Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan

3/8/2023 12:00 AM
Hits: 464

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2023

Kalimantan Selatan
Triwulan

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO KALIMANTAN SELATAN

Pada triwulan IV 2022, perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan kembali tumbuh positif 5,32% (yoy), meski melambat dibandingkan triwulan III 2022 yang tumbuh sebesar 5,64% (yoy). Dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama bersumber dari lapangan usaha (LU) Pertambangan yang termoderasi sejalan dengan produksi batu bara yang lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya di tengah harga batu bara yang tumbuh melambat. Dari sisi pengeluaran, perlambatan terutama bersumber dari konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan net ekspor sejalan dengan termoderasinya permintaan dari negara mitra dagang utama dan dampak dari penyesuaian subsidi  BBM.

Untuk keseluruhan 2022, pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Peningkatan kinerja perekonomian tersebut ditopang oleh tetap kuatnya permintaan eksternal di tengah berlanjutnya konflik Rusia – Ukraina, pasokan batu bara dan crude palm oil (CPO) untuk kebutuhan dalam negeri yang terjaga, harga komoditas yang masih tinggi, serta peningkatan aktivitas ekonomi seiring kasus COVID-19 yang semakin melandai.


KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Secara nominal, realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2022 meningkat dibandingkan triwulan III 2022, meskipun secara persentase terhadap pagu mengalami penurunan. Peningkatan terjadi pada Pendapatan Transfer, sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah mengalami penurunan. Peningkatan realisasi pendapatan terutama terjadi pada level Provinsi, sedangkan realisasi di level Kabupaten/Kota sedikit tertahan akibat penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Di sisi lain, realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2022 sebesar Rp23,84 triliun lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada triwulan IV 2021 yang sebesar Rp25,29 triliun. Realisasi belanja mengalami penurunan baik di level Provinsi maupun Kabupaten/Kota akibat penyerapan belanja operasional, belanja modal, dan belanja tak terduga yang lebih rendah, sejalan dengan melandainya kasus COVID-19.


PERKEMBANGAN INFLASI

Secara tahunan, inflasi gabungan tiga kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2022 tercatat sebesar 6,99% (yoy), menurun dibandingkan dengan triwulan III 2022  sebesar 7,35% (yoy). Inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 5,51% (yoy) maupun rata-rata inflasi gabungan kota Provinsi Kalimantan Selatan pada tiga tahun terakhir sebesar 2,74% (yoy). Inflasi gabungan tiga kota IHK Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Kalimantan.

Berdasarkan kelompok komoditas pengeluaran di Kalimantan Selatan, inflasi terutama didorong oleh tekanan harga pada kelompok  makanan, minuman dan tembakau; kelompok transportasi; serta kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga. Berdasarkan komponen pengeluaran, hanya kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami deflasi sebesar 0,51% (yoy) dengan andil -0,02%.  Berdasarkan komoditas, inflasi terutama bersumber dari beras, bensin, angkutan udara, rokok kretek filter, bahan bakar rumah tangga, telur ayam ras, tarif air minum, daging ayam ras, mobil, dan bawang merah.

Secara tahunan, inflasi triwulan I 2023 diprakirakan melandai dibandingkan dengan triwulan IV 2022, sejalan dengan pola musimannya. Normalisasi mobilitas masyarakat dan melandainya permintaan diprediksi akan menjadi menjadi faktor penahan utama didukung berakhirnya momen HBKN Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, penurunan indeks harga energi global diprakirakan akan terus berlanjut walaupun masih pada level yang tinggi, sehingga berdampak pada tarif angkutan udara dan bahan bakar rumah tangga yang berangsur menurun.


PEMBIAYAAN DAERAH, SERTA PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN & USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)

Pada triwulan IV 2022, fungsi intermediasi perbankan di Kalimantan Selatan melanjutkan tren peningkatan sejalan dengan perekonomian yang terus membaik. Kredit perbankan tercatat Rp89,69 triliun, tumbuh 24,62% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan  triwulan sebelumnya sebesar 23,50% (yoy). Peningkatan pertumbuhan kredit terutama bersumber dari peningkatan kredit di beberapa lapangan usaha (LU) utama seperti LU Pertambangan dan LU Industri Pengolahan.

Kredit konsumsi tercatat Rp26,86 triliun atau tumbuh 9,56% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan III 2022 yang tumbuh sebesar 8,61% (yoy) dengan outstanding sebesar Rp26,31 triliun.  Peningkatan terutama bersumber dari peningkatan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Kualitas kredit konsumsi membaik, tercermin dari rasio non performing loan (NPL) sebesar 1,68% yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2022 (1,88%) dan terjaga di bawah ambang batas (threshold) 5%.

Sementara itu, penyaluran kredit korporasi juga mengalami peningkatan didorong oleh penyaluran kredit ke LU utama, yaitu LU Pertambangan, LU Pertanian, dan LU Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR). Kondisi ini sejalan dengan aktivitas ekonomi yang semakin baik sehingga mendorong permintaan kredit oleh pelaku usaha. Berbeda dengan kinerja kredit perbankan umum, penyaluran kredit UMKM di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2022 tumbuh melambat sebesar 16,38% (yoy) dibandingkan 24,42% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Perlambatan terutama didorong oleh perlambatan pertumbuhan kredit skala mikro dan skala kecil. Bank Indonesia terus mendukung pengembangan UMKM baik dari sisi peningkatan produksi, pemasaran, dan akses keuangan, melalui penyelenggaraan berbagai program UMKM bekerja sama dengan stakeholders terkait.


PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2022 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan terjadi pada transaksi menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), sementara  transaksi penarikan tunai menggunakan kartu ATM menurun.  Perkembangan ini sejalan dengan perluasan layanan keuangan berbasis digital. Sementara itu, transaksi uang kartal selama triwulan IV 2022 mengalami net outflow. Kegiatan penukaran uang mengalami peningkatan antara lain didorong oleh peluncuran Uang Rupiah Kertas Tahun Emisi 2022 (Uang TE 2022).


KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Pada triwulan IV 2022, kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami perbaikan sejalan dengan indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang menurun dan peningkatan jumlah penduduk usia kerja (Agustus 2022) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Berdasarkan Lapangan Usaha (LU), penyerapan lapangan pekerjaan pada semester II 2022 (Agustus 2022) didominasi oleh LU Pertanian dengan pangsa sebesar 32,41%. Pada triwulan IV 2022, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Selatan tercatat sebesar 104,93; menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 110,80. Penurunan tersebut terjadi akibat peningkatan indeks harga yang dibayar petani lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan indeks harga yang diterima petani. Pada tahun 2022, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebesar 71,84 meningkat dari tahun 2021 sebesar 71,28. Peningkatan IPM Kalimantan Selatan bersumber dari peningkatan seluruh dimensi umur panjang dan hidup sehat (UHH) serta pengetahuan (HLS dan RLS) dan standar hidup layak (pengeluaran per kapita). ​


PROSPEK PEREKONOMIAN KALIMANTAN SELATAN

Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan pada 2023 diprakirakan melambat dibandingkan 2022 sejalan dengan perlambatan perekonomian global yang berdampak terhadap permintaan domestik dan eksternal. Di sisi penawaran, perlambatan terutama didorong oleh penurunan kinerja LU Pertambangan dan LU PHR. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan produksi batubara yang diprakirakan lebih rendah seiring dengan perlambatan perekonomian negara mitra dagang utama. Di sisi permintaan, perlambatan ekonomi didorong oleh penurunan kinerja konsumsi RT, ekspor, dan impor. Hal tersebut sejalan dengan motif berjaga-jaga masyarakat di tengah potensi resesi perekonomian global. Sementara itu, penyerapan domestik yang meningkat untuk batubara dan CPO juga menahan kinerja ekspor. Impor juga melambat seiring dengan menurunnya  kinerja LU Pertambangan yang terutama berdampak pada impor barang modal seperti alat berat dan kapal.

Di tengah prospek melambatnya perekonomian, inflasi gabungan kota IHK di Provinsi Kalimantan Selatan secara keseluruhan tahun 2023  diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2022 dan kembali berada dalam rentang sasaran 3%±1% (yoy). Kondisi tersebut dipengaruhi oleh permintaan domestik yang terkendali, harga harga migas dunia yang diprakirakan terus berlanjut, serta dampak positif dari perluasan kerja sama antardaerah (KAD) untuk mendukung ketersediaan pasokan, penguatan sinergi dan koordinasi kebijakan yang erat melalui TPID, dan berlanjutnya pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus berlanjut pada tahun 2023.​



Lampiran
Kontak
Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Provinsi Kalimantan Selatan​
Halaman ini terakhir diperbarui 3/8/2023 8:21 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga