Realisasi inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali (Kota Denpasar dan Kota Singaraja) pada triwulan III 2023 kembali melandai dan tetap terjaga pada rentang sasaran 3±1% yakni sebesar 2,40% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan II 2023 sebesar 3,08% (yoy). Sebagian besar kelompok komoditas mengalami tekanan inflasi tahunan pada triwulan III 2023, dengan tekanan harga tertinggi berasal dari kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, diikuti dengan kelompok Pendidikan serta Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya. Lebih lanjut, realisasi inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali pada triwulan III 2023 tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,28% (yoy). Selanjutnya pada triwulan IV 2023, tekanan inflasi tahunan diprakirakan akan mengalami peningkatan, terutama didorong oleh meningkatnya inflasi pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali dan kabupaten/kota di Provinsi Bali akan terus menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga agar inflasi Provinsi Bali tahun 2023 dapat terjaga dalam rentang sasaran inflasi nasional sebesar 3±1%.
PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) masih tinggi dan penyaluran kredit semakin menguat. Pemulihan ekonomi dan pariwisata Bali turut mendorong peningkatan DPK masyarakat Bali dan permintaan kredit, serta penurunan risiko kredit. Penyaluran kredit kepada UMKM juga semakin meningkat, terutama pada lapangan usaha pertanian, industri dan perdagangan. Sementara itu, menguatnya pertumbuhan kredit kepada rumah tangga terutama didorong oleh semakin tingginya penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Transaksi sistem pembayaran tunai pada triwulan III 2023 menunjukkan posisi net inflow, terutama disebabkan oleh normalisasi permintaan masyarakat pasca HBKN Idulfitri dan Iduladha, serta periode libur sekolah pada triwulan sebelumnya. Meskipun demikian, posisi inflow yang lebih tinggi masih tertahan oleh HBKN Galungan dan Kuningan. Sementara itu, transaksi pembayaran nontunai di Provinsi Bali melanjutkan tren pertumbuhan positif sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi Provinsi Bali hingga triwulan III 2023. Hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan transaksi pada mayoritas instrumen pembayaran nontunai yakni RTGS, kartu ATM/debit, kartu kredit, dan uang elektronik. Di sisi lain, SKNBI mengalami perlambatan disinyalir karena pergeseran preferensi masyarakat ke opsi pembayaran menggunakan BI-Fast maupun QRIS. Secara umum, tren peningkatan pada transaksi nontunai mengonfirmasi perluasan akseptansi cashless di masyarakat.
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Tingkat kesejahteraan masyarakat Provinsi Bali terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan ekonomi Bali yang tetap terjaga pada Triwulan III 2023. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bali posisi Agustus 2023 semakin menurun, didukung oleh berlanjutnya pembukaan sejumlah lapangan usaha khususnya terkait dengan pariwisata seiring dengan terus meningkatnya kunjungan wisman dan wisnus ke Bali. Lapangan Usaha dengan pertumbuhan serapan tenaga kerja tertinggi pada posisi Agustus 2023 adalah LU Pengadaan Air dan Pengelolaan Sampah, Real Estate, serta Transportasi dan Pergudangan, sementara LU dengan pangsa serapan tenaga kerja terbesar adalah Perdagangan, Pertanian, Industri Pengolahan, Akmamin, dan Konstruksi. Sejalan dengan membaiknya TPT, kondisi kesejahteraan masyarakat di Bali juga menunjukkan peningkatan, yang terlihat dari penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada posisi Maret 2023 serta membaiknya indeks NTP di Bali. Sejalan dengan itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bali tahun 2022 juga menunjukkan tren peningkatan.
PROSPEK PEREKONOMIAN BALI TAHUN 2023
Perekonomian Bali pada tahun 2023 diproyeksikan tumbuh pada rentang 5,00% – 5,80% (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2022 yang tumbuh 4,84% (yoy). Menguatnya pertumbuhan ekonomi Bali terutama didorong oleh meningkatnya aktivitas pariwisata seiring dengan kenaikan jumlah wisatawan yang datang ke Bali. Peningkatan konsumsi RTrumah tangga dan ekspor luar negeri menjadi pendorong ekonomi Bali dari sisi pengeluaran. Sementara itu, dari sisi lapangan usahaLU terutama didorong oleh peningkatan pertumbuhan LU terkait pariwisata, khususnya LU Akmamin dan LU Transportasi.
Pada tahun 2023, tingkat inflasi Provinsi Bali diprakirakan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 3%±1% (yoy), meski terdapat tantangan kenaikan permintaan dan keterbatasan produksi pangan, serta kenaikan harga energi. Ke depan, tetap diperlukan langkah-langkah antisipatif yang strategis, serta kolaborasi antara pemerintahPemerintah, lembaga, dan pelaku usaha, dalam menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga, terutama komoditas pangan strategis.