Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur​

9/7/2023 12:00 AM
Hits: 895

Laporan Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur Agustus 2023

Nusa Tenggara Timur
Triwulan

E​​KONOMI MAKRO REGIONAL

Perekonomian Provinsi NTT pada triwulan II 2023 tercatat tumbuh sebesar 4,04% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,70% (yoy). Meskipun demikian, pertumbuhan ini masih lebih rendah dibandingkan dengan nasional yang dapat tumbuh sebesar 5,17% (yoy). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT didorong oleh akselerasi konsumsi rumah tangga seiring dengan pencabutan kebijakan pembatasan yang diikuti dengan penetapan status endemi COVID-19. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), LU Perdagangan Besar dan Eceran menjadi sumber pertumbuhan utama di tengah momen libur HBKN Paskah, Idul Fitri, dan Idul Adha. Lebih lanjut, LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tetap tumbuh meskipun melambat seiring dengan penurunan produktivitas padi dan jagung di tengah musim pancaroba dan risiko El Nino yang meningkat. Sementara itu, pertumbuhan LU Konstruksi tetap tumbuh, tetapi tidak setinggi triwulan sebelumnya, sejalan dengan melambatnya kredit konstruksi pada triwulan laporan.

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Realisasi total belanja pemerintah (APBD dan APBN) di Provinsi NTT sampai dengan triwulan II 2023 mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sejalan dengan konsumsi pemerintah yang juga tumbuh. Total belanja tercatat sebesar Rp22,86 triliun, atau tumbuh 0,15% (yoy) dibandingkan triwulan II 2022. Nominal realisasi tersebut mencapai 35,31% dari total anggaran belanja tahun 2023, sedikit lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 35,37%. Dari segi komponennya, hanya belanja APBD kota/kabupaten yang mampu tumbuh, sedangkan belanja APBN dan APBD provinsi mengalami kontraksi. Sementara itu, realisasi pendapatan pemerintah sampai dengan triwulan II 2023 juga tercatat terkontraksi sebesar -11,55% (yoy), terutama akibat menurunnya realisasi pendapatan transfer, baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi. Realisasi anggaran pemerintah menjadi salah satu penopang perekonomian Provinsi NTT, sehingga perlu terus didorong agar dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi.

PERKEMBANGAN INFLASI

Inflasi gabungan 3 kota IHK di Provinsi NTT pada triwulan II 2023 tercatat sebesar 4,58% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 6,57% (yoy). Meskipun demikian, inflasi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi Nasional yang sebesar 3,52% (yoy). Tekanan inflasi terutama masih bersumber dari kelompok transportasi, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Dari kelompok transportasi, komoditas penyumbang terbesar antara lain bensin, angkutan dalam kota, dan angkutan udara. Sementara itu, pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, komoditas beras, rokok kretek filter, dan ikan kembung juga turut menjadi faktor pendorong inflasi.

Pada triwulan III 2023, tekanan inflasi diprakirakan melandai dibandingkan triwulan sebelumnya. Prakiraan ini terutama didasarkan pada faktor base-effect pada komoditas bensin dan tarif angkutan dalam kota yang cenderung tidak lagi mengalami kenaikan sejak triwulan III 2022. Selain itu, curah hujan yang kondusif diprakirakan dapat mendukung produksi hortikultura maupun ikan-ikanan. Di sisi lain, tarif angkutan udara yang masih fluktuatif di NTT seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat dapat menjadi penahan penurunan inflasi lebih lanjut. Selain itu, meningkatnya aktivitas masyarakat secara umum juga dapat menjadi pendorong laju inflasi.

STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAERAH

Secara umum, stabilitas sistem keuangan di Provinsi NTT pada triwulan II 2023 masih tetap terjaga walaupun terjadi perlambatan di beberapa sisi dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari ROA perbankan yang tercatat sebesar 3,31%, lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Adapun fungsi intermediasi perbankan tetap tinggi yang ditunjukkan dengan LDR sebesar 135,09%. Di sisi lain, DPK mengalami kontraksi sebesar -2,15% (yoy), utamanya dipengaruhi oleh kontraksi pada kinerja giro sebesar -35,75% (yoy). Sementara itu, kontraksi DPK diiringi dengan penyaluran kredit yang tercatat melambat, yaitu sebesar 15,70% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Lebih lanjut, tingkat risiko sistem keuangan Provinsi NTT masih terjaga dengan rasio NPL (gross) sebesar 1,88% dan masih berada di bawah level 5%.

 

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Kinerja sistem pembayaran tunai dan nontunai Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan pada triwulan II 2023. Hal ini ditunjukkan oleh indikator sistem pembayaran tunai yang mengalami penurunan, tercermin dari pertumbuhan inflow dan outflow uang tunai yang mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Lebih lanjut,sistem pembayaran nontunai pada transaksi nilai besar juga menunjukkan penurunan yang lebih dalam pada triwulan II 2023 dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, pembayaran nontunai pada transaksi nilai kecil mengalami perbaikan yang tercermin dari perbaikan kontraksi yang tidak sedalam pada triwulan I 2023.

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Pada Februari 2023, jumlah angkatan kerja di Provinsi NTT meningkat sebesar 2,80% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 2,91 juta orang, sedangkan pertumbuhan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan sebesar 0,20%. Kondisi ketenagakerjaan terindikasi membaik, tercermin dari jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan dibandingkan periode. Februari 2022 menjadi 2,82 juta orang atau meningkat sebesar 3,01% (yoy). Selanjutnya, persentase pengangguran mengalami penurunan yang cukup dalam sebesar 3,20% (yoy) atau berkurang sebanyak 2,99 ribu orang. Sementara itu, rasio kemiskinan di Provinsi NTT pada Maret 2023 tercatat sebesar 19,96%, menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, nilai tukar petani (NTP) pada triwulan II 2023 tercatat masih rendah sebesar 96,45.

PROSPEK PEREKONOMIAN

Perekonomian Provinsi NTT pada keseluruhan tahun 2023 diprakirakan tumbuh pada kisaran 3,90 – 4,20 % (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2022. Dari sisi pengeluaran, menguatnya kinerja perekonomian Provinsi NTT ditopang oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga dan investasi. Sementara dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan diperkirakan ditopang oleh langkah antisipatif dan preventif pemerintah dalam menanggulangi dampak dari faktor risiko, seperti: El Nino, PMK, dan ASF sehingga dapat mendorong kinerja LU Pertanian, Peternakan, dan Perikanan. Kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran diprakirakan akan menjadi sumber pertumbuhan utama yang didorong oleh akselerasi aktivitas masyarakat dan kebijakan pemerintah yang mendukung sektor perdagangan. Meskipun demikian, pertumbuhan yang lebih tinggi dapat tertahan oleh risiko El Nino pada semester II 2023 dan meningkatnya ketidakpastian perekonomian global yang berpotensi memengaruhi aliran masuk modal asing ke negara-negara berkembang.

Inflasi Provinsi NTT pada tahun 2023 diprakirakan melandai dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan kembali pada rentang sasaran inflasi nasional pada 3%%±1% (yoy). Tekanan inflasi yang melandai sejalan dengan normalisasi tarif angkutan udara, BBM, maupun tarif angkutan dalam kota setelah high-base effect di tahun 2022, serta harga komoditas global yang mulai melandai menjadi faktor penahan laju inflasi. Selanjutnya, penyebaran virus ASF yang menjangkiti ternak babi di Provinsi NTT menurunkan permintaan terhadap komoditas daging babi. Di sisi lain, pemulihan aktivitas dan permintaan masyarakat seiring dengan pencabutan kebijakan pembatasan COVID-19, peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2023, pelaksanaan ASEAN Summit dan kegiatan berskala nasional maupun internasional di Labuan Bajo, kebijakan kenaikan cukai rokok di tahun 2023, serta risiko El Nino dapat menjadi faktor pendorong inflasi di keseluruhan tahun.



Lampiran
Kontak
​Contact Center BICARA: (6221) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI Provinsi Nusa Tenggara Timur​​​
Halaman ini terakhir diperbarui 9/7/2023 8:40 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga