivitas ekonomi pasca gelombang peningkatan kasus pandemi COVID-19. Keberlanjutan program vaksinasi juga mendorong perbaikan kondisi tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Bengkulu. Program vaksinasi mendorong keyakinan para pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas usahanya, sehingga meningkatkan kebutuhan rekrutmen pegawai baru.

Pulihnya aktivitas perekonomian yang terdampak pandemi COVID-19 mendorong penurunan tingkat kemiskinan di Provinsi Bengkulu. Berdasarkan data BPS pada periode September 2021 persentase penduduk miskin di Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 14,43%, turun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 15,30%. Persentase penduduk miskin Provinsi Bengkulu menjadi yang tertinggi ketujuh secara nasional.

 

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Perekonomian Bengkulu pada triwulan II 2022 diprakirakan akan mengalami akselerasi dibandingkan dengan triwulan I 2022. Peningkatan ekspektasi masyarakat seiring dengan progress vaksinasi yang diperkirakan mencapai herd imunity  serta momen puasa Ramadhan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) akan mendorong peningkatan level konsumsi masyarakat. Meski demikian, terdapat risiko downside effect adanya peningkatan kasus COVID-19 yang berpotensi akan menahan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2022.

Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu tahun 2022 diprakirakan akan menguat dibandingkan dengan tahun 2021. Tren perbaikan ekonomi global dan nasional diperkirakan akan menjadi faktor pendorong utama membaiknya ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun 2022. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun 2022 diperkirakan akan bersumber dari konsumsi RT serta Pemerintah, kegiatan ekspor, dan investasi. Dari sisi lapangan usaha, dorongan pertumbuhan ekonomi akan bersumber dari lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan; dengan didukung oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor; serta lapangan usaha industri pengolahan.

Pada triwulan II 2022, tekanan harga di Provinsi Bengkulu diprakirakan meningkat dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya. Peningkatan konsumsi masyarakat seiring momen puasa Ramadhan dan HBKN Idul Fitri, diperkirakan menjadi faktor utama pendorong tingginya tekanan harga pada  triwulan II 2022. Lebih lanjut, proses perbaikan ekonomi yang terjadi pada triwulan II 2022 juga diperkirakan akan mendorong daya beli masyarakat yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan risiko tekanan inflasi Bengkulu. Capaian progress vaksinasi juga diperkirakan akan mendorong ekspektasi konsumsi masyarakat pada triwulan II 2022. Namun demikian, pasokan komoditas pangan yang terjaga seiring penerapan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan sejumlah daerah akan menjadi faktor penahan tekanan inflasi pada triwulan II 2022.

Tekanan inflasi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2022 diprakirakan meningkat namun tetap dalam sasaran inflasi nasional 3±1%. Sumber kenaikan inflasi pada tahun 2022 berasal dari kenaikan cukai rokok, yang akan ditransmisikan secara gradual sepanjang tahun, melalui kenaikan harga rokok kretek, rokok kretek filter, dan rokok putih. Selanjutnya, sumber kenaikan inflasi lainnya diprakirakan berasal dari gejolak harga pangan. Tekanan harga pada kelompok komoditas ini akan dipengaruhi oleh kondisi neraca pangan Provinsi Bengkulu yang saat ini mengalami defisit.

Lampiran
Kontak
​Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​​Provinsi Bengkulu
Halaman ini terakhir diperbarui 3/11/2022 8:13 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga