Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon
​Badan Pusat Statistik, Dinas Pendapatan dan Aset Provinsi NTT, Dinas Peternakan Provinsi NTT, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara, Badan Koordinasi Penanaman Modal, PT PLN Persero, PT Angkasa Pura, PT Pelindo III, Pertamina, Asosiasi Semen Indonesia, Balai Wilayah Sungai, BMKG, Bank Indonesia
9/2/2019 12:00 PM
Hits: 493

​Laporan Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur Agustus 2019

Nusa Tenggara Timur
Triwulan

Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada triwulan II 2019 mengalami akselerasi sebesar 6,36% (yoy), lebih tingg dibandingkan triwulan I 2019 sebesar 5,45% (yoy) dan nasional sebesar 5,05% (yoy). Dari sisi pengeluaran, akselerasi pertumbuhan ekonomi didiorng oleh konsumsi rumah tangga seiring peringatan hari besar keagamaan nasional. Dari sisi lapangan usaha, akselerasu pertumbuhan ekonomi didorong oleh kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan seiring masa panen di beberapa wilayah Provinsi NTT.
 
Realisasi pendapatan pemerintah daerah tercatat sebesar Rp 14,15 triliun atau 49%  dari  total anggaran 2019. Sementara itu, realisasi belanja pemerintah daerah tercatat sebesar Rp 12,99 triliun atau sebesar 28,38% dari total anggaran 2019.
 
Inflasi Provinsi NTT pada triwulan II 2019 masih relatif terkendali yakni sebesar 1,35% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan I 2019 sebesar 2,12% (yoy) serta di bawah nasional sebesar 3,28% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditas, inflasi terutama dipengaruhi oleh kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan seiring kenaikan tarif angkutan udara di tengah penurunan harga komoditas kelompok bahan makanan.
 
Stabilitas sistem keuangan di Provinsi NTT selama triwulan II 2019 terus terjaga di tengah akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah dan didukung stabilnya risiko intermediasi perbankan. Kinerja penghimpunan dana pihak ketiga diperbankan meningkat menjadi 7,45% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 3,50% (yoy). Pertumbuhan kredit rumah tangga tumbuh relatif stabil sebesar 6,15% (yoy) dengan rasio kredit bermasalah sama dengan triwulan sebelumnya yakni 1,36%.
 
Pada triwulan II 2019, transaksi pembayaran tunai di Provinsi NTT menunjukkan kondisi net outflow sebesar Rp 851 miliar. Kegiatan penukaran uang mengalami peningkatan yang signifikan, baik penukaran uang di kantor Bank Indonesia Provinsi NTT maupun penukaran uang melalui kegiatan kas keliling. Sementara itu, transaksi nontunai melalui kliring mengalami penurunan baik volume maupun nominal.
 
Tingkat kemiskinan Provinsi NTT tercatat masih mengalami penurunan yang terlihat dari persentase penduduk miskin yang turun menjadi 21,09% atau 1,14 juta jiwa. Nilai tukar petani (NTP) mengalami kenaikan menjadi 105,92% dibandingkan triwulan I 2019 sebesar 105,63. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada bulan Februari 2019 tercatat meningkan menjadi 3,10%, dibawah TPT nasional sebesar 5,01%.
 
Pertumbuhan ekonomi NTT triwulan IV 2019 diperkirakan pada kisaran 5,15% - 5,55% (yoy) meningkat dibandingkan kisaran triwulan III 2019, didorong oleh kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan ekspor luar negeri. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan didorong oleh perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor. Pada tahun 2019, perekonomian Provinsi NTT diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,40% - 5,80% (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2018 sebesar 5,13% (yoy). Akselerasi pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT dari sisi pengeluaran terutama didorong oleh peningkatan kinerja PMTB/Investasi dan perbaikan defisit neraca perdagangan Provinsi NTT. Sementara itu, dari sisi lapangan usaha, pertanian, kehutanan dan perikanan diperkirakan masih didorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019. Disisi lain, inflasi Provinsi NTT pada triwulan IV atau tahun 2019 secara keseluruhan diperkirakan pada kisaran 2,40 - 2,80% (yoy). Pencapaian inflasi tersebut sedikit menurun dibandingkan triwulan III 2019 seiring resiko kekeringan pada triwulan III 2019, yang berdampak pada ketersediaan pasokan kelompok bahan makanan dan terganggunya produksi pertanian. Meskipun demikian, pencapaian inflasi tersebut sedikit melambat dibandingkan capaian tahun 2018 secara keseluruhan sebesar 3,07% (yoy). Menurunnya inflasi pada tahun 2019 diperkirakan disebabkan oleh terkendalinya inflasi kelompok bahan makanan seiring peningkatan pasokan bahan makanan dibandingkan tahun sebelumnya.


 
 
 
 
 
 

Lampiran
Kontak
​helmi_b@bi.go.id; benediktus_sk@bi.go.id; chandra_sr@bi.go.id; ferry_aw@bi.go.id; achmad_aa@bi.go.id
Halaman ini terakhir diperbarui 2/17/2021 7:04 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga