Pada triwulan II 2023, perekonomian Bangka Belitung tumbuh terakselerasi. Hal ini tercermin dari angka PDRB yang tumbuh 5,13% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,39% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada triwulan II 2023 utamanya ditopang oleh lapangan usaha (LU) Pertanian, Konstruksi, dan Industri Pengolahan. Dari sisi permintaan, perbaikan pertumbuhan ditopang oleh seluruh komponen pengeluaran yang tumbuh positif, kecuali komponen ekspor barang dan jasa.
Pada triwulan II 2023, realisasi pendapatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di wilayah Bangka Belitung mencapai 43,18% dari pagu, lebih rendah dibandingkan triwulan II 2022 sebesar 48,41% dari pagu sejalan dengan melambatnya pendapatan asli daerah. Namun demikian, realisasi belanja APBD di tingkat provinsi dan kabupaten/kota sebesar 35,64% lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 31,44% dari target. Sementara itu, realisasi belanja APBN pada triwulan laporan mencapai 40,81% dari target, juga lebih tinggi dari realisasi pada triwulan II 2022 sebesar 36,81% dari target.
Pada triwulan II 2023, gabungan dua kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi 2,81% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,00% (yoy). Inflasi didorong oleh kenaikan indeks harga pada kelompok transportasi sebesar 10,13% (yoy) dengan andil inflasi 1,34%; serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,06% (yoy) dengan andil inflasi 0,73%. Seluruh kelompok, kecuali kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, tercatat mengalami inflasi pada triwulan laporan. Secara spasial, kota Pangkalpinang mengalami inflasi 2,57% (yoy), sementara kota Tanjungpandan mengalami inflasi 3,23% (yoy).
Jumlah pembiayaan oleh perbankan di Bangka Belitung pada triwulan II 2023 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Hal ini mencerminkan optimisme dunia usaha dan masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang meningkat. Pembiayaan korporasi mengalami peningkatan mencerminkan perbaikan kinerja dunia usaha. Sementara itu, pembiayaan ke sektor Rumah Tangga (RT) dan UMKM tetap tumbuh meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara keseluruhan, kualitas pembiayaan tetap terjaga, terutama pada sektor Rumah Tangga dan UMKM, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang masih berada di bawah 5%. Sementara itu, rasio NPL pada sektor korporasi masih berada di atas 5%, sehingga perlu terus diwaspadai.
Pada triwulan II 2023, transaksi non tunai di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami penurunan. Hal ini tercermin dari nilai nominal transaksi kliring, QRIS, kartu kredit, dan uang elektronik yang terkontraksi lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya. Akan tetapi, nominal transaksi dengan BI-RTGS dan kartu debit terus menunjukkan tren pertumbuhan dibanding triwulan sebelumnya. Di sisi lain, transaksi tunai di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami net outflow pasca perayaan HBKN Idul Fitri 2023 secara masif oleh masyarakat Bangka Belitung dan perayaan Idul Adha 2023 yang disertai libur cuti bersama dan long weekend sehingga terjadi peningkatan konsumsi dan mobilitas masyarakat.
Kondisi ketenagakerjaan di Bangka Belitung mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi domestik. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat disertai dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang menurun pada periode Februari 2023. Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan II 2023 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Meskipun demikian, Bangka Belitung tercatat memiliki gini ratio terendah dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia.
Kinerja perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2023 diprakirakan terus tumbuh positif didorong oleh kuatnya permintaan domestik dari konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi swasta. Sementara itu, tekanan inflasi pada tahun 2023 diproyeksikan lebih rendah dibandingkan tahun 2022 sejalan dengan stabilnya permintaan masyarakat di tengah jumlah pasokan yang semakin terjaga.