PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II 2023
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan II 2023 tetap terjaga, meski melambat dari 6,09% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 5,60% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II 2023 ditopang oleh kinerja lapangan usaha (LU) terkait pariwisata yang tumbuh kuat seiring perayaan Hari Besar Keagamaan Negara (HBKN) Idulfitri dan Iduladha, penambahan jumlah cuti bersama, serta libur akademik tengah tahun. Perbaikan kinerja LU Konstruksi turut menopang pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan laporan. Meskipun demikian, melambatnya pertumbuhan ekonomi Bali dibandingkan triwulan sebelumnya terjadi akibat
base effect lonjakan pemulihan ekonomi yang mulai terjadi pada triwulan II tahun 2022. Melambatnya kinerja perekonomian Bali juga dipengaruhi oleh kontraksi LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan seiring dengan terjadinya kegagalan panen pada sejumlah komoditas hortikultura. Dari sisi permintaan, kinerja total konsumsi pada triwulan II 2023 tetap kuat meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, ditopang oleh pertumbuhan konsumsi Pemerintah. Di sisi lain, kinerja konsumsi rumah tangga (RT) melambat akibat pergeseran perayaan HBKN tahunan di Bali menjadi triwulan III 2023.
PERKEMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH
Kinerja fiskal Provinsi Bali tercermin dari realisasi belanja Pemerintah mencapai Rp23,84 triliun atau tumbuh 15,59% (yoy) pada triwulan II 2023, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp20,62 triliun. Hal ini didorong oleh peningkatan realisasi belanja APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota yang digunakan untuk pembiayaan program-program daerah di Provinsi Bali. Realisasi total pendapatan di Provinsi Bali tercatat sebesar Rp24,07 triliun pada triwulan II 2023, tumbuh sebesar 35,59% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Hal ini juga sejalan dengan upaya dan kolaborasi Pemerintah Daerah dalam mendorong optimalisasi pendapatan daerah melalui perluasan metode pembayaran pajak dan/atau retribusi, intensifikasi pajak daerah, dan sebagainya.
PERKEMBANGAN INFLASIInflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali pada triwulan II 2023 tercatat sebesar 3,08% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan I 2023 sebesar 5,46% (yoy), dengan tekanan harga tertinggi terindikasi berasal dari kelompok Transportasi, diikuti dengan kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga. Ke depan, tekanan inflasi diproyeksikan cenderung mengalami penurunan seiring dengan berlanjutnya upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali dan kabupaten/kota di Provinsi Bali dalam menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga.
PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN
Tingkat intermediasi perbankan provinsi Bali pada triwulan II 2023 terpantau tetap baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Berlanjutnya pemulihan ekonomi Bali turut mendukung peningkatan kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit yang tumbuh meningkat di Bali, dengan risiko kredit yang tetap terjaga. Kinerja pembiayaan UMKM juga tetap kuat seiring dengan semakin pulihnya kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang mendorong pemulihan aktivitas dunia usaha. Perkembangan tersebut turut didukung berbagai program stimulus yang diberikan oleh Pemerintah bagi pelaku usaha kategori kecil dan menengah.
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Transaksi sistem pembayaran tunai di Provinsi Bali menunjukkan aliran uang kartal perbankan pada posisi net outflow ke Bank Indonesia. Selanjutnya, transaksi sistem pembayaran non tunai di Provinsi Bali yakni RTGS, Kartu ATM/Debit, Kartu Kredit dan Uang Elektronik melanjutkan tren pertumbuhan sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi Provinsi Bali hingga triwulan II 2023. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali berkomitmen menjaga kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun non-tunai melalui berbagai program strategis, seperti Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Ffitri (SERAMBI)" dan program “QRIS in One Island" yang melibatkan berbagai stakeholder dan komunitas masyarakat.
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Tingkat kesejahteraan masyarakat Bali terus menunjukkan tren perbaikan. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bali pada Februari 2023 semakin menurun, didukung oleh berlanjutnya pembukaan sejumlah lapangan usaha khususnya terkait dengan pariwisata, dimana LU dengan pangsa serapan tenaga kerja terbesar adalah Perdagangan, Pertanian, Industri Pengolahan, Akmamin, dan Konstruksi. Sejalan dengan membaiknya TPT, kondisi kesejahteraan masyarakat di Bali pada semester I 2023 juga menunjukkan peningkatan yang terkonfirmasi dari penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) serta membaiknya indeks NTP di Bali. Kemudian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bali tahun 2022 juga menunjukkan tren peningkatan.
PROSPEK PEREKONOMIAN BALI TAHUN 2023
Perekonomian Bali pada tahun 2023 diproyeksikan tumbuh pada rentang 5,00% – 5,80% (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2022 yang tumbuh 4,84% (yoy). Ekonomi Bali diprakirakan tumbuh lebih tinggi sejalan dengan makin meningkatnya aktivitas pariwisata di Provinsi Bali. Dari sisi pengeluaran, menguatnya pertumbuhan konsumsi RT dan konsumsi Pemerintah serta pertumbuhan ekspor LN yang tetap kuat akan menjadi jangkar pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2023. Kemudian dari sisi lapangan usaha, LU terkait pariwisata khususnya LU Akmamin dan LU Transportasi akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Bali, diikuti dengan LU Perdagangan dan Konstruksi yang diprakirakan juga tetap kuat meski tidak setinggi tahun 2022.
Tekanan inflasi Bali diproyeksikan akan semakin terjaga dan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya dan berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 3%±1% (yoy). Ke depan tetap diperlukan langkah-langkah antisipatif yang strategis serta kolaborasi antara pemerintah, lembaga, dan pelaku usaha, guna mencegah terjadinya lonjakan tekanan harga lebih lanjut sehingga kenaikan tekanan inflasi hingga akhir tahun dapat dikendalikan.