PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN IV 2022 DAN KESELURUHAN TAHUN 2022
Perekonomian Bali pada triwulan IV 2022 tercatat masih tumbuh meskipun melandai dibandingkan triwulan sebelumnya. Ekonomi Provinsi Bali tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,61% (yoy), melambat dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,10% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan IV 2022 ditopang oleh meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik yang didorong acara puncak KTT G20 Presidential Summit serta berlangsungnya HBKN Natal dan tahun baru. Selain itu, sejalan dengan semakin meningkatnya kepercayaan global terhadap kualitas pengendalian penyebaran pandemi COVID-19, jumlah maskapai yang kembali membuka rute penerbangan langsung ke Bali juga semakin meningkat. Hal ini didukung pula dengan sejumlah pelonggaran kebijakan yang memberikan iklim positif bagi industri pariwisata di Provinsi Bali. Dari sisi komponennya, perlambatan sisi pengeluaran terutama terjadi pada konsumsi rumah tangga (RT) dan ekspor jasa, sedangkan peningkatan pertumbuhan masih terjadi untuk sisi investasi dan konsumsi pemerintah. Sementara dari sisi Lapangan Usaha (LU) perlambatan terutama terjadi pada LU Pertanian, LU Industri Pengolahan, LU Konstruksi, LU Perdagangan, dan LU Penyediaan Akmamin, sedangkan peningkatan pertumbuhan terutama terjadi pada LU Transportasi dan LU Administrasi Pemerintahan.
Secara keseluruhan 2022, kinerja perekonomian Bali terus meningkat didorong sejumlah kebijakan yang memberikan stimulus positif terhadap sektor terkait pariwisata ditengah kasus COVID-19 yang semakin melandai. Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi tahun 2022 juga didukung oleh terus berlanjutnya proyek-proyek konstruksi seiring dengan berlanjutnya pembangunan sejumlah proyek strategis, terutama untuk mendukung kesuksesan pelaksanaan event KTT
PERKEMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH
Perbaikan kinerja fiskal Provinsi Bali tercermin dari total realisasi belanja pemerintah (total APBD dan APBN) yang mencapai Rp44,19 triliun atau tumbuh sebesar 2,72% (yoy) pada tahun 2022, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp43,02 triliun. Hal ini didorong oleh peningkatan realisasi belanja APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota yang digunakan untuk pembiayaan program-program daerah di Provinsi Bali. Lebih lanjut, realisasi total pendapatan fiskal di Provinsi Bali tercatat sebesar Rp36,36 triliun, meningkat sebesar 21,16% (yoy) dibandingkan triwulan pada tahun sebelumnya yang dipengaruhi oleh meningkatnya kinerja Pendapatan Asli Daerah (PAD) sepanjang triwulan laporan. Hal ini juga sejalan dengan upaya dan kolaborasi Pemerintah Daerah dalam mendorong optimalisasi pendapatan daerah melalui perluasan metode pembayaran pajan dan/atau retribusi, intensifikasi pajak daerah, dan sebagainya.
PERKEMBANGAN INFLASI
Realisasi inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali pada triwulan IV 2022 tercatat sebesar 6,20% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan III 2022 sebesar 6,85% (yoy). Sebagian besar kelompok komoditas mengalami tekanan inflasi tahunan pada triwulan IV 2022, dengan tekanan harga tertinggi berasal dari kelompok Transportasi, diikuti oleh kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga. Lebih lanjut, realisasi inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali pada triwulan IV 2022 jugra lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi Nasional yang tercatat sebesar 5,51% (yoy). Selanjutnya pada triwulan I 2023, tekanan inflasi diprakirakan mengalami penurunan, terutama didorong oleh melandainya inflasi pada kelompok Makanan Minuman dan Tembakau, kemudian kelompok Transportasi, dan kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali dan kabupaten/kota di Provinsi Bali akan terus menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga agar inflasi Provinsi Bali tahun 2023 dapat terus menurun mendekati sasaran inflasi nasional sebesar 3±1%.
PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN
Tingkat intermediasi perbankan pada triwulan IV 2022 terpantau membaik dibandingkan triwulan sebelumnya dengan risiko kredit yang tetap terjaga. Pertumbuhan positif ini didorong oleh peningkatan kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit di Provinsi Bali seiring dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi Bali, pelaksanaan event internasional KTT G20 yang turut mengakselerasi perputaran ekonomi di Bali, serta tren meningkatnya kunjungan wisatawan domestik pada periode HBKN Natal dan tahun baru. Kinerja pembiayaan UMKM dalam tren perbaikan seiring dengan semakin pulihnya kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang mendorong pemulihan aktivitas dunia usaha disertai dengan berbagai program stimulus yang diberikan oleh pemerintah bagi pelaku usaha kategori kecil dan menengah.
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Sebagian besar mekanisme sistem pembayaran di Provinsi Bali melanjutkan tren pertumbuhan sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi Provinsi Bali hingga triwulan IV 2022. Transaksi RTGS, SKNBI, Kartu ATM/Debit, dan Uang Elektronik mengalami pertumbuhan, sementara transaksi menggunakan Kartu kredit mengalami kontraksi. Tren pertumbuhan positif pada media transaksi non-tunai didukung peningkatan tren transaksi cashless di masyarakat khususnya pada era new normal pasca pandemi COVID-19, sementara aliran uang kartal perbankan juga menunjukkan posisi outflow. Hal ini diprakirakan terjadi seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat khususnya pada momen HBKN Natal dan tahun baru serta pelaksanaan MICE event KTT G20, serta didorong dengan peluncuran uang emisi tahun 2022 yang memberikan stimulus peningkatan permintaan uang kartal di masyarakat.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali berkomitmen menjaga kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun non-tunai. Bentuk upaya yang dijalankan demi menunjukkan komitmen tersebut di antaranya layanan kas untuk penyetoran dan penukaran uang perbankan baik secara langsung di kantor Bank Indonesia maupun menyediakan layanan di tempat publik seperti pasar, penerapan clean money policy serta sosialisasi dan experience user QRIS di berbagai kegiatan.
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bali pada Agustus 2022 semakin menurun, didukung oleh pembukaan kembali kegiatan usaha di tengah aktivitas pariwisata yang semakin membaik. Perbaikan TPT juga tercermin pada tren job vacancy index yang kian membaik. LU dengan pertumbuhan serapan tenaga kerja tertinggi adalah LU terkait Pariwisata, khususnya LU Akmamin dan LU Transportasi, sementara LU dengan pangsa serapan tenaga kerja terbanyak adalah LU Perdagangan, menggeser dominasi LU Pertanian.
Sejalan dengan membaiknya TPT, kondisi kesejahteraan masyarakat di Bali juga menunjukkan peningkatan, yang terkonfirmasi dari penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), serta membaiknya indeks Nilai Tukar Petani (NTP) di Bali. Sejalan dengan itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bali tahun 2021 juga menunjukkan peningkatan.
PROSPEK PEREKONOMIAN BALI TAHUN 2023
Perekonomian Bali pada tahun 2023 diprakirakan tumbuh pada kisaran 4,50% – 5,30% (yoy), berpotensi meningkat dibandingkan tahun 2022 yang tumbuh 4,84% (yoy). Ekonomi Bali diproyeksikan tumbuh lebih tinggi terutama seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara. Dari sisi pengeluaran, meningkatnya konsumsi rumah tangga dan investasi yang masuk ke Bali juga turut mendorong peningkatan ekonomi Bali pada periode berjalan. Sementara dari sisi Lapangan Usaha, LU Perdagangan; Konstruksi; dan Pertanian diprakirakan menjadi LU yang tumbuh terakselerasi dan mendorong naiknya pertumbuhan ekonomi Bali.
Sejalan dengan ekonomi Provinsi Bali yang diprakirakan tumbuh positif pada 2023, tekanan inflasi Bali diproyeksikan terjaga dalam rentang sasaran inflasi nasional 3%±1% (yoy). Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah strategis dan antisipatif untuk mencegah peningkatan tekanan harga lebih lanjut sehingga kenaikan tekanan inflasi hingga akhir tahun dapat dikendalikan.