PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
Pemulihan ekonomi Bali terus menunjukkan penguatan hingga triwulan II 2022. Ekonomi Bali tumbuh sebesar 3,04% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,46% (yoy). Perbaikan sejalan dengan pemulihan kinerja pariwisata yang didukung oleh berlanjutnya relaksasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), serta relaksasi persyaratan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) dan persyaratan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Selain itu, momentum liburan Hari Raya Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan musim liburan sekolah, serta penyelenggaraan berbagai event strategis di Bali juga berperan dalam mendorong perbaikan ekonomi. Dari sisi pengeluaran, peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali terutama bersumber dari kinerja ekspor luar negeri dan konsumsi rumah tangga (RT), sedangkan dari sisi Lapangan Usaha (LU) terutama didorong oleh peningkatan kinerja LU Akmamin, Transportasi, dan Konstruksi.
PERKEMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH
Anggaran belanja dan transfer Pemerintah (APBD dan APBN) di Provinsi Bali selama triwulan II 2022 tercatat sebesar Rp13,03 Triliun, turun -0,71% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Penurunan realisasi belanja terutama disebabkan oleh masih rendahnya realisasi belanja APBN yang mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan triwulan II 2021. Meskipun demikian, realisasi belanja APBD tingkat provinsi maupun akumulasi kabupaten/kota pada periode laporan tercatat meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, realisasi pendapatan daerah se-Bali secara agregat tercatat menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, jika ditinjau dari persentase realisasi terhadap pagu, maka persentase realisasi pendapatan total pemerintah daerah di Bali pada triwulan II 2022 lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2021.
PERKEMBANGAN INFLASI
Realisasi inflasi Provinsi Bali pada triwulan II 2022 tercatat sebesar 5,75% (yoy), lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi pada triwulan I 2022 yang tercatat sebesar 2,41% (yoy) maupun triwulan II 2021 yang sebesar 0,58% (yoy). Inflasi Provinsi Bali pada triwulan II 2022 didorong oleh naiknya tekanan harga pada hampir semua kelompok barang. Lebih lanjut, realisasi inflasi Bali triwulan II 2022 juga tercatat lebih tinggi daripada realisasi inflasi Nasional yaitu sebesar 4,35% (yoy). Pada triwulan III 2022, tekanan inflasi diprakirakan semakin meningkat, terutama disebabkan oleh meningkatnya permintaan karena adanya momentum liburan musim panas dan liburan sekolah, meningkatnya harga komoditas global, kenaikan tarif PPN menjadi 11%, kenaikan tarif dasar listrik serta adanya kebijakan spasial di Kota Denpasar yang menaikkan tarif PDAM. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali dan kabupaten/kota di Provinsi Bali akan terus mengawal pergerakan harga sehingga inflasi agar hingga akhir tahun tetap berada dalam sasaran nasional 3±1% (yoy).
PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN
Intermediasi perbankan pada triwulan II 2022 membaik dibandingkan triwulan sebelumnya dengan risiko kredit yang terjaga. Perbaikan tercermin dari peningkatan kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) maupun penyaluran kredit seiring dengan berlanjutnya tren pemulihan ekonomi Bali di tengah demand pariwisata yang kian meningkat. Sejalan dengan itu, kinerja pembiayaan UMKM juga menunjukkan perbaikan didorong oleh meningkatnya permintaan sejalan dengan pemulihan aktivitas dunia usaha serta dukungan program pemerintah.
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Perkembangan seluruh indikator sistem pembayaran di Provinsi Bali menunjukkan peningkatan sejalan dengan pemulihan ekonomi Provinsi Bali yang terus berlanjut pada triwulan II 2022 ini. Kinerja transaksi pada kanal RTGS, SKNBI, Kartu ATM/Debit dan Kartu Kredit mengalami peningkatan. Demikian pula pada transaksi Uang Elektronik (UE) yang mampu tumbuh positif yang mengkonfirmasi berlanjutnya tren pergeseran kebiasaan bertransaksi masyarakat menjadi lebih cashless. Sementara itu, aliran uang kartal perbankan menunjukkan posisi outflow. Hal ini sesuai dengan pola historis saat adanya perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti misalnya Idul Fitri dan Galungan Kuningan yang akan mendorong kenaikan permintaan uang di masyarakat.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali berkomitmen menjaga kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun non-tunai utamanya di masa pandemi COVID-19 yang membatasai kontak langsung. Bentuk upaya-upaya yang dijalankan demi menunjukkan komitmen tersebut seperti misalnya layanan kas untuk penyetoran dan penukaran uang perbankan, penerapan clean money policy, sosialisasi penggunaan QRIS. Berkaitan dengan elektronifikasi transaksi, Provinsi Bali memiliki pencapaian yang cukup baik terlihat dari Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah (IETPD) dimana 9 dari 10 Pemda di Bali telah berada pada tahap digital. Capain lainnya dapat terlihat dari berbagai penghargaan yang diperoleh Pemda pada tahun 2022 yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama antara Pemda setempat dan TP2DD yang gencar mendorong elektronifikasi transaksi.
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bali pada Februari 2022 terus menurun dan lebih rendah dibandingkan TPT Nasional didukung oleh semakin tingginya serapan tenaga kerja yang terkonfirmasi peningkatan Job Vacancy Index. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, LU dengan serapan tenaga kerja tertinggi di Provinsi Bali adalah LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, LU Perdagangan Besar dan Eceran, serta LU Industri Pengolahan.
Sejalan dengan membaiknya TPT, kondisi kesejahteraan masyarakat di Bali juga menunjukkan peningkatan, yang terkonfirmasi dari penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), serta membaiknya indeks Nilai Tukar Petani (NTP) di Bali. Sejalan dengan itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bali tahun 2021 juga menunjukkan peningkatan.
PROSPEK PEREKONOMIAN BALI TAHUN 2022
Perekonomian Bali pada tahun 2022 diprakirakan tumbuh pada kisaran 3,80% – 4,60% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang masih mengalami kontraksi sebesar -2,47% (yoy). Kunjungan wisatawan nusantara diprakirakan akan menjadi penopang pemulihan sektor pariwisata Bali sepanjang tahun 2022. Selain itu, perhelatan event berskala nasional dan internasional diprakirakan akan mendorong perbaikan sektor pariwisata Bali. Dari sisi pengeluaran, perbaikan ekonomi Bali tahun 2022 terutama bersumber dari konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor di tengah perbaikan konsumsi pemerintah yang masih terbatas. Dari sisi lapangan usaha, pemulihan terutama didorong oleh LU Akmamin, LU Transportasi, LU Perdagangan dan LU Konstruksi.
