Perkembangan Ekonomi Daerah
Pada triwulan IV 2022 ekonomi Aceh tumbuh sebesar 5,60% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,51% (yoy). Pada sisi permintaan, pertumbuhan didorong oleh peningkatan Konsumsi Pemerintah dan Impor Luar Negeri. Sementara pada sisi lapangan usaha, pertumbuhan ditopang oleh peningkatan Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Lapangan Usaha Industri Pengolahan, serta Lapangan Usaha Perdagangan. Pada keseluruhan tahun 2022, ekonomi Aceh tumbuh sebesar 4,21% (yoy) lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 2,79% (yoy). Pertumbuhan tersebut didorong oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor luar negeri.
Perkembangan Keuangan Daerah
Kinerja keuangan daerah pada triwulan IV 2022 secara umum mengalami akselerasi, utamanya didorong oleh kenaikan realisasi anggaran APBD. Di sisi lain, realisasi belanja dan pendapatan APBN juga mengalami peningkatan baik secara nominal maupun persentase. Realisasi Belanja Pemerintah Daerah melalui alokasi APBA dan APBK hingga triwulan IV 2022 mencapai 82,17% dari total pagu belanja (Rp44,78 triliun) atau sebesar Rp29,08 triliun, realisasi tumbuh 6,62% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perkembangan Inflasi Daerah
Pada triwulan IV 2022 inflasi Aceh lebih terkendali didorong oleh terkendalinya inflasi kelompok makanan. Lebih lanjut pada triwulan I 2023, laju inflasi Aceh diperkirakan akan melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya, seiring dengan deflasi pada beberapa komoditas pangan dan upaya pengendalian inflasi yang gencar dilakukan di Provinsi Aceh. Kendati demikian, terdapat potensi kenaikan biaya yang dapat mendorong kenaikan harga, salah satunya bersumber dari UMP Aceh yang mengalami peningkatan pada awal tahun 2023 sebesar 7,8%.
Stabilitas Keuangan Daerah dan Pengembangan Akses Keuangan UMKM
Stabilitas Sistem Keuangan Provinsi Aceh pada triwulan IV 2022 tetap terjaga, yang tercermin dari indikator Dana Pihak Ketiga (DPK), Pembiayaan, dan Non Performing Financing (NPF). DPK pada triwulan laporan tercatat Rp40,09 T dan NPF berdasarkan lokasi bank sebesar 1,53%. Financing to Deposit Ratio pun meningkat seiring pembiayaan yang meningkat, terutama untuk jenis penggunaan investasi sektor prioritas.
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah
Selama triwulan IV 2022, perkembangan sistem pembayaran secara konsisten berjalan lancar dalam menopang pemulihan perekonomian Provinsi Aceh. Sistem pembayaran tunai berjalan sesuai dengan pola historisnya dimana terdapat peningkatan pada outflow dan inflow pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara sistem pembayaran nontunai, baik nilai besar maupun ritel, terus menunjukkan tren peningkatan. Di sisi lain, penggunaan kartu ATM/debit dan Uang Elektronik tumbuh positif pada triwulan laporan.
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) periode berjalan mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Namun berbanding terbalik pada aspek kemiskinan yang menunjukkan peningkatan persentase. Jika dibandingkan dengan seluruh provinsi di Sumatera, TPT Aceh berada pada urutan keempat, sedangkan kemiskinan masih berada pada peringkat pertama.
Prospek Perekonomian
Kinerja perekonomian Aceh pada tahun 2023 diperkirakan tumbuh 3,20%-3,70%(yoy) atau lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (4,21%, yoy). Kondisi tersebut diperkirakan oleh normalisasi ekspor luar negeri yang sudah tumbuh tinggi pada periode-periode sebelumnya. Laju inflasi tahun 2022 diperkirakan berada di atas sasaran inflasi nasional sebesar 3±1%, dengan perkiraan peningkatan inflasi didorong oleh bahan-bahan makanan.