PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
Ekonomi Bengkulu pada triwulan III 2025 tumbuh sebesar 4,56% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Capaian ini juga lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi Sumatera yang tercatat (4,90%) dan dibawah nasional (5,04%). Perlambatan ini dipengaruhi oleh melambatnya kinerja konsumsi RT, Investasi dan ekspor. Namun demikian, perlambatan tertahan perbaikan kinerja sektoral khususnya dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Industri Pengolahan, serta Transportasi dan Pergudangan, yang tetap tumbuh lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi pengeluaran, perlambatan ekonomi dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga akibat normalisasi pasca periode, mudik lebaran, hari libur, cuti bersama, dan Idul Adha, namun perlambatan tertahan oleh pencairan Bantuan Subsidi Upah (BSU) oleh pemerintah. Realisasi kinerja investasi tumbuh terbatas dengan penyerapan belanja modal yang masih dalam proses optimalisasi, serta progres realisasi proyek strategis dan investasi swasta yang terbatas. Adapun kinerja positif ditopang oleh berlanjutnya replanting kelapa sawit dan progres cetak sawah. Kinerja ekspor luar negeri masih terkontraksi yang dipengaruhi oleh menurunnya volume ekspor komoditas batubara (HS27) dan karet (HS40) serta menurunnya aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Pulau Baai. Di sisi lain, kinerja positif sektor pertanian dan industri pengolahan yang mendorong tumbuhnya ekspor antar wilayah menahan kontraksi pertumbuhan yang lebih dalam.
Dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan berasal dari lapangan usaha pertanian, industri pengolahan, dan transportasi. Kinerja pertanian didukung oleh peningkatan produksi padi dan kelapa sawit seiring pelaksanaan panen raya serta berlanjutnya program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) tahap II. Sementara itu, industri pengolahan tumbuh positif seiring meningkatkan pasokan bahan baku kelapa sawit yang mendorong kinerja industri besar dan sedang, khususnya industri pengolahan CPO. Realisasi kinerja lapangan usaha transportasi menguat didukung oleh berlanjutnya tahap kedua revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai dan peningkatan kunjungan wisatawan nusantara selama periode pelaporan. Sementara, LU pertambangan mengalami kontraksi dipengaruhi oleh menurunnya volume produksi batubara dan cuaca ekstrim serta curah hujan tinggi menyebabkan penambang emas mengalami kesulitan dalam berproduksi. LU perdagangan mengalami perlambatan dipengaruhi oleh melemahnya permintaan domestik setelah berakhirnya momentum musiman, Idul Fitri dan libur sekolah yang mendorong konsumsi pada triwulan sebelumnya.
KEUANGAN PEMERINTAH
Kinerja keuangan pemerintah se-Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2025 menunjukan perbaikan dibanding periode sebelumnya, meskipun beberapa komponen fiskal masih membutuhkan akselerasi tercermin dari meningkatnya pendapatan daerah, membaiknya serapan belanja, serta menguatnya penyaluran belanja pemerintah pusat pada semester kedua.
Realisasi pendapatan daerah Provinsi Bengkulu hingga triwulan III 2025 tercatat sebesar Rp7.907,68 miliar, tumbuh 58,18% (yoy). Realisasi tersebut ditopang seiring meningkatnya transfer pusat dan penguatan PAD, khususnya dari pajak dan retribusi.
Realisasi belanja daerah Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2025 mencapai Rp7.190,53 miliar atau sekitar 52% dari pagu anggaran. Realisasi tersebut tumbuh sebesar 16,09% (yoy). Realisasi belanja tersebut terutama didorong oleh akselerasi belanja operasional dan belanja barang/jasa. Sementara, belanja modal masih terkontraksi 11,36% (yoy) dan hibah serta bansos yang juga mengalami penurunan. Realisasi APBN Provinsi Bengkulu mencapai Rp10.693,69 miliar atau sebesar 72,32% dari pagu. Kinerja tersebut meningkat didorong oleh peningkatan intensitas program pemerintah pusat.
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2025 menunjukan peningkatan sebesar 2,57% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,10% (yoy). Kondisi ini dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 2,26% (yoy) dengan komoditas pendorong utama cabai merah.
Komoditas cabai merah menjadi pendorong inflasi utama yang disebabkan oleh hasil panen cabai merah yang mengalami penurunan kualitas dan kuantitas akibat cuaca buruk dan serangan hama pada tanaman cabai yang melanda daerah sentra. Disamping itu, daging ayam ras juga turut mendorong inflasi akibat kenaikan biaya produksi khususnya pakan jagung. Di sisi lain, kenaikan harga emas dunia yang berlanjut serta meningkat sekitar 5,16 (yoy) dibandingkan akhir triwulan II 2025.
Pada triwulan IV 2025, tekanan inflasi Provinsi Bengkulu diprakirakan melandai dibandingkan triwulan III 2025. Hal ini didorong oleh masuknya panen beberapa komoditas hortikultura seperti cabai merah. Di sisi lain, insentif tarif angkutan udara yang diberikan pemerintah pada periode HBKN Nataru turut mempengaruhi penurunan inflasi. Lebih lanjut, berbagai upaya TPID seperti Operasi Pasar, Gerakan Pangan Murah, dan Realisasi Kerjasama Antar Daerah untuk pemenuhan komoditas diprakirakan dapat membantu pengendalian inflasi sesuai target 2,5 + 1%.
PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
Kondisi stabilitas sistem keuangan Provinsi Bengkulu pada periode triwulan III 2025 menunjukkan kinerja yang tetap terjaga terutama sisi rumah tangga, korporasi, dan perbankan secara umum. Intermediasi perbankan tetap terjaga, didukung oleh pertumbuhan kredit yang positif meski melambat dibanding triwulan sebelumnya. Penurunan Loan to Deposit Rasio (LDR) menunjukkan ruang likuiditas yang lebih longgar, dimana tingkat penyaluran kredit Provinsi Bengkulu umumnya jauh lebih tinggi dibanding tingkat penghimpunan dana. Kondisi ini sejalan dengan penyaluran kredit yang kian efektif, menjada rasio Non Performing/Funding tetap rendah.
Kinerja perbankan syariah cenderung menurun disertai dengan penurunan pangsa perbankan syariah. Hal tersebut menggambarkan penggunaan produk keuangan syariah masih perlu ditingkatkan. Pada triwulan III 2025, penyaluran kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tercatat mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya disertai NPL yang terjaga di bawah batas aman NPL.
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Aktivitas transaksi tunai di Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2025 tercatat mengalami net outflow. Transaksi nontunai SKNBI mengalami kontraksi, sedangkan APMK debit dan kredit, uang elektronik, dan QRIS menunjukkan tren peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Perluasan ekosistem digital di Provinsi Bengkulu juga terakselarasi yang ditunjukkan oleh peningkatan pengguna dan volume QRIS maupun perluasan akusisi merchant QRIS.
Transaksi pembelian pada Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) di triwulan III 2025 mengalami peningkatan 2,28% (yoy) atau mencapai Rp2,7 triliun dibandingkan nilai pembelian triwulan III 2024 yang bernilai Rp2,6 triliun. Sementara itu, transaksi penjualan cenderung stabil. Lebih lanjut, jenis valuta asing yang paling banyak ditransaksikan oleh masyarakat Provinsi Bengkulu berturut-turut adalah Dollar Amerika Serikat (USD), Malaysian Ringgit (MYR), dan Saudi Riyal (SAR) dari total mata uang yang diperjualbelikan.
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan di Provinsi Bengkulu menunjukan kenaikan. Hal tersebut tercermin dari perbaikan pada kondisi Nilai Tukar Petani (NTP) serta indikator, kemiskinan. Namun demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menahan perbaikan akibat beberapa perguruan tinggi menggelar wisuda pada periode Juli-Agustus, lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah serta berakhirnya Izin Usaha Pertambangan (IUP) eskplorasi di Provinsi Bengkulu berakhir di Agustus 2025. Kondisi tersebut menyebabkan belum terserapnya angakatan kerja secara optimal. TPT Provinsi Bengkulu mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai Tukar Petani (NTP) melanjutkan tren perbaikan dibandingkan periode sebelumnya, yaitu mencapai sebesar 208,73.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2025 diprakirakan mampu tumbuh positif pada rentang 4,40 – 5,20% (yoy). Prakiraan tersebut ditopang Konsumsi Rumah Tangga (RT) dan Investasi didukung kinerja LU pertanian, LU Perdagangan, LU Industri Pengolahan dan LU transportasi yang tetap solid.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi masih ditopang oleh penyaluran THR HBKN Ramadhan dan Idul Fitri dan, berlanjutnya berbagai bansos, Kebijakan insentif tarif listrik dan tiket pesawat, dan perbaikan harga komoditas pangan, kelapa sawit, dan kopi. Adapun konsumsi pemerintah diprakirakan sedikit melandai sehubungan adanya base effect Pemilu dan Pilkada pada tahun sebelumnya. Sementara itu, kinerja ekspor masih mengandalkan kecepatan proses revitalisasi pelabuhan Pulau Baai. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), akselerasi pertumbuhan ekonomi Bengkulu tahun 2025 bersumber pada kinerja LU Pertanian, LU Perdagangan, LU Industri Pengolahan, dan LU Transportasi. Namun tertahan oleh kinerja LU Konstruksi dan LU Adm Pemerintahan yang diprakirakan akan tumbuh terbatas.
Dari sisi tekanan harga, inflasi di Provinsi Bengkulu pada 2025 diprakirakan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya namun masih dalam rentang sasaran inflasi nasional 2,5±1%. Inflasi diprakirakan dipengaruhi oleh pola musiman konsumsi pada paruh kedua tahun dan risiko pasokan hortikultura selama fase tanam, Sementara itu, berbagai upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) diprakiran mampu menjaga inflasi dalam sasaran nasional.