Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT
pada triwulan II 2019 mengalami akselerasi sebesar 6,36% (yoy), lebih tingg
dibandingkan triwulan I 2019 sebesar 5,45% (yoy) dan nasional sebesar 5,05%
(yoy). Dari sisi pengeluaran, akselerasi pertumbuhan ekonomi didiorng oleh
konsumsi rumah tangga seiring peringatan hari besar keagamaan nasional. Dari
sisi lapangan usaha, akselerasu pertumbuhan ekonomi didorong oleh kinerja
lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan seiring masa panen di
beberapa wilayah Provinsi NTT.
Realisasi pendapatan pemerintah daerah tercatat sebesar Rp 14,15 triliun atau 49%
dari total anggaran 2019. Sementara itu, realisasi belanja
pemerintah daerah tercatat sebesar Rp 12,99 triliun atau sebesar 28,38% dari
total anggaran 2019.
Inflasi Provinsi NTT pada triwulan
II 2019 masih relatif terkendali yakni sebesar 1,35% (yoy), lebih rendah
dibandingkan triwulan I 2019 sebesar 2,12% (yoy) serta di bawah nasional
sebesar 3,28% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditas, inflasi terutama
dipengaruhi oleh kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan seiring
kenaikan tarif angkutan udara di tengah penurunan harga komoditas kelompok
bahan makanan.
Stabilitas sistem keuangan di
Provinsi NTT selama triwulan II 2019 terus terjaga di tengah akselerasi
pertumbuhan ekonomi daerah dan didukung stabilnya risiko intermediasi
perbankan. Kinerja penghimpunan dana pihak ketiga diperbankan meningkat menjadi
7,45% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 3,50% (yoy). Pertumbuhan kredit
rumah tangga tumbuh relatif stabil sebesar 6,15% (yoy) dengan rasio kredit
bermasalah sama dengan triwulan sebelumnya yakni 1,36%.
Pada triwulan II 2019, transaksi
pembayaran tunai di Provinsi NTT menunjukkan kondisi net outflow sebesar Rp 851
miliar. Kegiatan penukaran uang mengalami peningkatan yang signifikan, baik
penukaran uang di kantor Bank Indonesia Provinsi NTT maupun penukaran uang
melalui kegiatan kas keliling. Sementara itu, transaksi nontunai melalui
kliring mengalami penurunan baik volume maupun nominal.
Tingkat kemiskinan Provinsi NTT
tercatat masih mengalami penurunan yang terlihat dari persentase penduduk
miskin yang turun menjadi 21,09% atau 1,14 juta jiwa. Nilai tukar petani (NTP)
mengalami kenaikan menjadi 105,92% dibandingkan triwulan I 2019 sebesar 105,63.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada bulan Februari 2019 tercatat meningkan
menjadi 3,10%, dibawah TPT nasional sebesar 5,01%.
Pertumbuhan ekonomi NTT triwulan IV
2019 diperkirakan pada kisaran 5,15% - 5,55% (yoy) meningkat dibandingkan
kisaran triwulan III 2019, didorong oleh kinerja konsumsi rumah tangga,
konsumsi pemerintah dan ekspor luar negeri. Dari sisi lapangan usaha,
pertumbuhan didorong oleh perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan
sepeda motor. Pada tahun 2019, perekonomian Provinsi NTT diperkirakan tumbuh
pada kisaran 5,40% - 5,80% (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2018 sebesar
5,13% (yoy). Akselerasi pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT dari sisi pengeluaran
terutama didorong oleh peningkatan kinerja PMTB/Investasi dan perbaikan defisit
neraca perdagangan Provinsi NTT. Sementara itu, dari sisi lapangan usaha,
pertanian, kehutanan dan perikanan diperkirakan masih didorong pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2019. Disisi lain, inflasi Provinsi NTT pada triwulan IV
atau tahun 2019 secara keseluruhan diperkirakan pada kisaran 2,40 - 2,80%
(yoy). Pencapaian inflasi tersebut sedikit menurun dibandingkan triwulan III
2019 seiring resiko kekeringan pada triwulan III 2019, yang berdampak pada
ketersediaan pasokan kelompok bahan makanan dan terganggunya produksi
pertanian. Meskipun demikian, pencapaian inflasi tersebut sedikit melambat
dibandingkan capaian tahun 2018 secara keseluruhan sebesar 3,07% (yoy).
Menurunnya inflasi pada tahun 2019 diperkirakan disebabkan oleh terkendalinya
inflasi kelompok bahan makanan seiring peningkatan pasokan bahan makanan
dibandingkan tahun sebelumnya.