PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
Ekonomi Provinsi Bengkulu mencatatkan pertumbuhan yang menguat pada triwulan II 2024 jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secara umum, kondisi tersebut dipengaruhi oleh peningkatan permintaan serta mobilisasi masyarakat pada momen HBKN Idul Fitri dan Idul Adha, perbaikan persepsi investor pasca wait and see pada periode pemilu di awal tahun 2024, dan peningkatan kinerja Lapangan Usaha Pertanian karena masuknya masa panen komoditas tabama dan berakhirnya masa trek kelapa sawit.
Dari sisi pengeluaran, Konsumsi Rumah Tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menjadi komponen yang mengalami peningkatan. Namun demikian, perlambatan Konsumsi Pemerintah dan Ekspor menahan ekonomi untuk dapat tumbuh lebih tinggi.
Dari sisi lapangan usaha, mayoritas Lapangan Usaha (LU) utama mengalami peningkatan seperti LU Pertanian, Perdagangan Besar dan Eceran, LU Transportasi dan Pergudangan, LU Konstruksi. Sementara itu, LU Pertambangan dan Penggalian dan LU Industri Pengolahan, dan LU Administrasi Pemerintahan mengalami deselerasi.
KEUANGAN PEMERINTAH
Realisasi belanja APBD seluruh Provinsi Bengkulu triwulan II 2024 meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, khususnya pada belanja operasi dan belanja modal. Lebih lanjut, pertumbuhan positif pada realisasi pendapatan APBD didorong oleh meningkatnya realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Realisasi pendapatan Provinsi Bengkulu hingga triwulan II 2024 tercatat sebesar Rp5.449,70 miliar atau sebesar 45,82% dari pagu. Realisasi pendapatan daerah tersebut tumbuh 60,67% (yoy). Di sisi lain, realisasi belanja sebesar Rp4.941,24 atau 46,61% dari pagu. Realisasi belanja tersebut tumbuh sebesar 32,54% (yoy), didorong oleh meningkatnya belanja operasi dan belanja modal.
Realisasi belanja APBN Provinsi Bengkulu triwulan II 2024 sebesar Rp7.545,81 miliar atau sebesar 46,69% dari pagu. Kinerja belanja APBN di Provinsi Bengkulu tumbuh 14,01% (yoy), didorong oleh transfer ke daerah dan dana desa dengan pangsa 68,61% dan tumbuh 11,44% (yoy). Pertumbuhan belanja APBN juga didorong oleh belanja pemerintah pusat yang tercatat meningkat 20,06% (yoy).
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2024 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini didorong dampak lanjutan pergeseran masa panen tanaman hortikultura dan kebijakan kenaikan cukai hasil tembakau. Selain itu, momen HBKN Idul Fitri dan Idul Adha dan libur cuti bersama mendorong tingginya mobilitas dan permintaan masyarakat.
Tekanan inflasi tahunan pada triwulan II 2024 tercatat meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Tekanan inflasi pada triwulan ini utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan kelompok transportasi. Pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, peningkatan tekanan inflasi disumbang oleh komoditas cabai merah, beras, sigaret kretek mesin (SKM), bawang merah, serta sigaret kretek tangan (SKT). Sementara pada kelompok transportasi, peningkatan disumbang oleh komoditas angkutan udara, mobil, pemeliharaan/service, tarif parkir, serta bensin.
Pada triwulan III 2024, tekanan inflasi Provinsi Bengkulu diprakirakan relatif melandai dibandingkan dengan triwulan II 2024. Hal ini terutama dipengaruhi oleh normalisasi paska HBKN idul Fitri dan Idul Adha, masuknya musim panen tanaman hortikultura pada awal triwulan III serta mulai meratanya pasokan beras hasil panen raya pada triwulan II. Tekanan pada komoditas inti diprakirakan lebih terbatas seiring dampak menguatnya kurs dan normalisasi permintaan dibandingkan periode sebelumnya. Efek tahun ajaran baru pada produk sekunder dan adanya festival juga diprakirakan terbatas.
PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
Kondisi stabilitas sistem keuangan Provinsi Bengkulu pada periode triwulan II 2024 masih menunjukkan kinerja yang baik dari sisi rumah tangga, pelaku usaha, dan perbankan. Intermediasi perbankan menunjukkan peningkatan, dengan didukung ketahanan yang tetap terjaga. Pertumbuhan kredit meningkat yang ditopang oleh kondisi likuiditas perbankan yang memadai seiring peningkatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Kinerja perbankan syariah cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan dana pihak ketiga. Kontribusi tersebut utamanya didorong oleh komponen giro dan deposito. Hal tersebut menggambarkan peningkatan keyakinan masyarakat pada penggunaan produk keuangan syariah.
Pangsa penyaluran kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tercatat meningkat dengan tingkat risiko yang masih terjaga. Dengan kondisi ini, stabilitas sistem keuangan di Provinsi Bengkulu relatif terjaga.
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Aktivitas transaksi tunai di Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2024 cenderung mengalami net outflow. Transaksi non tunai SKNBI mengalami kontraksi, sedangkan APMK debit dan kredit, uang elektronik, dan QRIS menunjukkan tren peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Perluasan ekosistem digital di Provinsi Bengkulu juga terakselarasi yang ditunjukkan oleh peningkatan pengguna QRIS maupun perluasan akusisi merchant.
Terjadi peningkatan aktivitas penarikan uang tunai dari perbankan terlihat dari aktivitas peredaran uang kartal di Provinsi Bengkulu yang mengalami net outflow sebesar Rp1,44 triliun. Pada triwulan II 2024, nilai transaksi melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Provinsi Bengkulu tercatat sebesar Rp146,54 miliar atau terkontraksi 6,39% dibandingkan triwulan I tahun 2024.
Di sisi APMK, secara tahunan jumlah kartu kredit mengalami peningkatan sebesar 9,87% (yoy) diiringi kenaikan volume dan nominal transaksi. Di sisi lain kartu debit mengalami peningkatan jumlah kartu sebesar 10,87% (yoy), sama halnya dengan jumlah uang elektronik mengalami peningkatan sebesar 14,65%.
Transaksi pembelian pada Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) di triwulan II 2024 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023, sedangkan transaksi penjualan cenderung stabil. Lebih lanjut, jenis valuta asing yang paling banyak ditransaksikan oleh masyarakat Provinsi Bengkulu berturut-turut adalah Dollar Amerika Serikat (USD), Dollar Singapura (SGD), dan Ringgit Malaysia (MYR) dari total mata uang yang diperjualbelikan.
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan di Provinsi Bengkulu mengalami perbaikan. Hal tersebut tercermin dengan adanya perbaikan pada kondisi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Nilai Tukar Petani (NTP), serta indikator kemiskinan. Kondisi perbaikan tersebut selaras dengan tren positif pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu.
TPT Provinsi Bengkulu mengalami perbaikan kondisi dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Angka TPT Provinsi membaik dari 3,21% pada Februari 2023, menjadi 3,17% pada Februari 2024.
Nilai Tukar Petani (NTP) melanjutkan tren perbaikan di periode sebelumnya. NTP Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2024 tercatat sebesar 177,29, atau lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 163,83. Selanjutnya, pada Juni 2024 NTP Provinsi Bengkulu juga kembali meningkat pada level 181,17.
Tingkat kemiskinan di Provinsi Bengkulu pada periode Maret 2024 berada pada angka 13,56% atau mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi pada Maret 2023 yang tercatat sebesar 14,04%.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Pada tahun 2024 pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu diprakirakan akan terakselerasi dibandingkan dengan tahun 2023. Kondisi tersebut terutama dipengaruhi oleh akselerasi pertumbuhan konsumsi pemerintah dan tercermin dari pertumbuhan Lapangan Usaha (LU) Pertanian, Kehutanan, Perikanan, dan Lapangan Usaha (LU) Perdagangan Besar dan Eceran. Namun demikian, pertumbuhan lebih lanjut tertahan oleh kinerja PMTB dan ekspor yang diprakirakan mengalami perlambatan.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi pemerintah diprakirakan terakselerasi didorong oleh belanja pemerintah dalam rangka pelaksanaan pemilu tahun 2024. Selanjutnya, dari sisi konsumsi rumah tangga diprakirakan stabil namun terdapat potensi kehati-hatian masyarakat di tengah ketidakpastian global, dan perilaku wait and see pelaku usaha selama periode pemilu berlangsung. Di sisi lain, kinerja PMTB dan ekspor diperkirakan melambat sebagai dampak dari pemilu dan tren penurunan harga batu bara acuan yang diprakirakan masih berlangsung hingga pertengahan 2024. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), akselerasi pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada 2023 terjadi pada LU Pertanian dan Perdagangan.
Dari sisi tekanan harga, inflasi di Provinsi Bengkulu pada 2024 diprakirakan melambat dibandingkan tahun sebelumnya menuju range sasaran inflasi nasional 2,5 ± 1%. Kondisi tersebut didukung oleh peningkatan produksi pangan di daerah nonsentra sejalan program urban farming, penurunan dampak lanjutan penyesuaian harga BBM, dan berbagai upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) guna pengendalian inflasi, termasuk upaya dalam mengantisipasi perubahan cuaca. TPID Provinsi Bengkulu senantiasa mengupayakan beberapa langkah preventif dalam rangka menjaga laju tekanan inflasi agar tetap rendah dan stabil dengan memegang kerangka 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif).